Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

ketika BPK mertua sakit #5



”Den…Deni..bangun Den”,

perlahan mataku membuka dan melihat mama dengan kimono mandinya di hadapanku, mengguncang-guncangkan pundakku.

“heh..iya ma..emmh,

aku bangkit dan menuju kamar mandi. Masih belum hilang kantukku ketika menghidupkan shower untuk mandi. Usai mengeringkan tubuh aku mencoba mencukur dagu dan kumis di depan wastafel, tiba-tiba mataku tertuju ke rak handuk, dan melihat celana dalam putih mama dilampirkan di situ, dalam keadaan basah. Nampaknya mama baru mencucinya. Selintas timbul kekhawatiran jika mama tahu apa yang kulakukan tadi malam, namun kucoba untuk menepisnya. Usai sarapan kami menuju ke rumah sakit, dan kembali pada sore harinya. Sepanjang perjalanan, pikiranku terpaku pada peristiwa tadi malam dan menyusun rencana untuk mengulanginya malam ini. Sesampainya di hotel, mama segera mandi. Aku membayangkan bagaimana kira-kira tubuh telanjang mama sehingga membuat si junior kembali tegang. Tak berapa lama, mama keluar, dan cukup mengejutkan, mama keluar hanya dengan lilitan handuk, menampakan bahu & pahanya yang putih mulus membuat aku menelan air liur. Tangannya membawa pakaian yang dikenakannya tadi .

“Udah sana, mandi Den, kok ngelamun begitu”, ujar mama menyadarkanku,

Andai dia tahu justru aku seperti terhipnotis melihat sebagian tubuhnya. Aku beranjak menuju kamar mandi, hmm…celana dalam putih tadi pagi sudah tidak ada di rak handuk, berganti celana dalam berwarna pink yang sepertinya tadi dipakai mama, masih basah bekas dicuci.

Malam itu kembali kami tidur bersama, walau aku tak sepenuhnya tidur, tegang menanti situasi yang tepat. Mama tertidur menyamping membelakangiku, ku coba menyingkapkan gaun tidurnya ke atas , inchi demi inchi, centi demi centi sampai pantat bahenolnya kembali tersingkap. Kembali ku pepetkan tubuhku ke tubuh mama, sampai hidungku menyentuh rambutnya yang hitam terawat dan harum itu. Ku lekatkan batang penisku ke pantat mama, namun tiba-tiba mama berbalik dan berbaring telentang, membuat nafasku seolah terhenti karena terkejut. Tetapi hal itu justeru menghasilkan pemandangan indah lainnya. Gundukan vagina mama dibalut celana dalam krem yang tipis itu, dan yang membuat nafsu berahiku makin terbakar ketika melihat beberapa helai rambut kemaluan mama keluar di tepi bawah celana dalam mama. Di tambah lagi wajahnya yang ayu tengah terpejam tidur dengan mulut setengah terbuka, ayunan nafasnya membuat dadanya yang berisi naik turun, ingin rasanya kulumat bibir mama, namun aku tak segegabah itu. Ku singkapkan lagi gaun tidur mama sehingga menampakan perutnya yang masih lumayan rata dan putih mulus itu. Ku usap-usap perutnya pelan dengan tangan gemetar, lalu dengan mengumpulkan segenap keberanian mengusap-usap gundukan vagina mama. Nafsuku seolah melewati ubun-ubun, hingga kemudian kuselipkan penisku dibalik celana dalam mama di sisi pinggulnya, gesekan dengan kulit putih mama yang mulus itu membuatku kembali ejakulasi dan membasahi celana dalam mama. Lalu kembali tertidur dengan rasa puas setelah merapikan pakaian mama. Pagi itu rak handuk itu kembali bertambah penghuni, celana dalam krem mama...

Posting Komentar

0 Komentar