“Sst Ndi Mmh Sst Ce Petan Sst ” pinta Helen pada saya karena saya memperlambat sodokan kontol saya
“Mmh Nah Gitu Ter Us Ssttss ”
“ Helen En Ak Nggak Sst ?” tanya saya tersengal-sengal karena Helen semakin aktif memutar-mutar pinggulnya, bahkan tangan kanannya memegang pantat saya dan menekannya dengan keras hingga kontol saya semakin dalam masuk ke vaginanya
“Sstss Enak Ndi Sstt ” jawabnya lirih karena kedua tangan saya silih berganti meremas payudaranya yang kadang-kadang saya isap puting susunya bergantian
“Sstssrtt Udah Ndi Kelu Arin Samaan Sst ” pinta Helen yang rupanya sudah tidak tahan pada sodokan kontol saya yang keluar masuk makin cepat diimbangi pula dengan cepatnya goyangan pinggul Helen
“I Ya Helen Sst ” desis saya lirih karena saya dengan kuat juga diputar-diputar oleh pinggul Helen yang kencang itu hingga kontol saya rasanya senut-senut dijepit oleh vaginanya
Beberapa puluh menit saya dan Helen melakukan making love itu dengan bersemangat hingga kepala Helen menoleh ke kiri-ke kanan tak beraturan Rupanya pertahanan saya sudah akan bobol dan akhirnya saya memberi aba-aba pada Helen disertai dengan pelukan Helen yang makin kencang
“Sst Ayo Helen Sst ”
“Ssrtrrsst Arkhkk ” jerit Helen melengking sambil menjepit kontol saya dengan erat, disertai sodokan kontolku yang makin cepat dan akhirnya
Crot croot croot Tiga kali tembakan saya muntahkan dalam vaginanya tapi masih di dalam kondom Helen akhirnya lunglai sambil memeluk saya dengan hangat
“Hahh Lega rasanya ”
“Gimana rasanya Helen?” tanya saya sambil membelai rambutnya yang harum itu
“Enak gila” jawabnya sambil tersenyum
Selama dua hari, sejak kejadian itu saya sering melakukan making love dengan Helen, bahkan sering Helen yang memulai lebih dulu Akhirnya pada hari terakhir saya mengantar Helen ke bandara Selaparang Hari masih pagi kira-kira jam 05 25, karena pesawatnya akan berangkat jam 07 00 Mungkin Helen masih ingin curhat pada saya mengenai beberapa hal
“Wah, masih sepi ya ”
“Iya Helen, baru kita aja yang datang, tapi nggak apalah, kita khan bisa ngobrol” jawab saya santai
“Iya, ya”
Pagi itu Helen mengenakan hem yang baru dibelinya dan dipadu dengan rok jins mini kesukaannya yang berwarna putih Setelah mengobrol sekitar lima belas menit, Helen kelihatannya gelisah dan mengajak saya ke toilet wanita
“Saya tunggu di sini ya”
“Udah ayo masuk, mumpung nggak ada orang” pinta Helen sambil menggandeng tangan saya masuk ke toilet wanita itu
Lalu kami masuk ke kamar mandi di pojok yang kosong Gila juga Helen, nanti kalau ada yang tahu bagaimana, pikirku Belum sempat saya berpikir panjang, Helen sudah melepas celana dalamnya yang berwarna merah dan mendorong saya duduk di atas toilet modern itu
“Eh Helen Gimana kalo ada orang nich” jawab saya bingung, tapi akhirnya saya lepas juga celana jins beserta CD saya hingga si boy nongol dengan tegaknya
“Sst Udah diam aja kamu” jawab Helen sambil meremas kontol saya hingga tegak sempurna
“Tapi belum pake kondom nich”
“Nggak usah, Helen pengin yang original, ayo ” pintanya sambil mengarahkan kontol saya pada vaginanya
Saya juga membantunya dengan memegang pantatnya hingga masuk semua kontol saya pada vaginanya Posisi saya yang duduk memangku Helen dan Helen berhadapan dengan saya mengakibatkan tekanan vaginanya lebih terasa
“Sst Ndi Ayo Cepetan Sst ”
“Iya ” jawab saya sambil dengan cepat menyodokkan kontol keluar masuk vaginanya
