Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Alfi Bu Niken dan Dokter Lila part 7



Aarggg.. Alfi binggung ada apa dengan dirinya? Mengapa gairahnya mendadak menjadi beberapa kali lipat lebih tinggi dari biasanya? Sebesar-besarnya hasratnya untuk berhubungan intim tak pernah membuat dirinya sampai tak terkendali seperti sekarang ini. Di saat kegelisahan tengah melanda hatinya, tiba-tiba sebuah tangan halus merangkul lehernya dari belakang. Ternyata Lila dalam tidurnya juga sedang merasakan kegelisahan dan secara tak sengaja meraih leher Alfi. Alfi menoleh perlahan. Wajah Lila begitu dekat dengan wajahnya hingga hangat napas Lila dapat ia rasakan di pipinya. Bibir Gadis itu begitu merekah nampak terbuka sedikit seakan-akan  meminta untuk di kecup.

Harum tubuh dan kehalusan kulit Lila membuat dadanya semakin berdebar-debar kencang dan peluhpun mengucur deras keluar dari pori-porinya seiring napasnya yang memburu. Dan semakin lama hasrat itu semakin menyesakan dadanya.

“Tidakk! Aku tak boleh melakukan hal itu! Aku tak ada bedanya dengan Erik jika sampai menodai kak Lila!” Jerit Alfi dalam hati.

Dulu ia telah menodai Dian dalam situasi nyaris sama dengan saat ini. Dimana saat itu Dian sedang terlelap dan ia sendiri dalam kondisi terangsang hebat. Ia bertekat tak akan pernah mengulangi kesalahan itu lagi. Namun obat perangsang dosis tinggi milik Erik yang tak sengaja terminum olehnya itu sudah terlanjur bereaksi dan menjalar dengan cepat keseluruh syaraf-syaraf  kelaki-lakiannya. Jelas sia-sia saja ia berusaha melawan rasa itu. Tahu-tahu  ia menemukan fakta kalau tititnya sudah dalam keadaan mengejang kaku. Alfi jelas tak kuasa mengendalikan dirinya lagi. Wajahnya perlahan semakin mendekat ke wajah Lila hingga bibirnya bersentuhan dengan bibir lembut gadis itu. Lalu ia pun melumatnya. Bak tersengat oleh aliran listrik tegangan tinggi Lila membuka matanya. Pada saat itu tubuhnya tengah dipenuhi oleh gairah tinggi akibat pengaruh dari obat perangsang berdosis tinggi telah membuat nalurinya mengambil alih seluruh kesadarannya. Sesaat kemudian matanya terkatup lagi. Menit demi menit lumatan bibir mereka seakan tak pernah terlepas lagi. Lila membuka mulutnya lebih lebar membiarkan lidah Alfi masuk menjelajahi rongga mulutnya. Mulanya ia hanya merintih-rintih membiarkan lidah Alfi menari-nari kesana kemari namun tak membutuhkan waktu lama buat ia bisa memahami seni bercumbu itu dan akhirnya iapun mulai mampu  membalas lumatan bibir dan permainan panas lidah Alfi sehingga menjadikan ciuman itu menjadi sangat bergairah dan menyenangkan. Entah bagaimana ia bisa begitu pandai berciuman padahal ia belum pernah sekalipun melakukan hal itu sebelumnya. Meski dengan napas tersengal-sengal keduanya tetap saling melumat satu sama lain.

 

Lengan Lila merangkul dan mendekap tubuh Alfi semakin erat. Gadis itu seakan tak mau melepaskan lagi pelukannya. Sambil melakukan ciuman dan cumbuan pada Lila. Jemari tangan Alfi juga tak tinggal diam, meraba dan menjelajah ke sana kemari ke seluruh bagian sensitive tubuh Lila. Ini pertama kalinya bagi Lila membiarkan tubuhnya dijamah oleh seorang lelaki. Dulu semasa pacaran, Erik masih terlalu hijau dan tak pernah berani melakukannya. Alam kesadaraannya yang tersisa sedikit itu telah dikuasai secara penuh oleh gairah aneh yang menjalar ke setiap syaraf-syaraf di seluruh tubuhnya. Pengaruh obat perangsang itu menjadikan tubuhnya begitu sensitive terhadap setiap sentuhan Alfi.

