Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Alfi dan Lila dokter cantik part 16



Lila tersentak melengkungkan punggungnya untuk menahan penetrasi Alfi. Awal penyatuan itu  telah menciptakan sedikit rasa sakit sehingga Alfi pun menunda dulu tekanannya. Ia menjatuhkan bibirnya kembali menyusu pada putting payudara gadis itu sementara tangannya membelai lembut payudara satunya. Sedikit demi sedikit ia memberikan dirinya untuk dimasuki anak laki-laki hitam ini. Mendorong kemaluannya menerobos lipatan vulvanya. Ia merasakan kehangatan yang lezat ketika penis besar itu menyusup lebih jauh dan lebih ke dalam menembusi nya,

“Oughhh…Fiiiii…” desahnya nikmat setelah titit Alfi berhasil masuk semuanya ke liang senggamanya. Ia merasakan kenikmatan itu makin menyengat mana kala rahimnya terdesak oleh ujung kulup kemaluan Alfi.

 

“Masih sakit kak?” bisik Alfi. Lila menggeleng . Sambil melakukan penetrasi Alfi menatap wajah kekasihnya itu sehingga ia dapat melihat ekspresi Lila.  Mata Lila terpejam rapat di antara kerenyitan dahinya sementara giginya menggigit bibir bawahnya. Ia tahu gadisnya itu tak lagi merasakan sakit namun justru sedang dilanda kenikmatan.

“Ka..kak sayanggg…semua punya Alfi sudah di dalam punya kakak sekarang”

“Be..narkahh?” Lila baru yakin setelah melirik ke arah bukit kemaluannya yang bertumpu dengan bukit kemaluan Alfi.

Setelah organ cinta mereka berdua menyatu erat, kedua kaki indah Lila menyilang dan menjepit pinggang calon suaminya. Sementara jemari lembutnya mencengkram punggung Alfi. Kini tubuh kecil Alfi terjepit di antara montoknya ke dua paha wanita dewasa yang mengapitnya erat siap buat melakukan gerakan persetubuhan. Alfi mulai memaju mundurkan pantatnya. Ia sadar ini baru persetubuhan kali kedua buat Lila dan ia tak ingin Lilapun kesakitan akibat kocokan-kocokan yang cepat. Begitu ketatnya kemaluan mereka bertaut. Entah vagina Lila yang terlalu sempit atau memang ukuran penis Alfi yang tak normal. Bibir vagina Lila ikut tertarik keluar di saat penis Alfi di cabut. Begitupun saat daging hitam itu bergerak menusuk seakan bibir vagina Lila-pun ikut terdorong masuk. Kulit kulup Alfi tertarik keluar sehingga glans penisnya menyentuh dasar vagina Lila yang lembut. Namun Alfi merasa persetubuhan dalam tempo yang lambat seperti ini akan membuat dirinya berejakulasi dengan cepat. Vagina Lila dengan leluasa ‘menyiksa’nya dengan lumatan-lumatan kenikmatan. satu bulan tak bersetubuh sama sekali menjadikan tititnya terlalu sensitive.

“Ouhhhhh…kakakk” desah Alfi.

Lila dapat melihat wajah Alfi yang berubah pucat.

“Fiii…kamu tidak apa-apa kan?” tanyanya ditengah-tengah kenikmatan itu. Ia kuatir jika gerakan-gerakan yang mereka buat menimbulkan rasa sakit bagi kepala anak itu.

“ga pa…pa kak…Alfi..justru lagiii e..nakkk”jawabnya terbata-bata. Lila-pun merasa lega.

 

Sebagai seorang dokter ahli kandungan sedikit banyak ia tahu dan pernah membaca bagaimana cara mempergunakan otot-otot kewanitaan di saat berlangsung persenggamaan. Lila ingin mempersembahkan sebuah kenikmatan terindah bagi Alfi. Ia ingin meninggalkan kesan yang mendalam bagi anak itu. Ia ingin anak itu mencintainya dan tak pernah meninggalkannya. Lalu ia mencoba memperaktekan semua yang ia ketahui  pada persetubuhan mereka saat itu. Otot vaginanya ia kencangkan seolah sedang menahan laju air kencingnya pada saat pipis. Ia lakukan berulang-ulang. Akibatnya sungguh luar biasa. Alfi merasakan kuluman liang senggama gadis itu menjadi demikian tak terkira nikmatnya. Kedua biji matanya sampai terbalik ke atas. Sebenarnya Lila tak butuh melakukan gerakan itu karena vaginanya masih sangat sempit itu cukup untuk membuat Alfi bertekuk lutut.

