Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Alfi dan Bu Niken part 4


“Ohh!! A..paa!!” Niken tersentak atas pengakuan jujur anak itu, ia tak menyangka kalau selama ini Alfi kecil memendam hasrat untuk melakukan hal-hal yang tabu pada dirinya.

“Plaakkk!!!!” sebuah tamparan keras mendarat di wajah Alfi. Niken baru tersadar saat dilihatnya hidung Alfi mengeluarkan darah segar.

“Ohh..Ma..afkan ibu Fii, Ibu tidak bermaksud..”

Alfi menepiskan tangan Niken yang hendak menggapainya. Wanita itu menjadi serba salah.

“Baiklah jika ibu tak sudi lagi melihat Alfi”

Alfi berlari pergi meninggalkan Niken

“Fii tunggu! biar ibu obati dulu hidungmu…”

Alfi terus berlari tanpa menoleh lagi ke belakang. Hatinya hancur karena gagal mendapatkan hati wanita pujaannya itu.

 

**************************

 

Sudah tiga hari Alfi tak ke sekolah. Guru wali kelas Alfi memberitahu hal itu pada Niken

“Tak ada berita, mungkin bu Niken tahu keadaan Alfi sebab saya lihat dia akrab dengan bu Niken”

“Emm Saya juga tidak tahu. mungkin ia sedang sakit bu” 

“Ya.. baiklah kalau begitu”

Setelah seminggu Alfi tak juga kunjung masuk.  Niken jadi betul-betul prihatin dan merasa bersalah. Ia menduga pasti penyebab keabsenan Alfi adalah akibat perlakuan kasarnya saat itu. Sungguh ia pun sudah keterlaluan.  Jika dipikir-pikir memang tak ada seorangpun yang dirugikan oleh perbuatan Alfi. Wanita itu  merasakan ada yang sesuatu hilang. Tiada lagi tawa canda Alfi yang selalu menemaninya saat ia memerlukan teman berbagi. Akhirnya Niken mencoba mendatangi rumah Sandra. Ternyata wanita itu sudah berangkat lagi ke kota G. Saat itu hanya bik Nah yang ada.

“Alfi belum pulang non udah seminggu yang lalu dia pamit sama non Dian dan Nadine, katanya ada kemping dadakan dari sekolah” ujar bik Nah menjelaskan.

“kemping bik?”

“iya non emangnya ada apa non?”

“Oh ngga ada apa apa bik. Oh ya apa dia pernah telpon-telpon kemari”

“Wah selama bibik disini dia ndak pernah telpon selebihnya ndak tahu ya non soalnya bibik cuma kerja dari jam 9 sampai 12 menunggu sampai non Dian dan non Nadine pada pulang”

Niken tercenung, rasanya ia tak harus memberitahu kedua wanita Alfi tersebut. Ia akan berusaha mencarinya dulu.

“Yah sudah bik saya permisi dulu”

Tak tahu harus kemana Niken kembali ke sekolah. Namun ia belum menginformasikan keadaan Alfi ke pihak sekolah. Ia masih ingin berusaha mencari tahu keberadaan anak itu.

Seusai bel sekolah. Ia mulai melaksanakan rencananya. Niken adalah wanita yang cerdas,

Ia tahu dimana bisa menemukan Alfi, dipacunya mobilnya menuju ke sebuah tempat yang ia yakini bisa menemukan anak itu.

 

Hari menjelang sore ketika ia sampai di Cottage xxxxx, tempat yang menyimpan sejarah indah bagi si Alfi. Ternyata benar dugaannya. Si resepsionis menjelaskan bahwa memang ada seorang anak sedang menginap sendirian. Kebetulan tempat itu masih disewa selama satu tahun oleh orang tua anak itu. Niken mengaku sebagai tante Alfi agar orang itu mau memberinya kunci serep. Setelah memperoleh apa yang dibutuhkannya, Niken bergegas menuju tempat itu. Niken berhasil masuk, namun lampu cottage semua dalam keadaan mati, dengan hati-hati ia melangkah kuatir tersandung sesuatu dalam kegelapan kamar itu

“Fii …apakah kamu di sana?..” Niken mencoba menyapa anak itu.