Untung saja pagi itu belum ramai oleh penumpang dan toilet itu belum ada yang mendatanginya hingga Helen dan saya bisa making love dengan nikmat yang bercampur dengan perasaan berdebar-debar
“Sst Sayang Cepet Ssrrtt ” rintih Helen sambil menggoyang pinggulnya dengan liar
“Sst Mmhmm Ssrttss ” desisnya
“ Helen Sst ” desis saya lirih sambil tangan saya melepas kancing hemnya dan masuk ke dalam BH-nya serta meremas payudaranya dengan pelan, bahkan kadang-kadang saya cium juga bibirnya yang merah basah dengan gemas, yang dibalasnya dengan ciuman yang liar juga
“Ssrtss Ssttrtss ” rintih Helen pelan sambil mempercepat goyangan pinggulnya
Dan akhirnya kegiatan yang berlangsung kurang lebih 40 menit itu saya akhiri dengan mempercepat sodokan kontol saya dengan cepat hingga akhirnya muncratlah lahar putih saya dalam vaginanya dengan keras tanpa penghalang kondom
“Sst Arkhkk ” jerit Helen sambil memeluk saya dengan erat karena bersamaan dengan keluarnya lahar putih saya, juga keluar lahar putih dari Helen Hingga beberapa saat saya dan Helen masih menikmati sensasi making love itu dengan berciuman lembut
“Trim’s ya Ndi ”
“Sama-sama Helen, kapan-kapan main-main ke Lombok dan making love lagi ya” jawab saya sambil membereskan celana dan baju, begitu pula dengan Helen yang mengganti celana dalamnya dengan yang berwarna hijau lumut
Setelah rapi, saya dan Helen keluar toilet untuk mengobrol lagi menunggu pesawat yang masih belum berangkat juga Beberapa saat kemudian baru Helen berangkat ke Jakarta dengan membawa dan meninggalkan sejuta kenangan akibat making love denganku
Selamat jalan Helen, terima kasih atas amplop dan kenangan making love nya serta ijinmu agar saya bisa mengirimkan cerita pengalaman kita berdua ini.
“Mmh Nah Gitu Ter Us Ssttss ”
“ Helen En Ak Nggak Sst ?” tanya saya tersengal-sengal karena Helen semakin aktif memutar-mutar pinggulnya, bahkan tangan kanannya memegang pantat saya dan menekannya dengan keras hingga kontol saya semakin dalam masuk ke vaginanya
“Sstss Enak Ndi Sstt ” jawabnya lirih karena kedua tangan saya silih berganti meremas payudaranya yang kadang-kadang saya isap puting susunya bergantian
“Sstssrtt Udah Ndi Kelu Arin Samaan Sst ” pinta Helen yang rupanya sudah tidak tahan pada sodokan kontol saya yang keluar masuk makin cepat diimbangi pula dengan cepatnya goyangan pinggul Helen
“I Ya Helen Sst ” desis saya lirih karena saya dengan kuat juga diputar-diputar oleh pinggul Helen yang kencang itu hingga kontol saya rasanya senut-senut dijepit oleh vaginanya
Beberapa puluh menit saya dan Helen melakukan making love itu dengan bersemangat hingga kepala Helen menoleh ke kiri-ke kanan tak beraturan Rupanya pertahanan saya sudah akan bobol dan akhirnya saya memberi aba-aba pada Helen disertai dengan pelukan Helen yang makin kencang
“Sst Ayo Helen Sst ”
“Ssrtrrsst Arkhkk ” jerit Helen melengking sambil menjepit kontol saya dengan erat, disertai sodokan kontolku yang makin cepat dan akhirnya
Crot croot croot Tiga kali tembakan saya muntahkan dalam vaginanya tapi masih di dalam kondom Helen akhirnya lunglai sambil memeluk saya dengan hangat
“Hahh Lega rasanya ”
“Gimana rasanya Helen?” tanya saya sambil membelai rambutnya yang harum itu
“Enak gila” jawabnya sambil tersenyum