“Fiiihh……Ohhh” Lila merintih lemah ketika jemari Alfi mengapai dan berusaha menarik reustleting gaunnya.

Ingin rasanya ia mengatakan kata ‘jangan’ namun tak mampu ia ucapkan. Ia sadar apa yang hendak anak itu lakukan pada dirinya saat itu namun demikian ia tak mampu menolak semua perlakuan dari Alfi untuk menggaulinya. Obat perangsang Erik yang memang mempunyai daya rangsang sangat tinggi itu benar-benar telah menguasai akal dan pikiran sehatnya. Bahkan kepandaian dan kekerasan hatinyapun selama ini telah sirna entah kemana untuk saat ini. Tinggalah yang tersisa hanyalah nalurinya sebagai makhluk hidup yang dipenuhi oleh napsu birahi dan gairah buat bercinta. Lalu perlahan-lahan gaunnya tertanggal dari tubuhnya hingga hanya tersisa satu carik kain yang masih melekat di tubuh Lila, yaitu sebuah celana dalam berenda-renda berwarna putih. Benda itu ketat membukus gundukan bukit kecil pada selangkangannya dengan bulu-bulu hitam yang membayang di situ. Dulu Alfi sempat penasaran membayangkan bagaimana bentuk tubuh Lila bila tak ditutupi oleh pakaian putih dokternya. Dan kini ia dapat dengan jelas melihat segala keindahan milik gadis itu. Sungguh tak pernah ia sadari selama ini jika wanita yang sering kali ia temui saat mengantar para wanita-wanitanya ternyata semolek ini. Meski Alfi telah sering melihat berupa-rupa tubuh indah dari para wanitanya, namun hatinya tetap bergetar menatap tubuh seorang gadis dewasa yang telah mengembang dengan sempurna di hadapannya itu. Kulitnya begitu putih bersih terawat dan tak nampak ada noda sedikitpun. Perut yang ramping serta pinggul yang bulat merupakan idaman setiap lelaki tak terkecuali dirinya. Dan yang paling mengagumkan adalah dua buah payudara Lila yang montok namun kencang dan indah dihiasi oleh puting berwarna merah muda di bagian puncaknya.

 

Setiap pria pasti tahu secara naluri bagaimana bermain dengan bagian tubuh yang ini tapi tidak banyak yang tahu bagaimana semestinya memperlakukan payudara seorang perempuan. Tidak demikian halnya dengan Alfi, ia begitu mengerti jika payudara adalah bagian yang sangat peka terhadap rangsangan dan tahu bagaimana menyenangkan setiap pasangan wanitanya lewat benda ini. Setiap wanita yang tidur dengannya memiliki bentuk tubuh dan payudara berbeda tapi mereka semua paling suka bila Alfi mengakhiri permainan di bagian itu dengan menyusu bagai seorang bayi pada payudara kirinya. Alfi mulai membelai-belai payudara indah itu Lalu melakukan gerakan melingkar dengan tangan di payudara dengan lembut dari bagian ujung payudara hingga dasar payudara. Kemudian kembali dari lingkaran besar hingga mengecil terus ke arah puting tanpa menyentuh putingnya. Ia sengaja tak menyentuh bagian itu untuk meningkatkan rasa penasaran dan nafsu Lila, lalu dengan keseluruhan jemarinya Alfi yang meraup bukit kembar itu. Dan Kemudian meremas-remasnya secara lembut.

“Oughhhhh….engggggg…”Lila mendesah dan merintih sementara tubuhnya meliuk-liuk dan mengelinjang keenakan hingga seprey di bawah tindihan tubuhnya menjadi kusut tak karuan. Pada saat itu Lila sudah tidak bisa lagi menahan remasan dan kenakalan jemari Alfi.

Alfi melihat puting payudara Lila berdiri, lalu menghentikan remasannya ia tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya…dan.

Hap…. bibirnya  menangkap putting susu sebelah kanan Lila lalu mengisapnya lembut.

“Argggg…Fiiiiiiiih” Lila terpekik tersengat oleh kenikmatan yang baru pertama kali ini ia rasakan. Matanya sempat terbeliak sebelum kembali terkatup. Garis-garis di keningnya berkrenyit  menahan rasa  nikmat itu.

