Didit tampaknya tahu kalau aku mulai terangsang maka kedua tangannya saat ini sedang meremas-remas lembut kedua tetekku.
"Sebentar lagi enak kok Tante"
Lidah dan bibir tidak ada henti-hentinya mempermainkan ketiak kanan plus pinggiran tetek kananku sehingga kepalanya terjepit di sela-sela ketiak kananku yang memegang bahunya sambil meremas-remas kaos yang dipakainya karena menahan geli. Saat itu aku ingin tahu kelanjutan keberanian Didit untuk menikmati tubuhku yang mulus ini dengan berusaha bangkit berdiri.
"Udah stopp!!"
Ternyata Didit menahan tubuhku untuk berdiri, kedua tangannya semakin liar meremas-remasnya dikedua tetekku yang masih terbungkus gaun satinku. Kemudian mulutnya pun mulai mengarah ke tetek kananku. Tangan kiriku mendorong kepalanya dan tangan kananku menampar pipi kanannya.
"Plakk!!"
"Apa yang Didit lakukan hah!!"
Aku mencoba berpura-pura, dan menunggu keberaniannya untuk menikmati wanita chinese yang selama ini tidak pernah diperlakukan atau disentuh oleh laki-laki pribumi apalagi seperti Didit yang hanyalah seorang teknisi. Ternyata tindakanku tadi membuatnya semakin garang. Kedua tangannya kembali hinggap dan meremas-remas tetekku dua-duanya, terkadang memainkan puting dari luar gaun satinku.
"Oohh Ditt.. Ampunn jangan terusinn Tante mau ke pestaa" kata-kataku mulai terbata-terbata menahan rasa tegangan yang mulai mengalir ke ubun-ubun.
"Kita pesta sendiri saja Tante"
Tangan Didit masih memainkan kedua putingku, dan mulutnya bergerak semakin mendekat ke tetek kananku. Didit mulai membuka ikatan gaun satinku yang berada dibelakang leher agar mulutnya dapat melahap bebas kedua tetekku yang tidak memakai BH. Setelah gaunku merosot hingga ke perut mulutnya langsung mengulum habis tetek kananku yang terlihat putingnya berwarna merah kecoklatan.
"Sshh bajingan kamu Ditt.."
Aku mulai mendesah keenakan. Lidahnya bergerak dengan lincah memainkan puting tetek kananku itu. Sedangkan tangannya yang satunya meremas-remas lembut tetekku yang sebelah kiri.
"Bajunya jangan diberantakin Dit.. Sshh.. Nanti Tante harus pergii.. Oohh"
Setelah puas dengan tetekku yang kanan mulutnya pindah ke tetek kiriku. Sedangkan tetekku yang kanan dimainkan dengan tangan kirinya.
"Suka ngisep tetek cina Ditt sshh" kupancing Didit dengan kata-kata yang menggairahkan sambil kedua mataku terpejam.
"Suka banget Tante" Didit semakin kuat menyedot-nyedot tetek kiriku.
"Pernah ngentotin wanita cina nggak Ditt aahh"
"Belum Tante.."
Kedua tanganku meremas-remas rambut Didit yang terasa sangat licin karena sarung tangan satin yang kupakai. Tangannya berpindah meraba dari perut sampai bagian bawah gaunku yang sudah tersingkap kemana-mana. Didit mengelus-elus terus paha kananku bagian dalam. Sedangkan mulutnya pun tidak pernah diam untuk memainkan tetek kiriku.
"Kalau mau ngentotin cina, Tante kasih waktu 10 menit Dit.. Mmhh" aku meregangkan kedua pahaku sehingga terbuka lebar.
"Nggak cukup Tante.."
Tangannya mulai semakin keatas paha bagian dalam, hingga tangannya menyentuh CD g-string ku. Jari tengahnya mencoba bermain diatas CD g-string ku.
"Harus cukup Ditt.. Sshh oohh.. Besok bisa dilanjutin lagi.. Mmhh" sambil terpejam nikmat.
