rintihnya ketika dua jemariku mulai mengorek-ngorek liang kewanitaannya ditemani lidahku yang terus mengecap dan menjilati dua rongga tubuh sebelah bawah mama. Aku bangkit berdiri, tampak bayangan wajah mama yang memerah di cermin, mata menyipit dan mulut setengah terbuka menyiratkan dirinya berada di puncak nafsu. Ku gosokan perlahan batang penisku di antara belahan pantatnya sebelum ku arahkan ke gerbang kenikmatan lubang senggamanya.
“oooohhh….nnngg…Deni….ooohh”,
mama mulai merintih-rintih ribut mengiringi suara becek dua kelamin beradu. Wajah mama tampak sayu penuh nafsu dengan jatuhan rambut di sebagian wajahnya, cantik dan sexy sekali ditambah gempa bumi kecil payudaranya yang mengundang tanganku untuk meremasnya. Keringat mulai membanjiri tubuh kami, apalagi ditambah hawa panas kamar karena aku belum sempat menyalakan AC. Meja rias itu turut bergoyang membuat beberapa benda di atasnya terjatuh, berupa beberapa perlengkapan perawatan kulit mama dari merk ternama, salah satunya lotion pelembab yang menggelinding di dekat kaki ku, menimbulkan ide untuk mencoba sesuatu yang baru. Sekian menit berlalu sampai akhirnya tubuh mama mengejang lalu berteriak memanggil namaku diikuti denyutan-denyutan dahsyat rongga vaginanya yang mencengkeram batang kemaluanku.
Mama sudah tiba pada puncak orgasmenya, sementara aku terus mengayunkan pinggulku menggetarkan pantatnya. Ku dekap mama dari belakang lalu ku bisikan kata-kata,
“ma…aku mau nyobain anus mama”, ujarku,
mama yang masih mabuk dengan orgasmenya mengangguk lemah dan menjawab di antara sengal-sengal nafasnya,
”pelan-pelan sayang, pake lotion mama, seumur-umur mama belum pernah di anal”, jawabnya.
Ku pungut botol lotion itu, ku tuangkan isinya lalu kubalurkan di sepanjang batang penisku, juga di permukaan anus mama, kutusukan jari telunjukku ke dalamnya, mama terdorong ke depan dan mengejang,
”ohhs…pelan-pelan Deni”, ujarnya. Ku tambahkan lotion ke anus mama.
“ma…tahan ya, aku masukin nih.”, ujarku di tengah dengusan nafas ,
mama mengangguk. Dengan perlahan kepala jamur penisku memasuki lubang anus yang masih perawan itu, mama menahan nafas dan merintih. Namun se senti demi sesenti terus penetrasi, dan tiap tahap menghasilkan jeritan mama
0 Komentar