Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Gairah istri orang #1


Sejak kepindahan kost ku ke daerah Depok, aku bertetangga dengan keluarga Pak Sukarta. Pegawai Pemda DKI ini tinggal bersama istrinya dan menantunya yang biasa dipanggil Teh Euis oleh para tetangga lainnya (teh atau teteh artinya kakak perempuan dalam bahasa sunda, digunakan untuk memanggil perempuan muda, sama seperti mbak dalam bahasa jawa)

Teh Euis yang telah mempunyai anak dua itu tinggal bersama mertuanya, karena suaminya mencari nafkah ke Qatar hampir setahun yang lalu. Usia Teh Euis aku taksir sekitar 30 tahunan, atau tepatnya 37 tahun ketika aku tak sengaja mendengar salah seorang ibu tetangga menanyakan usia menantu Pak Sukarta ini.

Satu hal yang menarik dari menantu Pak Sukarta ini adalah pakaian yang dikenakannya sehari hari. Ibu muda ini selalu berpakaian menutup rapat sekujur tubuhnya kecuali wajahnya dan telapak tangannya. Ibu Muda beranak dua ini selalu kulihat memakai jilbab yang lebar dan pakaian yang panjang longgar hingga mata kaki, bahkan sepasang kakinya selalu kulihat memakai kaos kaki kadangkala berwarna krem atau putih.

Sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikan menantu Pak Sukarta yang kelihatan alim itu, namun kalau aku berangkat kuliah, aku sering ketemu Teh Euis pulang dari belanja di pasar. Setiap kali bertemu, Teh Euis selalu menyapaku ramah dan melempar senyum manisnya yang membuat aku menyadari Teh Euis mempunyai paras wajah yang cantik. Wajah wanita tetanggaku yang selalu terbalut jilbab lebar ini mirip sekali dengan aktris Marissa Haque.

Satu setengah bulan sudah aku kost di Depok, dan kadang kala aku berpikiran tentang Teh Euis yang cantik itu. Apakah Teh Euis tidak merasa kesepian ditinggal begitu lama oleh suaminya, namun melihat Teh Euis yang alim itu aku nggak berani berpikir kotor kepada wanita ini.”

Keindahan yang tersembunyi” gumamku kalau mengingat Teh Euis yang berwajah mirip aktris Marissa Haque, namun tubuhnya selalu tersembunyi dalam pakaian dan jilbab panjangnya yang rapat.


Tubuh Teh Euis pun kulihat cukup tingi untuk ukuran wanita, aku pernah melihat ibu muda ini sama tinggi dengan Pak Sukarta ketika dia berjalan bersama mertuanya, dan aku tahu tinggi mertua Teh Euis ini 165 cm, berarti tinggi Teh Euis juga 165 cm.

Senja itu aku baru pulang dari praktikum kimia. Hari sudah mulai gelap, termasuk daerah di sekitar kostku. Waktu aku lewat di samping rumah Pak Sukarta, aku melewati salah satu jendela di rumah Pak Sukarta yang memang sedang diperbaiki. Mungkin karena sedang diperbaiki, jendela itu tidak tertutup sempurna. Aku melihat ada beberapa lubang kecil pada jendela yang tengah diperbaiki itu dari sinar lampu dalam rumah yang keluar lewat lubang-lubang kecil itu.

Melihat lubang-lubang kecil itu timbul rasa isengku untuk mengintip ke dalam. Dengan hati-hati aku segera menempelkan mataku pada lubang-lubang kecil tersebut, beberapa saat kemudian aku menemukan lubang yang cukup besar untuk mengintip. Ternyata jendela tersebut adalah jendela sebuah kamar, entah kamar siapa.

Beberapa saat aku mengintip melalui lubang tersebut, namun keadaan kamar yang terang benderang itu terlihat sepi. Ketika aku hendak mengakhiri aktivitas mengintipku, tiba-tiba aku melihat pintu kamar itu terbuka dan aku lihat seorang masuk ke dalam kamar. Aku belum begitu jelas siapa orang itu, namun setelah orang itu sampai ke tempat yang lebih terang aku baru melihat ternyata orang tersebut adalah seorang wanita muda. Agaknya wanita itu baru selesai mandi ketika aku melihat rambut panjang ikalnya yang basah serta handuk yang melilit tubuhnya. Sesaat aku heran, karena aku tak mengenal dan tak pernah melihat perempuan berkulit putih ini sebelumnya

Posting Komentar

0 Komentar