"Maunya saya sekarang Tante"
Tangannya mulai mengelus-elus lembut diatas CD g-string ku yang mulai basah. Kadang mengelus-elus kadang Didit menekan-menekan sedikit pas diatas memekku yang berjembut lebat sehingga CD g-string ku tidak dapat menutupi lebatnya jembutku ini. Jembutku yang tidak tertutup CD g-string ku juga sesekali terkena usapan.
"Tante harus pergi.. Sshh.. Kalau tidak pergi.. Besok Didit nggak bisa ngentotin Tante lagi.. Oohh.." rangsangan yang kudapat begitu hebatnya.
"Besok yah besok Tante, sekarang kita ngentot aja" tangannya masih terus mengusap memekku dari luar CD.
Didit semakin memberanikan diri, bukan tangan saja, tetapi jari-jarinya dimasukin ke CD g-string supaya menyentuh langsung ke bibir memekku.
"Sshh Ditt.. Tante bisa digampar Om kalau nggak pergi sekarang.. Makanya tolong Tante.. Mmhh.. Kalau mau entotin Tante.. SEKARANG!!" aku berteriak saking tidak dapat menahan rangsangan.
"Ok Tante"
Didit mulai menarik CD g-string ku hingga lepas, tapi aku tetap mengenakan sepatu hak tinggiku. Posisiku saat itu masih bersandar disofa dengan pakaian yang sudah tidak karuan lagi. Didit menatap kawah yang sudah amat sangat basah itu dan tercium bau harum ciri khas memek.
"Bentar Tante aku mau bikin Tante semakin horney lagi.."
"CEPETAN BAJINGAN," teriakku semakin tidak sabar.
Mulutnya mulai menciumi dari paha dan akhirnya tertuju ke terminalnya atau memekku. Lidahnya langsung menyentuh pinggiran memekku.
"Aahh," aku berteriak sambil menggeliat.
Akhirnya Didit mulai menjilat memekku dari bagian pinggir. Tanganku menarik kepalanya semakin dalam terbenam di selangkanganku. Sesekali mulutnya menyedot-nyedot bagian dalam memekku.
"
"Sebentar lagi enak kok Tante"
Lidah dan bibir tidak ada henti-hentinya mempermainkan ketiak kanan plus pinggiran tetek kananku sehingga kepalanya terjepit di sela-sela ketiak kananku yang memegang bahunya sambil meremas-remas kaos yang dipakainya karena menahan geli. Saat itu aku ingin tahu kelanjutan keberanian Didit untuk menikmati tubuhku yang mulus ini dengan berusaha bangkit berdiri.
"Udah stopp!!"
Ternyata Didit menahan tubuhku untuk berdiri, kedua tangannya semakin liar meremas-remasnya dikedua tetekku yang masih terbungkus gaun satinku. Kemudian mulutnya pun mulai mengarah ke tetek kananku. Tangan kiriku mendorong kepalanya dan tangan kananku menampar pipi kanannya.
"Plakk!!"
"Apa yang Didit lakukan hah!!"
Aku mencoba berpura-pura, dan menunggu keberaniannya untuk menikmati wanita chinese yang selama ini tidak pernah diperlakukan atau disentuh oleh laki-laki pribumi apalagi seperti Didit yang hanyalah seorang teknisi. Ternyata tindakanku tadi membuatnya semakin garang. Kedua tangannya kembali hinggap dan meremas-remas tetekku dua-duanya, terkadang memainkan puting dari luar gaun satinku.
"Oohh Ditt.. Ampunn jangan terusinn Tante mau ke pestaa" kata-kataku mulai terbata-terbata menahan rasa tegangan yang mulai mengalir ke ubun-ubun.
"Kita pesta sendiri saja Tante"
Tangan Didit masih memainkan kedua putingku, dan mulutnya bergerak semakin mendekat ke tetek kananku. Didit mulai membuka ikatan gaun satinku yang berada dibelakang leher agar mulutnya dapat melahap bebas kedua tetekku yang tidak memakai BH. Setelah gaunku merosot hingga ke perut mulutnya langsung mengulum habis tetek kananku yang terlihat putingnya berwarna merah kecoklatan.
