Semua penutup di bagian atas tubuhku telah lepas dari tubuhku dan dilemparnya ke samping ranjang.Dengan perlahan ia meraba putting payudaraku dengan telapak tangannya amat perlahan,sehingga menimbulkan sensasi lain dari tubuhku.Aku hanaya dapat mendengus dan merintih.Sedang mataku aku picingkan, dan merusaha mendekat ke tubuh Pak Ali agar ia menghentikan aktifitas tangannya itu.Tidak dengan tangannya saja ia raba dadaku.Dengan mulutnya ia gigit gigit sekitar bulatan dadaku.Gigitannya amat membuatku semakin tak bias mengontrol diri.Aku hanya mampu meremas kain sprey dan lengan baju kaosnya.Aku semakin tak bisa tenang. Akhirnya aku merasakan semua permukaan didada dan leherku sudah penuh oleh lelehan air dari mulut Pak Ali yang sedang menciumi dan menggigit daging lembut di dadaku hingga memerah.dileherku aku juga merasakannya, kini keringatku juga sudah bercampur dengan air ludah Pak ali di permukaan kulitku yang putih ini.Rabaanya amat berpengalaman, aku tidak menduga bahwa Pak Ali amat pintar memperlakukan bagian sensitive di tubuhku bagian atas hingga akhirnya aku mendapatkan Orgasme untuk pertama kalinya.Tubuhku semakin mengejang dan kepalaku miring kekanan dan kekiri.Dengan suatu hempasan,aku melepaskan semua yang aku pendam 3 bulan ini.Aku orgasme, meski tanpa melakukan coitus.Ini adalah yang kesekian kalinya aku orgasme.Aku semakin terperosok kedalam jurang .Aku tidak lagi memikirkan akibat dari perbuatan ini.
Dalam keadaan diamku itu, Pak Ali sempat bertanya apakah aku mendapatkan kepuasan yang aku inginkan.Aku sudah tak mampu menjawabnya.Aku hanya memicingkan mata karena malu.Ia lalu turun dari ranjang dan meraih segelas air.Air itu lalu di berikan kepadaku.Aku terima air minum itu, dan aku habiskan .Lalu gelas ia taruh di tempat semula, iapun kembali kearahku dan menaiki ranjang kembali.Aku masih terdiam meresapi kenikmatan yang baru aku alami tadi.Ia lalu melap dahiku yang basah dengan handuk kecil yang tersedia di atas meja di samping ranjangku.dari dahi, ia lalu melap leher , lalu dadaku.Kini keringat di tubuhku telah ia bersihkan.Aku semakin simpati pada Pak Ali yang amat memperhatikan aku,hingga hal yang kecil.Aku saat itu menutup ketelanjangan dadaku dengan selimut tebal yang selalu tersedia. Kemudian ia tahu bahwa aku sudah kembali ke kondisi sediakala.Dengan hati-hati ia lepaskan celana panjang piyamaku. Tidak terlalu susah, celana itu lepas karena aku ikut membantunya.Selain itu aku juga merasa tidak nyaman.Celana panjang itu ia lempar ke lantai.Kini aku hanya mengenakan celana dalam yang basah oleh air cintaku.Ia tahu karena sudah basah.Ia memang seorang yang gentleman, ia masih izin padaku untuk melepasnya.Aku sempat menolak, karena itulah satu satunya pertahanku yang terakhir.Tapi apalah dayaku saat itu, aku semakin tak mampu menahannya, aku tergolek pasrah menanti. Dengan gerakan yang lambat dan tangan yang bergetar, aku lihat Pak Ali mulai menurunkan kain penutup terakhirku yang berwarna putih itu dari selangkanganku.Perlahan ditarik, kain itu melewati lutut dan betisku.Memang kain kecil itu sudah basah oleh air cintaku.Kini tubuhku telah terbuka seluruhnya. Dengan tangan kananku aku tutup liang kewanitaanku.Aku seakan risi jika dalam keadaan seperti ini bersama laki laki lain yang juga pembantuku itu.Pak Ali masih membiarkan kelakuanku itu.Ia beranjak turun dari pembaringan.Kain kecil itu masih dalam pegangan tangannya.Sempat aku lihat dari sudut mataku ia menciumi kain kecil itu, lalu di taruhnya di bawah lantai bersama onggokan baju dan celana piyamaku tadi.
Aku berusaha menutup tubuh telanjangku dengan selimut yang masih berada di ranjangku. Kini aku sudah berada didalam selimut selain untuk menahan hawa dingin yang menusuk juga dapat menutupi tubuh telanjangku.Aku perhatikan Pak Ali sedang berusaha melepas bajunya. Mulai dari t-shirt kaos ,lalu celana panjangnya,hingga tersisa celana dalamnya saja.Aku sempat menanyakan,kenapa ua melepas bajunya.Dengan enteng, dikatakannya bahwa, ia juga ingin buka baju, masa aku saja yang telanjang.Hati kecilku berkata, jelas akan terjadi hal yang terlarang diantara kami, saat ia melepas busananya.Ia lalu menaiki ranjang dimana aku terbaring. Lalu dengan tangannya ia sibakkan selimut yang menutupi tubuh telanjangku.Dari ekor mataku aku liat alat kemaluan Pak Ali mulai bereaksi. Penutupnya yang berwarna putih kekuningan mulai tak mampu menampung dorongannya.Selimut tidak lagi menutup tubuhku.Dengan tanganku yang kiri aku tutup liang kewanitaanku.Tingkahku ini diperhatikannya.Pak Ali lalu, dibelainya payudaraku.Gerakan memilin dan meremas dengan lembut membuatku kembali terbakar birahi lagi.Aku semakin larut oleh ulahnya pada tubuh telanjangku.Tangannya yang kasar dan mulai keriput itu, mulai menjelajahi setiap titik sensitifku. Keringatku semakin bertambah banyak, bukan karena panas, namun karena gairah yang menghentak dari dalam tubuhku.Mataku aku picingkan, risi rasanya di cumbui pembantuku ini. Ia memandangi organ vitalku beberapa saat. Setelah puas bermain main di dadaku,aku ia lalu menjilat perutku yang putih dan masih rata ini.Aku menahan nafas karena bobotnya yang mengganggu ku bernafas.Aku bilang padanya.Ia lalu mengendorkan pelukannya.Kemudian aku didera rasa geli
0 Komentar