Aku sedikit berteriak menerima serangan tiba-tiba dari Didit, posisi kaki yang sudah diregangkan untuk memudahkan jari-jarinya. Dia mulai beraksi dengan mulutnya menciumi leher jenjangku dan terus turun hingga di depan memekku. Lalu dia mengangkat rok miniku dan melihat memekku yang masih di mainkan dengan jarinya. Sedangkan lidahnya menjilat-jilat di kedua pahaku.
"Oohhss terusshh.. Mmhh.."
Kepalaku menggeleng-menggeleng ke kiri kanan merasakan nikmat yang diberikannya, lift terasa bergerak begitu lambat karena aku melirik ke indikator yang menyala baru di lantai 13. Dan dia mulai merenggangkan kedua kakiku dengan kedua tangannya supaya terlihat jelas memekku. Lalu dia melebarkan bibir memekku dan lidahnya dijulurkan diatas itilku itu dan mulai menggoyang-goyangkan lidahnya diitilku.
"Auugghhss.. Suka itil cina Dit.." dengan suaraku yang menggairahkan itu.
Posisi kakiku sudah terbuka lebar dan punggungku tersandar di dinding lift. Langsung dia menjilat dengan kuat memekku. Sedangkan tangan kananku meremas-remas rambutnya.
"Suka sekali Tante.."
"Kenapa suka Dit.. Mmhh" kata-katanya mulai membakar birahiku.
Kadang jari-jari kedua tangannya mengelus-elus bibir memekku.
"Enak Tante itil cina itu.."
Sesekali lidahnya memainkan itilku. Jari-jari tangannya tak henti-hentinya bermainkan di bibir memekku yang sudah basah sekali. Dia pun mulai menyedot-menyedot itilku.
"Terus Ditthh.. Sshh.." dia berulang-ulang menyedot-menyedot itilku. Kini tangan kiriku menekan-nekan kepalanya.
"Aahhooss.. Shh" aku mendesis keras sekali.
Kadang-kadang salah satu jarinya mencoba untuk masuk kelubang memekku. Dan jarinya mendorong-dorong dilubang memekku sambil lidah mengelus-elus itilku.
"Kyaa.. Mmsooshhgg.."
Aku merasakan jarinya Didit yang begitu enak dan membayangkan apalagi kontolnya. Tak lama kemudian tingg.. Lift terbuka karena sudah tiba di lantai 26. Karena lift terbuka dia menarik mulutnya dari lubang memekku, namun sebelumnya itilku digigit-gigit kecil dan jarinya masuk agak ke dalam.
"Aaww.. Ditt gilaa" aku berteriak sambil mencoba mencari kunci di dalam tas.
"Ayo cepet keluar Dit" dia langsung menyedot itilku dan kemudian dia berdiri.
"Mmhh Ditt.. Jarinya keluarin, Tante susah nih kalau mau melangkah.."
Aku mengeluarkan kunci dari tas. Dia tersenyum sambil mengeluarkan jarinya dari lubang memekku.
"Sorry Tante habis memeknya hangat puisann" sambil tersenyum.
Aku memberikan kunci ke tangannya sambil melangkah keluar dari lift hingga ke depan pintu apartmentku. Dia pun menerima terus berjalan menuju ke pintu mengikutiku. Setelah dibuka dia mempersilakan aku untuk masuk terlebih dahulu.
"Silahkan Tante duluan" sambil senyum-senyum menatap mataku.
Kemudian dia menutup pintu dan mengikutiku. Aku berjalan terus menuju ke tangga dan pantatku sengaja kugoyang-goyangkan melenggak lenggok. Karena dia berjalan tepat dibelakangku, mukanya hampir menyentuh pantatku yang lenggak-lenggok itu, tiba-tiba tangannya memegang pantatku setengah mendorong sambil diremas-remas.
"Mmhh Dit.." sambil berjalan kedua tangannya meremas-remas pantatku.
Aku tersandung dan terjatuh di tangga sehingga posisi aku menungging dengan kedua tanganku bertumpu di lantai tangga. Tangan kirinya menerobos masuk ke rok mini kulitku dan menekan pas dimemekku. Lalu dia menarik kembali.
"Aahh Didit nakal"
Aku mencoba menaiki tangga itu tapi dengan posisi merangkak karena terburu-buru khawatir dia memainkan memekku lagi. Tangannya menahan kakiku yang ingin merangkak dan diregangkan kakiku dengan paksa. Kemudian dia langsung mencium pantatku dan tangannya membuka kedua belah pantatku agar terlihat memekku. Langsung dia memulai lagi jilatan ke memekku.
"Sshh Didditt nakall" aku berteriak keras sekali.
Jari kedua tangannya memainkan di kedua bibir memekku yang lebat akan jembutnya. Aku semakin terangsang karena selama ini aku tidak pernah diperlakukan seperti wanita binal ditangga.
"Oogghhss"
Jari-jarinya masih menahan kedua pantatku yang montok dan mengelus-elus bibir memekku. Lidahnya dijulur-julurkan pas lubang memekku.
"Mmhh"
Aku mencoba terus untuk naik menuju kamarku. Karena aku tetep mencoba merangkak dia pun mengikutinya dan kegiatannya tidak dihentikan. Namun kadang-kadang dia meremas-remas pantatku kuat-kuat dan kadang digigit-gigit pantatku. Sedangkan ibu jarinya menekan-nekan bibir memekku. Karena kakiku terus mencoba naik ke anak tangga, aku merasakan gesekan yang teramat sangat nikmat di dalam memekku.
