Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Akibat suami lemah syahwat Part 6


Aku diam saja,malah aku seolah tertidur di pelukannya.Pak Ali lalu dengan tanpa sepengetahuan aku,langsung menciumi balik telingaku,setelah sebelumnya ia sibakkan anak anak rambutku.Aku merasakan sensasi yang mulai menggelitik birahiku.Namun aku tidak menolaknya.Aku malah membiarkannya saja,semua itu aku anggap sebagai perlakuan rasa sayang seorang ayah pada putrinya,padahal ayahku saja tidak pernah memperlakukan aku sedemikian rupa.Aku malah mendesah dan mengikuti semua tindakannya saat itu.Tidak ada sama sekali keinginan penolakan dari diriku saat itu.

Setiap gerakan jari tangan pak Ali seperti mampu membuatku tentram saat itu. Malah aku semakin merebahkan tubuh di pelukannya.Lalu ia pun menciumi pipiku.Ada rasa geli yang aku rasakan.Namun malah semakin memicu birahiku.Aku semakin labil dan rapuh.Aku tidak sadar,bagaimanapun ia adalah seorang laki-laki,yang meskipun sudah dikenal dekat oleh keluargaku.Ia tetap orang lain dalam kehidupanku.Ia tidak memiliki pertalian darah sedikitpun dengan aku.Dan segala kemungkinan bisa saja terjadi saat itu dimana seorang laki laki yang meski berbeda usia jauh dariku,juga masih memiliki nafsu yang sewaktu waktu bisa merusak aku.Memang benar,jika berduaan dengan orang yang berlainan jenis ,maka pihak ketiga adalah syetan.Apalagi suasana dingin malam dan kesunyiannya amat mendukung segala tingkah laku kami. Merasa aku sudah tidak lagi menolak atau menahan gerakan tangannya,Pak Ali semakin meningkatkan aktifitasnya.Ia tidak lagi mengusap usap balik telingaku,kini malah ia sudah berani menciumi pipi dan lalu bibirku.Saat itu,aku seakan merasa suamiku yang melakukannya.Aku menurut saja,malah ikut membalas lumatan lidah orang tua yang kini sedang memelukku.Aku seolah sedang bermimpi.Aku malah ikut mengisap lidah tuanya itu.Tidak sampai disitu perlakuan pak Ali terhadapku.Ia malah telah berani meraba raba payudaraku dari luar busana ku.Aku semakin tidak kuasa menerimanya.Tubuhku seakan di aliri jutaan watt voltase yang akan meledak.Aku malah semakin erat memeluknya.Juga jari jarinya itu berusaha memasuki baju piyama ku.Usahanya untuk meraba payudaraku dari dalam baju piyama ku akhirnya berhasil.Disana jarinya memilin milin putingku.Aku seakan tersengat aliran listrik.Ada hawa hangat yang aku rasakan saat itu.Aku pun berusaha menahan laju jarinya itu yang semakin bebas mengelus dan memilin payudaraku.Namun aku tidak berhasil,dikarenakan aku sudah sangat bimbang dan kacau.Seakan jari-jari itu memiliki mata dalam mengeksplorasi daerah sensitifku ini.

Aku lalu melepaskan diri dari pelukan pak Ali dan mendorong tubuhnya menjauh.Aku memandangnya dengan sangat tajam,seolah marah akan kelancangannya padaku.Ia diam saja,dan juga memandang bola mataku dalam dalam.Ia pun seakan menantangku,tidak ada kata kata yang aku ucapkan padanya saat itu.Dengan wajah sedikit pucat dan sinis aku meninggalkannya.Aku berjalan ke kamarku ,sambil merapikan baju piyamaku yang sembraut akibat perbuatan pak Ali tadi.Dikamar aku sempat bercermin melihat wajahku yang mulai basah dengan air mata.Aku baru sadar,hampir saja aku terjerumus ke lembah nista bersama pak Ali.Aku akui tadinya aku amat menikmati perlakuannya pada ku.Aku jujur saja,memang aku hampir 3 bulan ini tidak pernah lagi di sentuh suamiku.Terkadang sudah aku pancing ,dia untuk memberiku kepuasan meski tidak pernah diakhiri dengan coitus.Itu sudah cukup bagiku,yang diberikan suamiku. Dikamar aku rebahkan diriku ke atas ranjang yang berselubung kelambu ini..Aku kembali menangisi nasip yang menimpaku ini.Suara tangisku seakan memecah suasana malam yang di masih diguyur hujan dengan derasnya. Pak Ali mendengar suara tangisku dari luar.Ia mengetuk ngetuk pintu kamar,sambil berkali kali mengucap kata maaf.Aku mendengarnya hanya diam saja.Lalu tanpa aku minta ia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam peraduanku.Ia duduk di pinggiran ranjang. Kembali ia mengucap maaf atas kelancangannya tadi.aku semakin sedih.tangisku seolah tak dapat dihentikan sambil sesengukan.Lalu ia membelai belai helai rambutku.Ia menghiburku dan memintaku untuk jangan berprasangka terhadapnya.Kemudian ia berusaha mengangkat tubuhku agar duduk.Aku menurut saja.Dengan jari tangannya ia hapus air mataku.Ia menyarankan aku untuk jangan terlalu bersedih.Lalu kedua pipiku ia usap dengan penuh kelembutan.Aku yang saat itu amat merindukan tempat mencurahkan keluh kesah akhirnya memeluknya.Aku bilang kepadanya, bahwa Pak Ali jangan terlalu merasa bersalah begitu. Sebab aku juga salah tadinya.Kembali aku di peluknya,sambil mengucek-ngucek rambutku yang hitam.