"Sshh bajingan kamu Ditt.."
Aku mulai mendesah keenakan. Lidahnya bergerak dengan lincah memainkan puting tetek kananku itu. Sedangkan tangannya yang satunya meremas-remas lembut tetekku yang sebelah kiri.
"Bajunya jangan diberantakin Dit.. Sshh.. Nanti Tante harus pergii.. Oohh"
Setelah puas dengan tetekku yang kanan mulutnya pindah ke tetek kiriku. Sedangkan tetekku yang kanan dimainkan dengan tangan kirinya.
"Suka ngisep tetek cina Ditt sshh" kupancing Didit dengan kata-kata yang menggairahkan sambil kedua mataku terpejam.
"Suka banget Tante" Didit semakin kuat menyedot-nyedot tetek kiriku.
"Pernah ngentotin wanita cina nggak Ditt aahh"
"Belum Tante.."
Kedua tanganku meremas-remas rambut Didit yang terasa sangat licin karena sarung tangan satin yang kupakai. Tangannya berpindah meraba dari perut sampai bagian bawah gaunku yang sudah tersingkap kemana-mana. Didit mengelus-elus terus paha kananku bagian dalam. Sedangkan mulutnya pun tidak pernah diam untuk memainkan tetek kiriku.
"Kalau mau ngentotin cina, Tante kasih waktu 10 menit Dit.. Mmhh" aku meregangkan kedua pahaku sehingga terbuka lebar.
"Nggak cukup Tante.."
Tangannya mulai semakin keatas paha bagian dalam, hingga tangannya menyentuh CD g-string ku. Jari tengahnya mencoba bermain diatas CD g-string ku.
"Harus cukup Ditt.. Sshh oohh.. Besok bisa dilanjutin lagi.. Mmhh" sambil terpejam nikmat.
"Maunya saya sekarang Tante"
Tangannya mulai mengelus-elus lembut diatas CD g-string ku yang mulai basah. Kadang mengelus-elus kadang Didit menekan-menekan sedikit pas diatas memekku yang berjembut lebat sehingga CD g-string ku tidak dapat menutupi lebatnya jembutku ini. Jembutku yang tidak tertutup CD g-string ku juga sesekali terkena usapan.
"Tante harus pergi.. Sshh.. Kalau tidak pergi.. Besok Didit nggak bisa ngentotin Tante lagi.. Oohh.." rangsangan yang kudapat begitu hebatnya.
"Besok yah besok Tante, sekarang kita ngentot aja" tangannya masih terus mengusap memekku dari luar CD.
Didit semakin memberanikan diri, bukan tangan saja, tetapi jari-jarinya dimasukin ke CD g-string supaya menyentuh langsung ke bibir memekku.
"Sshh Ditt.. Tante bisa digampar Om kalau nggak pergi sekarang.. Makanya tolong Tante.. Mmhh.. Kalau mau entotin Tante.. SEKARANG!!" aku berteriak saking tidak dapat menahan rangsangan.
"Ok Tante"
Didit mulai menarik CD g-string ku hingga lepas, tapi aku tetap mengenakan sepatu hak tinggiku. Posisiku saat itu masih bersandar disofa dengan pakaian yang sudah tidak karuan lagi. Didit menatap kawah yang sudah amat sangat basah itu dan tercium bau harum ciri khas memek.
"Bentar Tante aku mau bikin Tante semakin horney lagi.."
"CEPETAN BAJINGAN," teriakku semakin tidak sabar.
Mulutnya mulai menciumi dari paha dan akhirnya tertuju ke terminalnya atau memekku. Lidahnya langsung menyentuh pinggiran memekku.
"Aahh," aku berteriak sambil menggeliat.
Akhirnya Didit mulai menjilat memekku dari bagian pinggir. Tanganku menarik kepalanya semakin dalam terbenam di selangkanganku. Sesekali mulutnya menyedot-nyedot bagian dalam memekku.
"
0 Komentar