Ia berusaha mencari stop kontak lampu namun terdengar suara anak itu

“bu jangan hidupkan lampunya, Alfi mohon..”.

Niken mengurungkan niatnya dan bukan main gembiranya Niken mendengar suara Alfi karena usahanya tidaklah sia-sia. Tadinya ia takut sekali anak itu sudah berbuat nekat

“Fii! Di mana kamu?”

Setelah beberapa detik matanya mulai terbiasa melihat dalam gelap. Barulah ia dapat menangkap bayangan anak itu. Alfi nampak sedang duduk di pinggir tempat tidur di dalam kamar besar. Tubuhnya tertutup oleh selimut tebal, seperti orang kedinginan. Dan memang kondisi kamar itu sangatlah dingin mungkin karena AC-nya dihidupkan selama berhari-hari. Niken mendekat, lalu ia duduk di kasur namun agak berjauhan dari Alfi

“Fii .. sukurlah ibu bisa menemukan kamu, ibu seharian mencari kamu..kenapa kamu tidak pulang-pulang dan tidak ke sekolah?”

“Kenapa ibu mencari Alfi?”

Niken merasa serba salah,

“ibu mau minta maaf atas kejadian tempo hari Fi, ibu khilap” ujar wanita itu lirih,

namun Alfi diam tak berkomentar.

“I..bu ingin mengajak kamu pulang, ibu ingin kamu kembali menjalani hari-hari kamu seperti sebelumnya”

“aiii…..” terdengar Alfi menghelah napas “Alfi ngga mau bu..”

 

“Loh kenapa apa mau membuat orang tuamu kuatir atau kamu masih marah sama ibu?”

“Alfi ngga pernah marah sama ibu malah Alfi kesal sama keadaan Alfi sendiri, seharusnya Alfi ngga ikut tinggal dengan kak Sandra menjalani hidup normal ditengah-tengah masyarakat, biarlah Alfi besar di tempat Alfi dulu dimana orang-orang tidak pernah mempermasalahkan hal tabu dan tidak tabu, Alfi malu terutama sama ibu…”

“Tidak Fii kamu jangan kembali ke tempat itu lagi, kamu juga ngga usah malu ibu sadar kamu tidak salah, ibu juga minta maaf sebab ibu telah lancang mencampuri kehidupan pribadimu”

“Pulang sama ibu ya Fi”

Niken berusaha mencairkan kekerasan hati anak itu, namun Alfi bersikukuh tidak mau diajak pulang. Tiba-tiba terdengar langkah menuju ke arah pintu kamar diiringi suara tawa cekikikan. Dua orang wanita cantik berbusana minim tahu-tahu menerobos masuk. Seorang berambut berwarna merah sedangkan temannya hijau. Niken dibuat terperanjat oleh kedatangan dua tamu tak diundang tersebut.

“Hi  jantan, gimana pestanya malam ini jadi ngga? Hi..hi..hi” salah seorang menyapa Alfi dengan gaya nakal tanpa menghiraukan Niken di situ.

“s..siapaa kalian masuk tanpa permisi?!” Niken terkejut melihat penampilan mereka yang tidak senonoh.

“Wow. wow… rupanya sudah ada yang lebih dulu memacu kuda tunggangan kita” ujar si rambut hijau

“ngga papa kan kita kan bisa main berempat” ujar temannya menimpali.

Niken sudah dapat menduga-duga siapa adanya kedua perempuan itu. Sehingga timbul kemarahannya

“Pergi kalian atau aku panggil satpam buat ngusir kalian!!!” bentaknya

“Loh loh di ajak enak kok malah marah-marah, ….ya udah kalau ngga mau”

“Yuk  kita pergi cari kuda jantan lain saja”

“ya cari yang ngga bawa pengasuh” Ujar si rambut merah  bernada mengejek sambil ngelonyor pergi diikuti oleh temannya.

“Awas kalian!!” kata Niken geram bukan main

Posting Komentar

0 Komentar