Rasa letih membuat kami segera terlelap. Jam menunjukan pukul 1 dinihari ketika aku terbangun karena rasa kebelet. Keadaan kamar gelap kecuali sedikit cahaya lampu tidur. Aku bergegas ke kamar mandi dan usai menuntaskan hajat kembali ke tempat tidur, namun lampu kamar mandi yang kunyalakan membuat suasana kamar menjadi lebih terang,selagi aku mengesetkan kaki di depan pintu kamar mandi mataku tertuju pada suatu pemandangan, mama yang tengah tertidur dalam posisi menyamping membelakangiku. Suatu hal yang biasa, namun menjadi luar biasa ketika di bagian bawah pinggangnya kimono mama tersingkap hingga menampakan celana dalam putih yang dipakainya, membuaku terpaku sejenak menyaksikannya. Pahanya yang mulus, dan gundukan pantatnya yang tak tertutup sempurna , serta bayangan garis belahan pantat mama, membuat sesuatu bergerak di antara selangkanganku dan mendesak celana pendek yang kupakai. Pikiran kotor mulai menguasai diriku. Perlahan aku berjalan menuju ranjang, kubiarkan lampu kamar mandi tetap menyala. Kuamati dari dekat pemandangan indah malam itu, dengan gemetar tanganku terjulur mencoba meraba paha mama. Lalu mengelu-elusnya pelan. Kemudian merayap di atas gunungan indah bokong mama, sangat kenyal dan lembut. Batang penisku sudah tak punya toleransi lagi, mengeras tegang menuntut pelampiasan. Sejak dikaruniai anak pertama 4 bulan lalu, aku memang sangat jarang menyalurkan hasrat seksual pada isteri, karena merasa kasihan mengingat lelahnya mengurus buah hati tercinta yang kerap bangun tengah malam, meskipun kami mengupah babysitter, tapi berhubung masih minum ASI mau tak mau isteriku ikut terbangun.
Aku berbaring menyamping di belakang mama yang nampak tertidur pulas. Sedikit demi sedikit ku geser tubuhku makin merapat ke tubuh mama hingga kepala penisku yang masih terbungkus celana menempel di pantat mama. Nafasku tertahan menahan suasana tegang malam itu, tapi nafsu terlanjur menguasaiku, dan aku tak aka mundur. Maka ku turunkan celana pendekku hingga separuh paha, dengan leluasa kini batang kontolku mengusap-usap belahan pantat mama yang masih terbungkus celana dalam itu. Rasa nikmat menjalari setiap centi batang kemaluanku, sampai akhirnya kuputuskan berbuat nekat lebih jauh, ku angkat sedikit tepi bawah celana dalam mama, lalu kuselipkan batang penisku dibaliknya hingga merasakan langsung kulit pantat mama, membuat rasa nikmat itu semakin menguat, apalagi ditambah lendir pelumas yang keluar dari lubang kencing ku. Ku ayunkan pelan-pelan pinggulku sampai akhirnya aku tak mampu menahan lagi dan terlalu terlambat untuk menarik kemaluankuku…aku mengejang lalu ejakulasi dan dengan pasrah permukaan pantat mama menampung tumpahan spermaku , segera aku mencabut kemaluanku dari balik celana dalam mama yang segera basah kuyub oleh air mani ku yang cukup banyak tertumpah. Sedikit rasa panik muncul dalam hatiku namun ketika memperhatikan mama yang masih nyenyak dengan nafasnya yang teratur membuatku sedikit lega. Lalu tertidur puas setelah merapikan celana
0 Komentar