Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Nikmat terbalut guna guna part 5



“Ohh…..” Winda mendesah… matanya terpejam dikarenakan rasa malu dan rasa nikmat yang bercampur baur… Tubuhnya serasa terbang melayang lepas dari tempat berpijaknya. Kedua tangan Winda semakin erat memeluk leher Johan. Bibir Johan merayap turun dan menciumi leher jenjang yang mulai basah… basah oleh keringat. Bibir berkumis lelaki itu menjejali lehernya dengan gigitan – gigitan kecil yang kurang pahaminya, namun membuat Winda semakin larut…

Sementara itu tangan kiri Johan telah berada pada pertemuan paha wanita muda itu… meski diluar saja dan tidak masuk kedalam celana tidurnya… Winda amat kaget dan tubuhnya terlonjak kaget… serasa tersengat listrik… Tangannya meraba raba mengelus… dengan lincah meskipun pada posisi kaki Winda yang masih merapat. Winda meraih tangan tersebut berusaha melepaskan tangan lelaki itu pada pertemuan pahanya. belum pernah di perlakukan demikian oleh lelaki manapun termasuk suaminya. Johan menurut dan menarik tangannya dan menjauh dari Winda.

Kembali mereka duduk lagi seperti biasa.. begitu juga Winda pun kembali duduk sewajarnya. Johan bangkit melangkah keluar kembali ke rumah kakaknya. Beberapa saat kemudian kembali dengan sebotol air putih beserta 2 gelas beling. Menuangkan air putih tersebut dan memberikannya segelas pada Winda. Dia meminum air tersebut begitu juga Winda. Tubuhnya yang telah menghangat dan berkeringat oleh percumbuan barusan membutuhkan penawar menyegarkan.

Kemudian Johan berdiri, melangkah ke pintu dan menutupkan pintu paviliun tersebut sekaligus menguncinya… dari dalam. Melangkah menghampiri Winda yang masih duduk dan menariknya agar berdiri. Winda menurut dan seakan jadi manusia idiot yang mau saja saat di bimbing lelaki gagah itu ke dalam kamar tidurnya sendiri. Sesampainya dikamar, Johan menutupkan pintu kamar dan menghidupkan lampu tidur yang bersinar temaram. Winda di dudukan oleh lelaki itu dipinggiran ranjang dari besi yang sudah lama dan bermodel antik … diatas spreinya yang berwarna putih. Johan lalu berdiri dan melepas kaos putih berlengannya hingga ia tinggal bercelana santai yang pendek saja….

Kembali dihampirinya wanita muda, meraih dagu lancip Winda dengan tangan kanannya dan menjatuhkan kecupan pada bibir tipis itu. itu Kecupan itu berubah menjadi lumatan dan kuluman menghisap bibir tersebut hingga membuat Winda hampir kehabisan napas sehingga terpaksa membalas karena lidah Johan telah menyelusuri bagian dalam mulutnya… Johan berhenti… memberikan waktu bagi wanita muda itu untuk mengatur napasnya yang tersengal sengal.

Tangan Johan meraih kancing kemeja tidur wanita muda berrkulit putih tersebut. Mencoba melepaskannya dengan perlahan satu demi satu. Winda menahan laju tangan lelaki itu dengan tangannya. Johan tak menggubrisnya dan tetap melakukan hal itu. Setelah kancing tersebut lepas semuanya, disibakkannya kemeja tidur tersebut pada bahunya sehingga bahan tersebut meluncur turun… lepas dari tubuh pemakainya.. dan langsung jatuh ke lantai. Praktis tubuh mulus atas Winda telanjang…!!! hanya sebuah kalung yang biasa dipakainya dan dua cup menutupi bulatan padat yang membusung di dadanya

Johan mulai mengecupi bahu telanjang wanita berkulit putih itu.

“Ohh……” Winda mengeluh, tangannya terpaku pada pinggiran ranjangnya… ada rasa geli..dan gairah yang datang menghampirinya lewat ciuman itu. Ciuman itu merayap ke leher jenjangnya dan turun menyusuri belikatnya ke bawah menemukan lembah kedua bukit dadanya yang mulai berkeringat. Lalu tangan Johan merayap ke belakang menemukan kait pengikat benda pembungkus dada Winda. Satu sentakan kecil membuat kait benda tersebut lepas dan membiarkannya meluncur turun meninggalkan tubuh yang sintal dan mulus itu untuk tergolek menemani kemeja tidur yang telah berada di lantai. Winda berusaha memiringkan tubuhnya agar tidak terlalu terekspos pada lelaki itu… namun dengan kedua tangannya yang berada di balik lengkung punggung Winda. Johan mencoba menahan gerakan itu.