“Ka..kaakkk manisss…Alfi bakal muncratt  duluannnn….Alfiii nggaa tahann lagiiiiii..Oughhhh” rintih Alfi sambil mendekap erat tubuh Lila. Pantatnya mengocok-ngocok beberapa kali sebelum akhirnya….

“Tumpahkan sayang…tumpahkan semua benihmu di dalam punya kakakkkk” bisik Lila sambil berdebar-debar menanti terulangnya saat-saat pembuahan dirinya oleh Alfi.

Alfi mencoba untuk menahan laju spermanya untuk terakhir kali namun kenikmatan itu sudah mungkin ia tahan lagi. Stok sperma yang terpendam selama hampir satu bulan itu dipompa naik dari testisnya dengan cepat mengalir menyentuh setiap syaraf-syaraf kenikmatan yang ada di alat kelaminnya. Kurang dari satu detik cairan-cairan kental itu akhirnya berhamburan memancar dari ujung kulupnya tanpa tertahankan lagi.

“Aoooooo…kakkkakkkk!!!!” Alfi terpekik sambil menghujamkan titit sedalam mungkin ke vagina Lila.

Crutttttt…..cruuuutttt…crootttttttt…..crotttt…Lila tersentak kaget. Titit besar anak itu mengembang kempis secara cepat di dalam cengkraman  dinding vaginanya. Lalu ia merasakan hentakan-hentak deras  ejakulasi Alfi membentur mulut rahimnya.

 

“Ohhhhh ….Alfiii kamu dapet sayang” Lila dengan pasrah menerima suntikan demi suntikan benih kekasih kecilnya itu.

Ia menunggu dengan sabar Alfi menyelesaikan ejakulasinya hingga tuntas sambil mempererat dekapannya. Lila sangat menikmati indahnya momen itu meski orgasmenya belum ia peroleh. Menit-menit berlalu, setelah orgasmenya reda, Alfi mengangkat wajahnya dari cekungan leher Lila  lalu mengecup kening gadis itu.

“Kamu kalah sayang!” ujar Lila.

“Iya…Alfi kalah sama kakak….memek kakak enak banget..bikin Alfi ngga tahan… sekarang giliran Alfi bikin kakak muncrat” ujar Alfi

“A..pa barusan kamu bilang?” Tanya Lila hatinya tergelitik mendengar kata ‘memek’ yang diucapkan Alfi. Menit-menit sebelumnya Alfi menyebut ‘titit’ buat kemaluannya sendiri dan bukan penis. Inikah bahasa persetubuhan? Terdengar begitu vulgar dan menggairahkan.

“eng… me..mek kakak enak. Ada apa kak?” Tanya Alfi.

“Ngga papa, bi…lang sekali lagi sayang “pinta Lila. Meski bingung Alfi menuruti permintaan kekasihnya itu.

“Memek kakak enak banget, memek kakak legit, memek kakak bisa ngisepin titit Alfi” bisik anak itu di dekat telinga Lila.

“Seperti inikahhh?” tanya Lila sambil mempergunakan otot-otot vaginanya seperti sebelumnya.

“Ohhh..kakaaaakkk”desahan Alfi keenakan. Ia lalu membekap bibir Lila lagi dengan ciuman. Kini Lila baru mengerti sekarang mengapa bocah ini begitu digilai oleh Sandra dan wanita lain yang pernah merasakan hubungan sex dengan Alfi. Titit bocah itu tak mengecil sedikitpun setelah berejakulasi secara dasyat tadi.

Setelah liang senggama Lila licin oleh spermanya. Kini Alfi dapat leluasa melakukan kocokan agak cepat.

 

“E..nak kak?”

Posting Komentar

0 Komentar