Dalam pelukannya ia, terus membelai anak rambutku hingga ke tengkuk.Juga anak rambut di balik telingaku ia sibakkan.Pak Ali kembali menciuminya,sambil menghembuskan nafasnya yang hangat.Aku kembali terbakar gairah.Aku semakin erat memeluknya.Mulai dari pipiku diciuminya hingga berlabuh di bibirku. Dengan gairah yang membara ia kulum bibirku.Lidahnya bermain main di langit langit mulutku.Aku serasa kehabisan nafas dan tidak diberi kesempatan untuk membalasnya.Juga tangannya kembali bergerak nakal melewati bajuku dari belakang, jarinya masuk,.jari itu seolah mencari cari benda yang berada di dadaku.Seakan jarinya bermata, ia mendapatkan benda yang ia inginkan.tanpa melepas Bh ku, jari itu masuk saja dan memilin putting payudaraku. Mendapat perlakuan yang demikian aku seperti di sengat ribuan watt aliran birahi.Aku semakin pasrah dan diam menanti.Beberapa lamanya ia terus memilin-milin buah dadaku hingga aku terkulai didadanya.Kemudian pa kali melepaskan pelukan dan jari jarinya dari balik baju piyamaku.Ia berdiri dan meninggalkanku.Aku lihat dia menutup pintu kamar yang tadi masih terbuka, lalu kearah saklar lampu dan mematikan lampu yang besar. Ia menyalakan lampu kecil yang biasanya aku nyalakan jika hendak tidur.Cahayanya temaram memerah.maklum hanya 5 watt.Sehingga suasana terkesan amat romantis.

Aku diam menunggu seperti pengantin wanita yang akan menunaikan kewajibannya.Pak Ali kembali ke tempat tidurku,dan masuk kedalam kelambu dan merapikan kain kelambu agar tertutup dan terhindar darui hawa dinginnya malam juga nyamuk.Ia langsung saja mengulum bibirku.Dan kedua tangannya langsung saja meraih buah dadaku yang masih terbungkus baju piyama .Beberapa saat ia merabanya dan menghirup air ludahku karena aku tidak kuasa membalasnya.aku tak kuasa membalas dikarenakan masih malu dan shock atas kejadian ini.Aku seakan tidak sadar dengan siapa aku berdua di dalam kamar malam itu.Mendapatkan penerimaanku yang seperti itu.Membuat Pak Ali semakin berani.Ia lalu berusaha melepas kancing depan baju piyamaku.Sempat aku tahan gerakan jarinya saat melepas kancing itu.Namun pandangan matanya pada bola mataku seoalah menyihirku untuk tidak menolak setiap perbuatannya pada ku.Aku tak kuasa menolaknya yang akan membuka satu persatu kancing piyamaku.Aku Terdiam pasrah,mukaku seolah memerah seperti udang rebus yang siap disantap.Untunglah cahaya lampu yang temaram, tidak terlalu jelas perubahan di wajahku.Namun detak jantung dan nafasku semakin tak beraturan.Aku tahu sesuatu yang terlarang akan terjadi,namun bahasa tubuhku seakan menerimanya.Kini baju piyamaku sudah dilepas,dan di lempar Pak Ali ke lantai kayu kamar ini.Kini bagian sensitif di tubuhku sudah terbuka dan dengan bebasnya di pandangi Pak Ali.Sebagai wanita aku merasa malu dilihat seperti itu.Aku melipatkan kedua tanganku di dada.Agar buah dadaku yang masih tertutup bh tidak terlalu dapat dilihat dengan bebas olehnya,selain itu cuaca serasa dingin menusuk tulang dan pori-pori kulitku yang putih. Aku berusaha melipatnya,namun Pak Ali berusaha juga untuk membukanya.Ia lalu mengulum bibirku lagi juga menciumi leher sampingku.Itu merupakan area yang amat sensitif ditubuhku.Aku tidak lagi melipat tangan didadaku.Kini aku malah menikmatinya dan memegang bahunya.Kebetulan Pak Ali belum melepas busananya.Melihat aku sudah tak melipat tangan didada,tangan kanan Pak Ali lalu membelai belai dadaku.Sedang tangan kirinya bergerak ke punggungku.ia berusaha melepas pengait bh aku yang berwarna putih dan bernomor 34b ini.Pengaitnya lepasdan dengan jari tangan kanannya ia lepaskan tali yang masih menggantung di bahuku.Aku hanya mampu memicingkan mata saat itu

Posting Komentar

0 Komentar