Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Bu ningsih istri seorang PNS #13





“Kalau mau minum …. Niihhhh …. Abisin ya… “ kata Bu Ning sambil mengangsurkan gelas berisi air yang tadi sudah diminum setengahnya.


Aku segera mengambil gelas tersebut dari tangannya dan meminumnya dibekas bibirnya yang tertinggal. Aku meminumnya sambil mataku terus memandangiku Ibu Ning, lidah dan bibirku menirukan gerakan sedang berciuman seperti yang tadi telah kami lakukan dengan ganas dan membara. Bu Ning hanya tersenyum dan mencubit pinggangku dengan gemas.


“Dasaaaar …… bocah gendheng ….. playboy tanggung….” Sungutnya manja. “Awas ya ….. jangan sampai Doni melakukan hal ini terhadap Dewi ya …. Ibu gak rela klo anak Ibu dewasa sebelum waktunya” kata Bu Ning mengingatkanku.


“Sumpaaaahhh ….. Bu Ninggg ….. nggak akan terjadi ….” Jawabku mantap. “khan …. Saya udah dapat yang sesuai idaman hatiku …. Cintaku lebih mantap dengan wanita setengah baya yang menggairahkan dan seksi.. “ sambungku sambil tersenyum.


“Donnn ….. kenapa kamu suka dengan Ibu yang sudah tua begini …?”.


“Apa sih yang kamu sukai dari wanita seusia Ibu ini …?” Tanya Bu Ning mengejar.


“Aada aja …. “ jawabku sambil duduk kembali.


Aku paling tak suka sama Mbak Shinta, kakaknya Dewi. Orangnya sombong dan angkuh, tidak seperti Mbak Anna atau Mas Wawan kedua kakaknya. Mbak Shinta 5 tahun lebih tua dari aku, kami jarang ngobrol bila aku main ke rumahnya, aku lebih banyak ngobrol dengan Pak Achmad, Bu Ning, Mas Wawan atau Mbak Anna juga Dewi.


Aku berpikir gimana kalau sampai mereka tahu apa yang tlah ku perbuat terhadap Ibu mereka ..?. Dunia pasti akan geger. Sebab aku masih remaja usia 17 tahun berbeda jauh usianya dengan Ibu Ning yang telah berumur 40 tahun dan telah bersuami. Untuk beberapa hari berikutnya aku tak berani main kerumah Pak Achmad. Tapi dalam sehari tak melihat wajahnya Bu Ning yang juga istrinya Pak Achmad, aku merasa diriku sangat sengsara. Sejak kecil aku tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Ini yang bikin aku jadi nakal dan liar.


Aku masih teringat waktu acara liburan sekolah di SMA, Selama liburan aku tinggal dirumah kakekku. Rumahnya berada di pegunungan Dieng dimana rumah kakekku dekat dengan danau telaga warna. Kadang aku ikut kakek memancing ikan untuk menghilangkan rasa sepi juga sekaligus lauk untuk kita makan. Tapi hatiku slalu rindu sama Ibu Ning. Akhirnya papaku datang mengunjungi kami. Aku sangat sayang sama beliau, tapi aku benci istrinya itu. Karena liburan sekolah hampir berakhir maka ku tak punya pilihan lain selain harus kembali kerumah itu. Padahal rumah itu bagai neraka bagiku, tapi ada sosok Bu Ning wanita setengah baya, tetanggaku yang slalu aku rindukan siang dan malam.


Setelah aku kembali dari liburan sekolah, untuk sementara waktu aku menahan diri untuk tidak terlalu sering berkunjung ke rumah Pak Achmad karena aku sengaja menghindar untuk bertemu dengan Bu Ning yang seksi menggairahkan. Namun kegiatan sms mesra dengan Ibu Ning tetap aku jalani bahkan aku berani mengirim sms mesra yang mengatakan klo aku sedang bermasturbasi sambil membayangkan sedang bersetubuh dengan Ibu Ning. Jawaban sms dari Ibu Ning juga sangat mesra karena dia mengatakan sangat memimpkan bisa mengemut dan meminum sperma dari penisku yang masih perjaka tingting

Posting Komentar

0 Komentar