Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

ketika bapak mertua sakit #11



“iya…mama juga tahu itu, tapi mama terlanjur cinta sama kamu Den, mama tahu ini perbuatan paling hina di mata orang, tapi perasaan gak bisa bohong,” jawab mama…kali ini dengan terisak dan berlinangan air mata.

“sssshh….sudah lha ma, kita masih punya waktu sehari kan, tokh kita masih bisa ketemuan di rumah”, jawabku.

Mama hanya terdiam dan terisak. Setibanya di hotel menjelang senja, kami memasuki kamar dengan lesu. Aku duduk di sofa melepaskan sepatu. Mama sendiri berdiri di depan meja rias melepaskan satu per satu kancing blousenya dengan pelan. Wajahnya tertunduk lemah, kilasan payudaranya yang tertutup BH, membuat hasratku bangkit. Aku beranjak mendekati mama, membantu melepaskan bajunya, kini ia berdiri di hadapanku hanya dengan BH dan celana dalam.

Wajahnya masih tertunduk, segera kuraih pipinya, kudongakan wajahnya dan dengan segera melumat bibirnya. Mama yang semula tidak bergairah mulai membalasnya, sehingga lidah kami saling membelit. Segera tanganku melepaskan pengait BH nya dan meloloskannya dari kedua tangannya, payudara yang masih padat berisi itu segera menjadi sasaran dua tanganku.

“ohh…Deni…sayang…ohhh”, rintih mama di antara nafas yang tak teratur akibat beradunya dua bibir. Tiba-tiba ia mendorongku,

“Den..nanti malam aja ya, mama masih keringetan neh..mandi dulu”,

namun aku segera merengkuh kembali tubuh sensualnya,

“aku suka keringat mama, ujarku

lalu menciumi celah di antara payudaranya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, menggigiti pelan putingnya, membuat kepala mama terdongak ke atas sambil terus merintih. Kemudian bangkit mengangkat kedua lengannya ke atas kepala, sehingga menanpakan ketiaknya yang putih bersih, lalu kuhirup aroma keringat bercampur parfum di situ yang kian membakar gairahku, mama makin menggelinjang dan merengek-rengek. Bulu-bulu romanya bermunculan. Ku putar tubuh mama ke arah meja rias, setengah membungkuk tangannya bersandar di atas meja, aku berlutut, menggigiti ringan pantat bahenolnya meninggalkan prasasti gigi geligiku, mama sesekali menjerit ringan dan berganti menjadi rengekan ribut ketika lidahku menjilati permukaan vagina dan anusnya, tubuhnya sesekali mengejang.

“Den….mama udah gak tahan…ooohh

Posting Komentar

0 Komentar