Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

BUDAK SEX BU ANA #10


Dengan cepat dia memindahkan semprotan air seninya ke arah wajahku. Dengan cepat aku meneguk cairan yang tersisa di mulutku. Baru setelah itu aku kembali dapat bernafas dengan mulutku. Jantungku berdetak dengan cepat. Dengan susah payah kuatur nafasku yang terengah-engah. Mataku yang tersiram sedikit terasa perih maka itu ku pejamkan kedua mataku. Tak lama kemudian Ibu Anna selesasi mengeluarkan semuanya. Dia melepaskan jepitan tangannya pada hidungku. Baru pada saat itu aku dapat mencium bau pesing dari air kencing Ibu Anna. Perutku terasa kembung oleh cairan itu. Wajah dan rambutku hampir semuanya tersiram air kencing Ibu Anna. Aku masih tidak bisa membuka mataku karena perih terkena cairan itu. Kemudian aku mendengar langkah kaki Ibu Anna meninggalkan ruangan itu.

Aku ditinggalkannya sendirian dalam ruangan ini. Tanganku yang tertindih tubuhku terasa sakit dan pegal sekali. Kedua telapak kakiku terasa dingin karena tidak dialiri darah. Hal ini masih lebih baik jika dibanding Ibu Anna masih disini. Entah dengan cara apa lagi dia akan menyiksaku. Dengan cepat lelah menyerang tubuhku. Aku mencoba untuk tidur dengan keadaan demikian, namun dengan cepat aku terbangun.

Lama kelamaan aku makin merasa tersiksa dalam posisi demikian. Tubuhku sudah kering, demikian juga dengan wajahku yang tadi dikencinginya. Bau pesing tidak dapat hilang, tiap kali aku bernafas bau itu tercium juga. Namun yang paling parah adalah tangan dan kakiku yang sakit sekali. Entah berapa lama aku dalam keadaan demikian. Perasaanku aku sudah berjam-jam di dalam kamar mandi itu.

Aku mendegar seseorang masuk ke dalam kamar. Sesaat kemudian Ibu Anna masuk ke dalam kamar mandi itu. Dia mengenakan baju bali tipis berwarna putih dan celana yang sangat pendek. Puting susunya tercetak jelas di pakaiannya. Dia tersenyum melihat keadaanku.

“Turuti semua perintah Ibu, kalau tidak mau di hukum lebih parah, “ katanya padaku.

Dengan susah-payah aku mencoba untuk mengangguk.

Ibu Anna berjalan ke arahku, lalu tangannya menyalakan shower dan mulai menyiram tubuhku. Tampaknya dia sedang membersihkan tubuhku dari sisa-sisa air kencingnya. Setelah kira-kira sudah bersih dia menghentikan pekerjaannya, lalu tangannya mulai membuka ikatan di mulutku. Aku merasa lega sekali ketika ikatan di mulutku sudah terbuka. Rongga mulutku kering dan rahangku terasa pegal sekali akibat mulutku terus-menerus dipaksa terbuka,..

Posting Komentar

0 Komentar