Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Alfi dan Lila dokter cantik part 17



“He..ehh…” jawab Lila. Kocokan Alfi kali ini cepat sekali membuatnya melambung.

“Besar ya kak?”

“He.ehhh be..saarrr…Fiiii”

“Kakak suka sama punyaku ya?”

“Iyahh Fiiii…kakakkk sukaa”

Alfi menyusupkan kedua telapak tangannya kebawah pantat montok Lila dan meremasnya. Sementara pantatnya semakin cepat berayun. Ia menggunakan semua kekuatan otot-otot pinggul dan pantatnya buat menaklukan dokter cantik itu. Penisnya yang besar seakan membongkar liang vagina sempit Lila.

“Fiiiii…All.fiiiii” rintih Lila memanggil-manggil nama Alfi diantara kecipak suara kemaluan mereka yang beradu akibat genjotan anak itu.

“Kakak sayang  sudah mau muncrat ya?” Alfi merasa Lila tak akan lama lagi bakal mencapai orgasmenya karena Organ kewanitaan Lila semakin kencang mencengram batang tititnya.

“Ohh…sayangggg punyamu besarrr….punyamuu enakkkk” Bibir Lila meracau tak terkendali. Kepalanya terlempar ke kiri dan ke kanan.

Denyut-denyut nadi ke duanya semakin cepat seiring semakin cepatnya kocokan titit Alfi ke liang senggama Lila. Lila-pun akhirnya telah sampai di puncak kenikmatan itu. Kuku-kuku Lila kuat dengan menancap pada pantat Alfi yang bulat sekujur tubuhnya bergetar hebat merasakan kenikmatan yang ditunggu-tunggunya seperti yang pernah ia alami saat malam ia di gagahi Alfi dulu itu telah datang menyapanya.

“Ouhhh….Fiiiiiiihh  eemfffffff!!!” sebelum pekiknya sempat terlontar buru-buru Alfi menyumbat bibirnya dengan ciuman agar tak membuat heboh rumah sakit.

Memang untuk  urusan ranjang, wanita memang mungkin kurang agresif menyerang. Tapi, untuk urusan orgasme, wanita tetap jadi juaranya!

 

Semua otot-otot kewanitaan Lila berkontraksi berirama dengan sangat cepat dan kuat diikuti di bagian panggul dan rahim. dan diakhiri dengan hisapan kuat pada titit Alfi

lebih kencang dari sebelumnya yang membuat Alfi ikut melambung keenakan. Lila terus mengejang sementara vaginanya berdenyut-denyut terus mengeluarkan cairan kenikmatan .

“Aooooo….Kakkkkkk Lilaaa  enakkk !!!!” Alfi berusaha menahan jeritannya karena sengatan nikmat yang seakan ikut membetot jiwanya bersamaan dengan cengkraman otot-otot vagina Lila yang dasyat pada penisnya. Bahkan saat Lila menghentak seakan vagina gadis itu hendak mencabut putus miliknya. Kedua biji mata Alfi mendelik menahan rasa geli yang menjalar cepat terutama pada bagian kepala penis yang dipenuhi syaraf kenikmatan. Rasa-rasanya ia tak akan menunggu waktu lama untuk kembali berejakulasi. Nikmat itu demikian menggila dan tak dapat  ia  lawan. Sehingga…..

Creetttt…Creett..Crettt

“Kakaaaakkk…Allfiiii muncrattt!!!!! Emmfffffff!!!” Kali ini Lila yang menangkap bibir anak itu dengan ciuman panjang.

Kedua tangan Alfi memeluk pinggang ramping Lila kuat-kuat. Bersamaan dengan penisnya berkejat-kejat keras lalu memuntahkan seluruh sisa spermanya kedalam rahim Lila. Cairan itu melesat bagai peluru dari lubang pipisnya dalam volume yang sangat  banyak. sehingga vagina Lila bagai tak mampu menampungnya semua. Sebagian besar keluar tumpah dan mengotori seprey di kasur. Bahkan setelah menyemburkan banyak mani namun titit Alfi masih terus menghentak-hentak kuat  seakan–akan cairan kental itu tiada habis-habisnya apalagi vagina Lila-pun seakan tak pernah mengendurkan hisapannya pada batang titit Alfi. Semua itu telah menambah panjang sesi orgasme yang mereka alami.

“Uhhh…sayanggg…benihmu banyak sekaliii”desah Lila kala kenikmatan itu mereda. Ia sempat heran mendapati begitu banyaknya jumlah cairan  yang dihasilkan oleh biji pelir anak itu.

 

************************

Malam semakin larut dan jam telah menunjukkan pukul dua dini hari. Sprey kasur Alfi telah kusut tak menentu oleh persetubuhan panas yang tiada henti itu.

“Sudah dulu ya sayang, kakak takut nanti luka di kepalamu berdarah lagi karena terlalu banyak bergerak. Besok-besok kita terusin ya?” bujuk Lila meski Ia tahu banyak dari Niken jika Alfi tak akan berhenti menyetubuhi wanitanya sebelum keduanya berkali-kali mengalami orgasme bahkan hal tersebut dapat berlangsung sampai menjelang pagi tiba. Kalau saja mereka tak sedang di rumah sakit ingin rasanya Lila membiarkan titit besar anak itu mengeram di dalam vaginanya hingga pagi hari.