Wajah lelaki itu mendekat pada dada Winda. Lidahnya mulai menjilati permukaan licin dada yang membusung indah tersebut. Bergantian bukit yang kiri dan kanan tak satupun tertinggal… hingga akhirnya bibir berkumis itu mampir pada puncak bukit padat di dada Winda. Kepala Winda langsung terlontar rebah kebelakang…!!! Menggigit dan mengulumnya dengan intens… saat ia menggigit… Winda merasa geli dan segera gairahnya terlecut.

“Ahh….”rintih Winda terlepas begitu saja dari bibir tipisnya. Tubuhnya mulai hangat dan berkeringat, menggeliat-geliat dalam dekapan Johan. Tak kuat ia rasakan deraan nikmat yang melanda segenap penjuru tubuhnya. Tubuhnya lunglai dan seiring dengan itu Johan mulai merebahkan tubuh sintal tersebut perlahan di ranjang bersprey putih. Sedangkan kedua kaki wanita itu masih menjejak lantai. Kini Winda terbaring di ranjangnya sendiri… dengan peluh yang muncul di setiap porinya, tersengal-sengal dalam gemuruh nafsu yang telah membubung…!!!

Johan rebah diatas tubuhnya, diantara kedua kakinya yang masih mengenakan celana tidur telah membuka naluriah. Terasa oleh wanita muda pada perutnya betapa sebuah batang mulai mengeras. Kembali bibir dan lidah lelaki itu mencumbui bukit padat milik Winda yang mulai mengeras dalam nafsu… tak ketinggalan wajah… bibir… leher jenjangnya mendapat kecupan… lumatan yang bertubi-tubi… kedua tangan Johan terkadang menggantikan aksi bibirnya pada dada Winda.

“Uhhh……”desah Winda mulai sering terdengar. Rasa nikmat perlakuan Johan pada tubuhnya membubungkan nafsunya pada titik yang tak bisa kembali… kedua tangan Winda hanya bisa meraih dan mencengkeram pada bahu berkeringat lelaki gagah tersebut… bisa dia rasakan betapa dirinya telah basah disana sini… juga pada kewanitaannya yang mulai berdenyut. Lalu Johan bergerak lagi.. diangkatnya tubuh mulus yang telah telanjang hingga pinggang tersebut… menggesernya lebih keatas hingga kedua kaki Winda kini tergolek di atas ranjang bersprey putih tersebut.

Kembali berbaribg di samping kiri Winda, tangan kanan Johan meraih ke bawah, menemukan karet celana tidur wanita muda itu. Mencoba menariknya. Kaget Winda berusaha mencegahnya… tetapi telah terlambat karena karet celananya telah turun hingga lututnya… dan terus turun hingga akhirnya hanya sehelai kain tipis berwarna putih yang telah basah yang masih menutupi pertemuan batang pahanya. Bulu roma Winda berdiri di dera oleh nafsu yang berkesangatan… seakan ikut merasakan apa yang kan terjadi malam itu.

Kini tangan Johan kiri meraba bagian kewanitaan Winda yang masih terbalut itu dengan jarinya… menekan lepitan belahan kewanitaannya yang basah… itu di luar. Sambil kedua tangan Winda hanya bisa mendekap kepala Johan.. Winda berusaha tetap merapatkan kedua batang pahanya. Namun Johan bergerak ke lain arah menemukan karet kain tipis pembalut pertemuan paha Winda, menariknya perlahan.. dan dengan mudah kain yang berbentuk segitiga tersebut lolos dan meninggalkan tubuh pemakainya menyusul pakaian lain yang telah terlebih dahulu lepas. Semuanya berjalan lancar seolah – olah Winda tak bisa kuasa menolak setiap perlakuan Johan.

Semuanya telah terbuka.. tidak ada lagi ditubuh Winda yang masih tertutup…, terbaring telanjang dalam napas bergemuruh dengan tubuh yang berpeluh disana – sini…!!! Bukit padat di dadanya dengan puncaknya yang berdiri tegak mengkilat di di bawah sinar temaram lampu kamar itu. Winda merasa heran saat itu.. hentakan dalam tubuhnya amat mengelora… ingin semuanya terjadi sesegera mungkin

Posting Komentar

0 Komentar