Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Gairah istri orang #2

Namun sekejap kemudian darahku terkesiap ketika aku mengamati wajah perempuan ini lebih seksama.

“Teh Euis!!” desisku tertahan.

Wajah cantik Teh Euis yang mirip Marissa Haque teramat mudah dikenali. Tubuhku sesaat menggigil menyadari perempuan yang tengah kuintip ini adalah Teh Euis yang alim berjilbab itu. Aku tak pernah melihat tubuhnya kecuali hanya wajahnya yang terbalut jilbab lebar serta telapak tangannya yang putih terlihat halus. Namun saat ini perempuan berjilbab itu aku lihat hanya berlilitkan handuk pada tubuhnya. Mendadak timbul keinginanku untuk mengintip Teh Euis yang agaknya hendak berganti pakaian setelah dia mandi.

Dengan berdebar-debar aku berusaha lebih jelas melihat melalui lubang kecil tersebut, namun aku harus kecewa karena dari lubang pengintip itu, aku hanya mampu melihat tubuh Teh Euis sampai dari kepala sampai ke pinggangnya karena pandangan dari sebagian lubang pengintip itu memang tertutup sebuah lemari buku. Walaupun hanya sebagian tubuh Teh Euis yang terlihat, tubuhku sudah menggigil menahan birahi. Mataku membuka lebar-lebar ketika aku lihat Teh Euis melepas handuk putih yang melilit tubuhnya. Aku yakin tubuh menantu Pak Sukarta saat ini telanjang bulat. Sayangnya aku hanya mampu melihat dari kepalanya hingga ke pinggangnya.

Aku menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Teh Euis yang terlihat lewat lubang pengintip. Mataku lekat menatap leher jenjang ibu muda ini yang terlihat mulus menggiurkan, lantas mataku menyusuri ke bawah hingga kulihat sepasang buah dada Teh Euis yang telanjang. Nafasku mulai terengah dan kemaluanku pun mulai tegang ketika mataku lekat di dada Teh Euis. Sepasang payudara ibu muda yang cukup montok ini masih terlihat kencang, walaupun tidak sekencang payudara seorang perawan. Kulitnya yang putih mulus dengan puting susu yang kecoklatan membuat buah dada Teh Euis terlihat menggiurkan dan membangkitkan birahiku.

Namun aku hanya mampu menikmati keindahan payudara Teh Euis saja, karena ketika mataku menyusuri ke bawah payudaranya, lemari buku sialan itu menghalangi pandanganku, padahal aku tahu Teh Euis tengah telanjang bulat saat ini. Nafasku terengah-engah melihat Teh Euis yang kemudian mengenakan BH untuk menutupi sepasang buah dadanya yang sedang menjadi santapan mataku. Aku mengakhiri keasyikanku ketika Teh Euis telah mengenakan pakaian, sebuah jubah panjang berbunga-bunga. Akhirnya aku kembali ke tempat kostku yang terletak di samping rumah Pak Sukarta dengan birahi yang memuncak.

Rasa seganku kepada Teh Euis yang berjilbab itu berganti rasa birahi yang meTetehar. Ketika aku di kamar, aku mengocok kemaluanku sembari membayangkan kedua buah dada Teh Euis kulihat telanjang tadi. Aku membayangkan yang sedang mengocok-ngocok kemaluanku adalah tangan Teh Euis dengan dada montoknya yang telanjang… mmm.. aku cuma bisa mendesah-desah dan menggigit bibirku menahan nikmat, sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku ketika tubuhku bergetar hebat disertai muncratnya air mani kental dari ujung penisku dan eranganku menyebut nama wanita tetanggaku itu, membayangkan keindahan yang kuintip tadi

Posting Komentar

0 Komentar