Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Akibat suami lemah syahwat Part 1


Dia amat setia dan patuh pada keluargaku. Pengabdiannya pada keluargaku kalau dihitung sudah memasuki tahun yang ke 30 tahun.Dulunya ia diasuh oleh kakekku karena orangtuanya yang merupakan keturunan pendatang dari Pulau Nias. Keluarganya tergolong miskin dan hanya mengerjakan sawah dan kebun kami di kampung. Lalu setelah dewasa dan menikah dia diajak oleh ayahku yang telah mempunyai beberapa usaha dagang dan kontraktor. Dan selama itu sampai ia memiliki anak dan dewasa semua dia tetap kerja pada keluargaku.Sekarang usianya sudah menginjak 59 tahun,lebih tua 4 tahun dari usia ayahku. Ia juga telah memiliki tiga orang anak dan semuanya telah bekeluarga. Anaknya yang paling kecil pun seusia denganku 28 tahun. Anaknya itu ikut suaminya yang bekerja sebagai seorang guru di propinsi tetangga. Selama ia ikut dengan keluargaku,ia telah dianggap sebagai saudara angkat oleh ayah ibuku,mereka menempati rumah permanent yang berada di halaman belakang rumah kami.Dan disanalah mereka membesarkan anak-anaknya hingga dewasa.Dulu selalu aku ingat jika kesekolah kami selalu bersama sama diantar sopir,karena ayahku memasukkan kami pada sekolah yang sama.Hingga sampai lanjutan atas.Dan karena kemampuan akademis dan juga kesempatan yang aku peroleh,maka aku berhasil menempuh ke perguruan tinggi idamanku sedangkan ,anaknya masuk akademi saja.

Aku dan kedua kakakku juga telah mengganggap mereka adalah orangtuaku juga.Jika kedua orang tuaku keluar kota atau berkunjung ke daerah,maka yang menjaga kami adalah mereka.Orang tuaku selalu menjaga perasaan mereka dan anak-anaknya. Semua kebutuhan hidup dan sekolah anak-anaknya telah di tanggung orangtuaku,makanya mereka amat suka bekerja dgn keluargaku.Begitu juga hingga dalam menikahkan anak mereka. Semuanya telah di tanggung ayahku. Aku dan kedua saudaraku juga sudah berumah tangga,kebetulan aku adalah anak paling bontot alias bungsu.Abangku yang pertama sekarang bekerja di Jakarta dan telah dikaruniai dua orang anak yang lucu-lucu. Sedangkan kakak keduaku yang kebetulan wanita juga telah menikah dan menetap di pulau dewata ikut suaminya.Abangku tidak mau melanjutkan usaha ayahku karena ia lebih suka menjadi tenaga medis yang memang banyak dibutuhkan tenaga dan pikirannya.Jadi akulah yang di beri tanggung jawab oleh orang tuaku untuk melanjutkan usaha yang sudah dirintis bertahun tahun oleh ayahku.Sayang sekali jika usaha yang mereka bangun ini akan sia sia,itulah permintaan ayahku disaat aku telah menamatkan S2ku dibidang management.

Namaku Rianti Savitri, biasa dipanggil Riri. Usiaku saat ini sudah menginjak 28 tahun.Aku baru saja menikah setahun yang lalu dengan seorang pria yang dengan gigih menaklukan hatiku.Namanya Ardiansyah biasa dipanggil Ardi. Dia bekerja di pemerintahan dan berstatus PNS.Jadi sebagai kepala keluarga ia amat bertanggung jawab dan melindungi aku.Makanya tidak salah aku menerima cintanya karena kegigihannya dan kedewasaan sikapnya.Lagi pula dari sekian banyak teman laki-laki yang aku kenal dan berusaha dekat dengan aku hanya Bang Ardilah yang sangat gigih dan dewasa,tidak seperti pemuda-pemuda lain yang amat memamerkan kekayaan orangtua dan jual tampang .Padahal semua itu aku tidak peduli,sebab aku tidak memandang harta mereka,lagi pula aku juga tidak kekurangan harta sebab aku sudah terbiasa menjadi orang biasa saja karena didikan orangtuaku,meski mereka amat berada. Lagipula bang Ardi juga tidak terlihat sikap sombong atau status keluarganya.Dia orangnya biasa saja padahal ia adalah putra seorang mantan pejabat yang amat disegani di daerahku.Namun semua itu tidak tercermin dalam sikapnya.Ia amat sederhana dalam kesehariannya.

Dengan tidak terlalu bertele-tele seperti kebiasaan yang diatur adat kami dari Minang ,maka kamipun menikah.Kedua keluarga kami amat bahagia,terlihat dari raut wajah ayah dan ibu juga mertuaku.Dan selesai acara pernikahan itu,maka malamnya pun kami tidak melewatkan saat saat yang biasa dilakukan pasangan lain yang telah menikah.Padahal saat itu aku masih merasa capai karena melakukan prosesi siang tadi,namun demi membahagiakan suami dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri maka akupun menurut saja. Dimalam pertama itu,pun untuk pertama kalinya dalam hidupku aku sekamar dengan seorang laki-laki lain.Ia adalah suamiku.Sebelumnya aku mandi air panas agar tubuhku segar dan untuk menghapus segala make up juga pernak pernik yang menempel di sekujur tubuhku.Begitu juga dengan suamiku ia mandi juga,setelah berpakaian tidur barulah kami beranjak ke ranjang pengantin kami.Dengan hati yang berdebar debar aku menerima perlakuan Bang Ardi padaku.Awalnya ia ciumi kening,lalu..kedua pipiku,lalu bibirku.Aku menurut saja saat itu.Maklumlah aku sedang melaksanakan kewajibanku sebagai istri.Kemudian jari-jariku ia ciumi,aku sempat menutupkan mata menunggu saat saat yang amat mendebarkan ini.Tidak lama kemudian iapun mulai melepaskan baju tidurku satu persatu hingga yang tersisa hanya bra dan celana dalamku saja.Syukurlah malam itu lampu kamar itu telah di setel meredup.Jadi rasa grogi dan takutku tidak terlalu terlihat bang Ardi.Bang Ardipun terus dengan tindakannya karena memang itu adalah haknya pada tubuhku.Ia akan mengambil haknya sebagai suamiku malam itu.Dengan nafas yang berdebar debar aku menunggu apa yang akan ia perbuat padaku

Posting Komentar

0 Komentar