“Ngga mau…Alfi mau entot kakak sampai pagi .”

“Sayang kamu harus ingat kita sedang di rumah sakit. Nanti ada yang melihat atau mendengar jeritan kita. Kita kan bisa melakukan sepuasnya di rumah kakak saat kamu pulang dari sini”

“Satu kali lagi saja kak…boleh ya?” rengek Alfi.

“Hmm…baiklah tapi hanya satu kali lagi saja” ujar Lila tak dapat lagi menolak meski hatinya was-was takut mendadak ada suster yang memergoki mereka dalam keadaan demikian.

Kali ini orgasme Lila datang lebih cepat dari yang pertama tadi. Seluruh syaraf-syaraf kewanitaannya menjadi sangat sensitive terhadap setiap sentuhan Alfi. Baru di genjot Alfi dua menit ia mengalami orgasme, lalu yang ketiga dan seterusnyapun susul menyusul  tanpa henti. Lila tahu ia telah mengalami multiorgasme. Hal yang didambakan setiap wanita yang pernah merasakan hubungan intim. Ia merasa sungguh takjub pada kejantanan Alfi. Padahal anak itu sudah berkali-kali pula berejakulasi namun tititnya tak pernah menjadi ciut. Hal itu semakin membuat Lila tergila-gila pada bocah itu.

 

“Anak bandel katanya cuma sekali saja…dasar!” ujar Lila di sela-sela napasnya yang belum teratur. Setelah orgasmenya mereda jemarinya mendorong perut Alfi menjauh dari tubuhnya. Alfi dengan berat hati mencabut lepas tititnya pelan-pelan dari kuluman vagina Lila. Sperma berhamburan keluar dari vagina Lila mengalir membasahi seprey.

“Sudah sayang. Besok lagi ya” bisik Lila  berusaha menahan hasratnya sendiri yang masih terus mengukunginya karena Alfi masih saja mencucup puting kirinya di saat gadis itu berusaha mengancingkan bajunya.

“Plokk!” pagutan Alfi akhirnya terlepas dari putting merah itu sehingga Lila dapat mengancingkan seluruh gaunnya.

Setelah membenahi pakaiannya Lila lalu pindah ke sofa. Namun mata mereka masih selalu beradu pandangan dari jauh dan tak kunjung merasa ngantuk. Tiba-tiba perlahan Alfi bangkit dan turun dari ranjang dan berjalan menuju ke sofa dimana Lila terbaring. Lila tersenyum geli. Ia merasa dirinyapun tak berbeda dengan anak itu yang tak ingin detik-detik malam ini berlalu sia-sia tanpa persetubuhan. Di atas Sofa itu ia kembali merasakan daging cinta Alfi memadati vaginanya dan memperoleh beberapa kali orgasme yang kuat sementara Alfi satu kali lagi sebelum akhirnya anak itu betul-betul tak menjamahnya lagi dan kembali ke atas ranjangnya sendiri malam itu. Lila tertidur lelap dengan senyum tersungging di bibirnya. Rasanya kenyataan yang ia alami barusan jauh lebih indah dari segala impiannya pernah ada selama ini.

 

*************************

Beberapa hari kemudian Alfi sudah diijinkan pulang oleh pihak rumah sakit. Dengan merengek Lila memaksa Alfi untuk tidak pulang ke rumah Sriti namun tinggal di rumahnya. Ibu Lila tentu saja tak keberatan Lila merawat anak itu di rumahnya. Wanita tua itu mengetahui jika Alfi terluka karena menolong Lila pada peristiwa penculikan yang menimpa Lila kecuali bagian kejadian saat Lila dicabuli oleh Alfi. Apalagi Alfi merupakan anak asuh Niken teman Lila sejak dulu. Alfi diperbolehkan menempati kamar tamu depan.

“Meski kamu sudah tak dirawat di rumah sakit namun dokter mengatakan kamu harus tetap beristirahat selama beberapa minggu hingga kamu benar-benar pulih Fi” ujar Niken yang saat itu datang menyelesaikan administrasi perawatan Alfi dengan pihak rumah sakit. Niken senang dengan situasi yang berakhir membaik terutama menyangkut hubungan Lila dan Alfi.

“Kakak juga minta maaf tak dapat terus merawat kamu Fi karena kakak di minta Kak Nadine-mu ikut tinggal bersama mereka di kota S buat merawat bayimu” ujar Sriti ikut lega. Iapun dipekerjakan oleh Didiet di dalam perusahaannya.

“Iya kak, sampaikan salam sayang Alfi buat kak Nadine dan juga buat kakak-kakak yang lain, Alfi kangen sama mereka”

“Kamu pasti cepat sembuh Fi sebab ada seorang dokter cantik yang merawatmu di sini” Niken mengerling ke arah Lila membuat gadis itu jadi tersipu malu. Jelas Lila tak dapat menyembunyikan keintimannya bersama Alfi dari Niken.

Sepulang Alfi dari rumah sakit percintaan panas tersebut berlanjut di rumah Lila. Lila menginginkan Alfi untuk menghabiskan setiap malam di tempat tidur dan bercinta dengannya sesering mungkin yang ia ingin.

Posting Komentar

0 Komentar