Tangan kananku berusaha membebaskan kontolku yang sudah sangat tegang dari penghalang, dengan sekali tarikan, seluruh kancing celanaku langsung terbuka… kontolku langsung menyeruak, berdiri dengan kokoh juga keras… kuturunkan celanaku perlahan-lahan tanpa sepengetahuan Bu Indah. Setelah itu, tangan kananku menyibakkan rok longgarnya sambil mengelus dan meraba-raba pahanya.. makin ke atas, hingga tiba pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam warna hitam tipis.
Kuletakkan telapak tanganku dengan perlahan, kuusap-usap dengan lembut…. kugesek-gesek jari tengahku di celah bibir memeknya … tubuh Bu Indah tiba-tiba tersentak, tangannya menggapai-gapai berusaha menarik tangan kananku… ” Boy… jangannn… oohhh…mmhhmm…. oh.. ja..ja..ngannnn…. mmhmm… oohhh…aaahh… Boooy…. mmmhhmmm… mmmhhmm…..”, desahannya makin keras… seperti merintih kesakitan… tangannya terus menggapai tanganku. Ketika tanganku terpegang, langsung ditariknya ke buah dadanya… sejenak ku ikuti kemauannya. Kedua buah dadanya kuremas sambil menyedot-nyedot dan menggigit putingnya.
Mulut Bu Indah terus merintih-rintih nikmat… tangan kananku terus berusaha membuka celana dalamnya, tapi selalu gagal karena pahanya dirapatkan dan tangan kirinya memegangi tanganku. Berkali-kali kucoba, tapi selalu gagal…. Mulutku kuarahkan kembali ke mulutnya… bibirku dan bibirnya menyatu… saling mengulum… menyedot…. menggigit… dan buah dadanya kuremas dengan kuat…. ” Mmmmmhhmmm…. mmmmhhhmmm….mmhhmmmmmm…. mmmhhmmm … “, dia merintih-rintih sambil berciuman. Kedua tangannya menjambak rambutku, kedua pahanya merenggang sendiri.
” Nah, sekarang “,kuambil gunting kecil dari celanaku, kutarik roknya lalu perlahan-lahan sekali dan tanpa menyentuh memeknya, sedikit demi sedikit kugunting bagian depan celana dalamnya dan aku berhasil tanpa disadari olehnya. Nafsuku semakin berkobar membayangkan kenikmatan saat kontolku keluar masuk lobang memeknya. Sedikit demi sedikit aku menggeser tubuhku ke antara dua pahanya, tanpa ada paksaan, kedua pahanya berhasil kurenggangkan hingga tubuhku ada diantaranya dengan posisi bertumpu pada lutut.
Tubuh Bu Indah kutarik sedikit demi sedikit ke pinggir sofa saat mulutku menciumi bibirnya. lalu lehernya kujilati… terus turun… ke buah dadanya… kumainkan lidahku di perut dan pusarnya… Tubuh Bu Indah semakin menggelinjang gelinjang dan rintihannya semakin keras, ” Ooohhhh… aaahhhh… ooohh… oooohhh…. aahhh…. Booy… aaahhhh…. geliiii…. oohhh…. aa..aahhkkhhh…..”. Ketika posisi lobang memek Bu Indah agak ke pinggir sofa, akupun mulai merangkak naik sambil mengusapkan ludah di kepala kontolku yang sudah sangat keras… bibirku dan bibirnya kembali bersatu… kami berciuman agak lama… nafasku dan nafasnya semakin memburu… badannya sudah licin oleh keringat, sorot matanya sayu dan pasrah….
Kuangkat kaki kanannya lalu kuletakkan di atas meja, kedua pahanya semakin merenggang…lalu kugenggam batang kontolku, kuarahkan kepalanya tepat di depan lobang memeknya…, bulu-bulu tipis halus terasa menyentuh tanganku…. Aaahhh, belahan memek Bu Indah pasti terlihat jelas… bulu memeknya yang tipis halus tak mungkin akan menutupinya… sambil membayangkan bentuk memeknya, kudorong pantatku dengan sepenuh perasaan…. perlahan namun pasti…. kepala kontolku mulai menyentuh bibir memeknya…. masuk sedikit demi sedikit…..
Kualihkan perhatian Bu Indah dengan memainkan lidahku di lobang kupingnya, ” Ibu cantik sekali… maafin Boy Bu… Bu Indah sayaaangg… maafin Boy ya… ” bisikku, kugenggam keras tangan kanannya dengan tangan kiriku…., ” Booy…. oohhh…aahhh…. sudahh yaa… aa..ahhh…. ooohhh…. jangan diteruskan…. Boooy … please… su…su.dah … Ibu takuutt….”, rintih Bu Indah dengan lirih…. Pantatku terus kudorong…, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke lobang memek Bu Indah yang sudah basah dan licin tapi sangat sempit…. lalu kugesek-gesek dan kutekan perlahan… tangan kananku terus menggenggam batang kontolku… membimbing hingga semuanya masuk.
Kontolku semakin berdenyut-denyut… ketika kepala kontolku masuk…. tubuhnya tersentak… mata mendadak terbelalak kaget…. tangan kirinya menahan perutku menahan dorongan pantatku… tapi tanganku terus menggerak-gerakkan kontolku… kutekan sedikit… kutarik…. kugesek-gesekan ke itil nya… kutekan lagi… kuputar-putar… kugesek-gesek lagi itil nya… hingga dia meratap sambil merintih-rintih nikmat, ” Oooohhh…oohhh…aahh…oohhh….. Booy…. Booyy…. ja..ja..nnggan… ooohh… oohh.. jangan….. mmmhhmmmmm… sakiiitt.. aahhh..uuhhh… sakkkiitt.. Ibu..nggak mau… Booy… oooohh… Booy… jja..ja..ngaaan… a..duuuh…nggg…akh…aahhh…mmhmm..nnggg…. uuhhh…”
Walaupun memek Bu Indah sudah basah dan licin, kontolku hanya masuk sepertiganya… sempit sekali… ketika kudorong dorong pantatku lebih kuat, tubuh Bu Indah bergetar…. rintihannya semakin keras seperti jeritan-jeritan keci, ” Boooyy…. aaahhhhhh……aa…aahhhh… uuuuhhhh….. uuhhh… ooohhhhhh….. aaaaaa…. sakiiittt….aww…..mmmmhhmmm……ooohhhh….. mmmmhhmm… nnggak mauu…. Boooyy…. sakiiittt….. Boy.. Booy…Booooy….. Booooooooy……. aaaaaaaaaahhhh
0 Komentar