Selama dua hari, sejak kejadian itu saya sering melakukan making love dengan Helen, bahkan sering Helen yang memulai lebih dulu Akhirnya pada hari terakhir saya mengantar Helen ke bandara Selaparang Hari masih pagi kira-kira jam 05 25, karena pesawatnya akan berangkat jam 07 00 Mungkin Helen masih ingin curhat pada saya mengenai beberapa hal
“Wah, masih sepi ya ”
“Iya Helen, baru kita aja yang datang, tapi nggak apalah, kita khan bisa ngobrol” jawab saya santai
“Iya, ya”
Pagi itu Helen mengenakan hem yang baru dibelinya dan dipadu dengan rok jins mini kesukaannya yang berwarna putih Setelah mengobrol sekitar lima belas menit, Helen kelihatannya gelisah dan mengajak saya ke toilet wanita
“Saya tunggu di sini ya”
“Udah ayo masuk, mumpung nggak ada orang” pinta Helen sambil menggandeng tangan saya masuk ke toilet wanita itu
Lalu kami masuk ke kamar mandi di pojok yang kosong Gila juga Helen, nanti kalau ada yang tahu bagaimana, pikirku Belum sempat saya berpikir panjang, Helen sudah melepas celana dalamnya yang berwarna merah dan mendorong saya duduk di atas toilet modern itu
“Eh Helen Gimana kalo ada orang nich” jawab saya bingung, tapi akhirnya saya lepas juga celana jins beserta CD saya hingga si boy nongol dengan tegaknya
“Sst Udah diam aja kamu” jawab Helen sambil meremas kontol saya hingga tegak sempurna
“Tapi belum pake kondom nich”
“Nggak usah, Helen pengin yang original, ayo ” pintanya sambil mengarahkan kontol saya pada vaginanya
Saya juga membantunya dengan memegang pantatnya hingga masuk semua kontol saya pada vaginanya Posisi saya yang duduk memangku Helen dan Helen berhadapan dengan saya mengakibatkan tekanan vaginanya lebih terasa
“Sst Ndi Ayo Cepetan Sst ”
“Iya ” jawab saya sambil dengan cepat menyodokkan kontol keluar masuk vaginanya
Untung saja pagi itu belum ramai oleh penumpang dan toilet itu belum ada yang mendatanginya hingga Helen dan saya bisa making love dengan nikmat yang bercampur dengan perasaan berdebar-debar
“Sst Sayang Cepet Ssrrtt ” rintih Helen sambil menggoyang pinggulnya dengan liar
“Sst Mmhmm Ssrttss ” desisnya
“ Helen Sst ” desis saya lirih sambil tangan saya melepas kancing hemnya dan masuk ke dalam BH-nya serta meremas payudaranya dengan pelan, bahkan kadang-kadang saya cium juga bibirnya yang merah basah dengan gemas, yang dibalasnya dengan ciuman yang liar juga
“Ssrtss Ssttrtss ” rintih Helen pelan sambil mempercepat goyangan pinggulnya
Dan akhirnya kegiatan yang berlangsung kurang lebih 40 menit itu saya akhiri dengan mempercepat sodokan kontol saya dengan cepat hingga akhirnya muncratlah lahar putih saya dalam vaginanya dengan keras tanpa penghalang kondom
“Sst Arkhkk ” jerit Helen sambil memeluk saya dengan erat karena bersamaan dengan keluarnya lahar putih saya, juga keluar lahar putih dari Helen Hingga beberapa saat saya dan Helen masih menikmati sensasi making love itu dengan berciuman lembut
“Trim’s ya Ndi ”
“Sama-sama Helen, kapan-kapan main-main ke Lombok dan making love lagi ya” jawab saya sambil membereskan celana dan baju, begitu pula dengan Helen yang mengganti celana dalamnya dengan yang berwarna hijau lumut
Setelah rapi, saya dan Helen keluar toilet untuk mengobrol lagi menunggu pesawat yang masih belum berangkat juga Beberapa saat kemudian baru Helen berangkat ke Jakarta dengan membawa dan meninggalkan sejuta kenangan akibat making love denganku
Selamat jalan Helen, terima kasih atas amplop dan kenangan making love nya serta ijinmu agar saya bisa mengirimkan cerita pengalaman kita berdua ini.
0 Komentar