Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Bu ningsih istri seorang PNS #11




”Lhooo… Donii…. Kenapa kamu gak masuk sekolah….?” Tanya Ibu Ning heran.


“Bolos lagi ya….. nanti kamu bisa-bisa gak naik kelas lho ……” sambungnya.


“Eeghhh …. Eeghhh… nggak koq Bu Ning …..” aku bingung juga menjawabnya.


“Eeghh …… anu …. Anuuuu ….. Bu Ning ……” aduhhh …. Aku makin bingung.


“Anu apa Don ….. anuu …nya siapa ….?” Tanya Ibu Ning tersenyum-senyum.


“Anunya Doni kenapa …..?” hii …. hi ….. tawanya lirih ….


“Anu Bu Ning …. Tadi saya bangun kesiangan jadinya malas mau masuk kesekolah, gak enak klo mesti dimarahin dulu ama guru BP …..” kataku memelas. Mencari simpaty darinya.


Aku pura pura nanya segala macam untuk mengajak Ibu Ning ngobrol sambil aku duduk di hadapannya hingga pahanya yang besar yang telah basah oleh air sabun jadi mengkilap putih. Bisa kulihat dengan jelas bulu-bulu hitam keriting yan tumbuh lebat disekitar lubang *****nya karena celana dalam yang dipakai Ibu Ning sangat tipis, membuat aku jadi benar benar terangsang.


“Bu Ning klo Mas Wawan, Mbak Anna dan Mbak Shinta kuliah di fakultas apa sih ….. koq mereka jarang pulang ya . …?” tanyaku.


“Doni …. Doni ….. klo Mas Wawan kuliah di fakultas Tehnik Mesin di ITB Bandung. Kalau Anna di fakultas akuntansi sedangkan Shinta di fakultas sastra inggris, mereka berdua di Jogyakarta.. “ kata Ibu Ning sambil tetap mencuci. Entah kenapa Bu Ning tetap tak merubah posisi duduknya sadar atau tidak dengan posisi duduknya itu, dia telah membangkitkan nafsu birahi dalam dadaku yang saat ini sedang menggelora dan sulit untuk dikendalikan. mataku terus melotot kearah selangkangannya.


Aku lalu berdiri dan memutar mendekatinya dari belakang dan sambil berjongkok kupeluk tubuh sintal Bu Ning, jari tangan kananku segera meraba pahanya yang basah itu dan agak meremas-remas kulit paha yang masih kenyal dan putih itu, sementara penisku mulai bergerak gerak didalam celanaku yang menempel ketat dipunggungnya..


"Heeeii ... Doonnniiiii ….Heeiiii ….!" sergah Ibu Ning tapi tanpa menoleh padaku.


"Doonnniii ……. Jangan nakal yaaaa ……". Tapi nada suaranya tidak seperti orang marah. Jari-jariku turun kebawah sampai mendekati selangkangnya dan kusingkap lebih keatas lagi baju dasternya

Posting Komentar

0 Komentar