"
"Oohhss terusshh.. Mmhh.."
Kepalaku menggeleng-menggeleng ke kiri kanan merasakan nikmat yang diberikannya, lift terasa bergerak begitu lambat karena aku melirik ke indikator yang menyala baru di lantai 13. Dan dia mulai merenggangkan kedua kakiku dengan kedua tangannya supaya terlihat jelas memekku. Lalu dia melebarkan bibir memekku dan lidahnya dijulurkan diatas itilku itu dan mulai menggoyang-goyangkan lidahnya diitilku.
"Auugghhss.. Suka itil cina Dit.." dengan suaraku yang menggairahkan itu.
Posisi kakiku sudah terbuka lebar dan punggungku tersandar di dinding lift. Langsung dia menjilat dengan kuat memekku. Sedangkan tangan kananku meremas-remas rambutnya.
"Suka sekali Tante.."
"Kenapa suka Dit.. Mmhh" kata-katanya mulai membakar birahiku.
Kadang jari-jari kedua tangannya mengelus-elus bibir memekku.
"Enak Tante itil cina itu.."
Sesekali lidahnya memainkan itilku. Jari-jari tangannya tak henti-hentinya bermainkan di bibir memekku yang sudah basah sekali. Dia pun mulai menyedot-menyedot itilku.
"Terus Ditthh.. Sshh.." dia berulang-ulang menyedot-menyedot itilku. Kini tangan kiriku menekan-nekan kepalanya.
"Aahhooss.. Shh" aku mendesis keras sekali.
Kadang-kadang salah satu jarinya mencoba untuk masuk kelubang memekku. Dan jarinya mendorong-dorong dilubang memekku sambil lidah mengelus-elus itilku.
"Kyaa.. Mmsooshhgg.."
Aku merasakan jarinya Didit yang begitu enak dan membayangkan apalagi kontolnya. Tak lama kemudian tingg.. Lift terbuka karena sudah tiba di lantai 26. Karena lift terbuka dia menarik mulutnya dari lubang memekku, namun sebelumnya itilku digigit-gigit kecil dan jarinya masuk agak ke dalam.
"Aaww.. Ditt gilaa" aku berteriak sambil mencoba mencari kunci di dalam tas.
"Ayo cepet keluar Dit" dia langsung menyedot itilku dan kemudian dia berdiri.
"Mmhh Ditt.. Jarinya keluarin, Tante susah nih kalau mau melangkah.."
Aku mengeluarkan kunci dari tas. Dia tersenyum sambil mengeluarkan jarinya dari lubang memekku.
"Sorry Tante habis memeknya hangat puisann" sambil tersenyum.
Aku memberikan kunci ke tangannya sambil melangkah keluar dari lift hingga ke depan pintu apartmentku. Dia pun menerima terus berjalan menuju ke pintu mengikutiku. Setelah dibuka dia mempersilakan aku untuk masuk terlebih dahulu.
"Silahkan Tante duluan" sambil senyum-senyum menatap mataku.
Kemudian dia menutup pintu dan mengikutiku. Aku berjalan terus menuju ke tangga dan pantatku sengaja kugoyang-goyangkan melenggak lenggok. Karena dia berjalan tepat dibelakangku, mukanya hampir menyentuh pantatku yang lenggak-lenggok itu, tiba-tiba tangannya memegang pantatku setengah mendorong sambil diremas-remas.
"Mmhh Dit.." sambil berjalan kedua tangannya meremas-remas pantatku.
Aku tersandung dan terjatuh di tangga sehingga posisi aku menungging dengan kedua tanganku bertumpu di lantai tangga. Tangan kirinya menerobos masuk ke rok mini kulitku dan menekan pas dimemekku. Lalu dia menarik kembali.
"Aahh Didit nakal"
Aku mencoba menaiki tangga itu tapi dengan posisi merangkak karena terburu-buru khawatir dia memainkan memekku lagi. Tangannya menahan kakiku yang ingin merangkak dan diregangkan kakiku dengan paksa. Kemudian dia langsung mencium pantatku dan tangannya membuka kedua belah pantatku agar terlihat memekku. Langsung dia memulai lagi jilatan ke memekku.
"Sshh Didditt nakall" aku berteriak keras sekali.
Jari kedua tangannya memainkan di kedua bibir memekku yang lebat akan jembutnya. Aku semakin terangsang karena selama ini aku tidak pernah diperlakukan seperti wanita binal ditangga.
"Oogghhss"
Jari-jarinya masih menahan kedua pantatku yang montok dan mengelus-elus bibir memekku. Lidahnya dijulur-julurkan pas lubang memekku.
"Mmhh"
Aku mencoba terus untuk naik menuju kamarku. Karena aku tetep mencoba merangkak dia pun mengikutinya dan kegiatannya tidak dihentikan. Namun kadang-kadang dia meremas-remas pantatku kuat-kuat dan kadang digigit-gigit pantatku. Sedangkan ibu jarinya menekan-nekan bibir memekku. Karena kakiku terus mencoba naik ke anak tangga, aku merasakan gesekan yang teramat sangat nikmat di dalam memekku.
"
0 Komentar