Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Dunia malam Part 2


Gue pusing nih," katanya tiba-tiba sambil memegang kepalanya.
"Kenapa?" tanyaku.
"Gak tau, obatnya kali ya gue mau istirahat bentar ah," katanya lagi sambil berdiri meninggalkanku di sofa.
"Eh mau ke mana?"
"Ke kamar tidur sebentar."
"Oke jangan lama-lama ya tidurnya," kataku sambil membetulkan posisi dudukku di sofa.
"Eh temenin dong masa gue sendirian," katanya, kali ini ia meraih tanganku, menarikku bangkit dari sofa dan menuntunku ke kamar yang baru saja ditinggalkan teman kami.

Aku mulai mengerti maksudnya saat kami sudah berada dalam kamar, menguncinya dan mulai berciuman bibir dengan lebih intens lagi, semakin lama pelukan kami pun semakin erat. Aku mulai menggerakkan tanganku ke belakang tubuhnya, merayap masuk ke dalam kaosnya dan mengusapi punggungnya. Ia pun melakukan hal yang sama. Terasa betapa kenyal buah dadanya terhimpit di depan dadaku. Akhirnya saat-saat yang paling kutunggu beberapa waktu terakhir ini. Bermesraan dan bercinta dengan Nelly. Tanganku semakin bebas bergerak merayapi punggungnya saat aku berhasil melepaskan kaos ketatnya, naik turun melewati seutas tali pengikat bra yang masih terkait kencang. Sementara di bagian depannya kedua belah buah dada Nelly yang kencang semakin nampak menggiurkan untuk dinikmati. Aku mulai menurunkan ciuman-ciumanku ke arah leher Nelly, berputar-putar sebentar di sana dan semakin turun ke lembah halus yang memisahkan kedua belah bukit indahnya. Sementara tangan Nelly terus mengusapi daerah belakang kepalaku sambil sesekali mendorong kepalaku ke depan untuk lebih merekatkan bibirku ke daerah dadanya. Tangannya yang satu lagi bergerak menyusuri punggungku dari dalam kemeja yang kugunakan.

Akhirnya Nelly menjatuhkan badannya ke ranjang dan memandangku dengan pandangan yang sangat menggoda, pandangan yang tidak dapat kulupakan sampai sekarang. Aku pun ikut menjatuhkan badanku menyusulnya ke ranjang, kedua tangannya bergerak menyusuri dadaku yang cukup bidang, dan mengeluarkan satu persatu kancing kemejaku dari lubangnya, melepas kemejaku dan membuangnya entah kemana. Aku semakin meningkatkan seranganku ke sekwilda-nya (sekitar wilayah dada), menyusuri lembah dan bukit indahnya yang masih tertutup bra dengan lidahku dan meremas-remas salah satu buah dadanya dengan tanganku. Merasa belum puas, aku pun meraih kaitan bra Nelly di belakang tubuhnya, cukup repot karena ia sedang dalam posisi terlentang di ranjang. Merasa bahwa aku kerepotan, Nelly pun membantu dengan mengangkat badannya sedikit dan menuntun jari-jariku untuk menemukan kaitan branya.

Sebentar saja kedua bukit indahnya sudah terpampang jelas di mataku, berlapiskan kulit putih halus dengan kedua puting susu mungilnya berwarna merah muda. Aku pun menemukan daerah-daerah baru untuk dieksplorasi dengan lidah dan jari-jemariku (minyak kali dieksplorasi). Aku menikmati hampir seluruh bagian dadanya dengan lidahku kecuali kedua buah puting susunya, aku membuatnya penasaran. Itu terasa saat ia bergerak-gerak sedikit setiap kali ujung lidahku hampir mengenai putingnya, mengharapkanku akan segera melumatnya dengan lidahku, tetapi tidak belum waktunya. Lidahku terus bergerak bolak-balik diantara kedua buah dadanya, naik dan turun tapi tetap berusaha menghindari menyentuh kedua putingnya.

Setelah beberapa menit, aku pun menegakkan kepalaku untuk melihat ekspresinya. Ia tetap memandangiku dengan pandangan yang tidak dapat dilukiskan. Nelly tampak sungguh menggoda dengan salah satu jari di dalam mulutnya. Kurasa ia menghisapinya untuk menambah gelombang rangsangan yang melandanya. Aku pun menurunkan kepalaku lagi, kali ini sasaran lidahku adalah langsung menyentuh putingnya yang kiri. Nelly sedikit terlonjak saat ia merasakan ujung lidahku menyapu halus putingnya dengan tiba-tiba, ia pun menekan kepalaku untuk semakin dekat dengan dadanya. Untuk sementara waktu aku memainkan lidahku di sana, berputar-putar mengelilinginya dan sedikit menjentik-jentiknya, sementara tanganku sibuk memainkan buah dadanya yang kanan. Nelly sudah semakin terangsang karena aku dapat mendengarnya mendesah semakin keras.

Untuk kejutan berikutnya, aku tiba-tiba menghisap putingnya lembut di saat ia tidak menyangka sama sekali. Kembali ia terlonjak untuk beberapa saat dan kemudian semakin dalam menekan kepalaku agar aku tidak melepaskan putingnya dari mulutku. Hal yang sama kulakukan pada puting kanannya aku sangat menikmati lonjakan-lonjakannya saat ia terkejut dengan apa yang kulakukan dengan lidah dan tanganku. Akhirnya aku dapat dengan bebas menikmati seluruh bagian dadanya, memainkan jari-jemari dan lidahku, menjilati dan menghisapi seluruh bagian dadanya bergantian kiri dan kanan, tidak lupa lembah indah di antaranya, lembah yang selama ini hanya bisa kunikmati dari luar saat Nelly berpakaian dengan belahan dada rendah.

Puas dengan kedua buah dadanya, aku mulai memindahkan daerah eksplorasiku turun menuju perutnya yang datar. Lidahku dapat merasakan gerakan halus otot-otot perutnya menerima rangsanganku. Benar-benar perut yang indah. Terakhir kali aku melihat perut seindah ini adalah saat aku bercinta dengan seorang model yang mungkin wajahnya kurang terkenal tapi cukup beberapa kali menghiasi sampul sebuah majalah remaja Ibukota. Sebelum lidahku meninggalkan daerah perutnya, aku meluncurkan sebelah tanganku ke daerah pahanya yang masih tertutup celana jeans. Aku menggerakkannya mondar-mandir menelusuri bagian depan dan dalam pahanya, berkelebat sekilas di depan bagian kewanitaannya menuju sisi satunya, dan kembali lagi. Sampai akhirnya aku berhenti dan mengusapi daerah pribadinya dari luar celananya. Nelly seperti mengerti maksudku, ia menegakkan badannya sedikit dan membantuku membuka kaitan dan retsluiting celananya. Sebentar saja celana itu sudah dapat kutarik lepas, meninggalkan sebuah celana dalam super mini berwarna biru muda bermotif garis-garis masih menempel di badan pemiliknya. Dan aku pun kembali menemukan daerah baru untuk diekplorasi

Posting Komentar

0 Komentar