Puas mengulum putting susu sebelah kanan bibir Alfi lalu berpindah ke putting sebelah kiri. Mulanya bibirnya menghisap dengan lembut sambil sesekali memutar-mutar lidahnya lalu semakin kuat seakan ingin memerah keluar air susu dari benda itu. Lalu semakin lama semakin kuat sehingga putting payudara Lila semakin keras mengacung.

 

“Eeenggggggg……” gadis itu terus merintih-rintih.

Ia semakin terbakar  oleh gairahnya yang meledak-ladak Dan ketika Alfi tak lagi melepaskan hisapannya pada puting payudara kirinya. Kedua tangan Lila menekan wajah anak itu hingga makin terbenam di bungkahan lembut dadanya dan berharap Alfi tak segera menyudahinya. Alfi tergesah-gesah melepas satu persatu pakaiannya hingga dirinya benar-benar bugil. Tititnya yang sangat besar dan panjang itu sudah dalam keadaan ereksi. Benda itu terlihat begitu mencolok karena ukurannya tak seimbang dengan tubuh kerempeng Alfi. Tanpa banyak kesulitan dengan ke dua tangannya Alfi perlahan menurunkan celana dalam Lila yang sudah sangat basah hingga benar-benar terlepas dari pergelangan kaki. Alfi melepaskan hisapannya pada puting payudara Lila dan menggeser posisi tubuhnya ke arah bawah sambil membuka lebar kedua paha Lila. Lila terkejut dan berusaha merapatkan kedua pahanya yang mulus. Namun terlambat  Alfi telah lebih dulu menyusupkan kepalanya masuk diantar kedua kaki jenjang dan mulusnya itu hingga wajah anak itu berada tepat di depan vaginanya. Di hadapannya hanya beberapa sentimeter dari wajahnya kini sudah terbentang sebuah taman surgawi dunia. Sosok indah vagina seorang gadis cantik. Bukit  kemaluan yang penuh ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang menyebar hingga ke bawah bagian pusarnya. Bau harum yang terhirup oleh penciumannya yang menandakan jika Lila  selalu merawat dan menjaga kebersihan organ kewanitaannya itu. Liangnya nampak telah membasah oleh cairan bening yang merembes keluar karena gairah pemiliknya yang sudah tak terbendung. Alfi menjulurkan lidahnya dan perlahan mendekat pada belahan vagina Lila. Dan ketika ujung lidahnya yang runcing bersentuhan dengan benda cantik itu, Lila kembali tersentak.

“Oghhhhhh…. …”rintihnya dikala ia merasakan rasa nikmat yang begitu menyengat mengiringi rasa geli dan gatal pada organ intimnya.

Sebuah kenikmatan yang baru pertama kali ini ia alami dan membuatnya hanya mampu merintih-rintih. ia merasa sudah tak lagi mampu menahan desakan birahinya sendiri ketika lidah Alfi tak hanya menjilati bagian permukaan saja namun menyelinap masuk ke dalam vaginanya.

 

Jemari-jemarinya meraih seprey dan meremasnya seiring nikmat yang di rasakannya melanda organ intimnya.  Semua yang terjadi ini adalah pengalaman yang pertama bagi Lila. Tak ada seorang lelakipun yang pernah melakukan hal itu padanya karena selama ini ia selalu berhasil menjaga dirinya dari jamahan setiap lelaki.

Clek..clek…clekk..clek, tiba-tiba Alfi menghentikan jilatannya sejenak. Ketika Ia memandangi belahan cantik di hadapannya itu timbul rasa penasarannya, ia ingin tahu apakah Lila masih perawan atau tidak. Lalu dengan jemarinya ia bibir membuka bibir vagina Lila sehingga Ia dapat melihat sebuah selaput tipis yang menutupi bagian dalam vagina gadis itu.  Benda yang sangat di agungkan oleh seorang wanita sebagai lambang kesuciannya itu ternyata masih utuh memagari liang vagina Lila.

“Uhh ternyata kak.Lila memang masih perawan ting ting”, ujar Alfi dalam hati.

Baru kali ini ia melihat bagaimana sesungguhnya bentuk dan posisi keperawanan seorang gadis. Hanya sekitar tiga atau empat senti dari permukaan bibir kemaluannya. Setelah puas terhadap apa yang ingin ia ketahui. Alfi  kembali melakukan jilatan pada kewanitaan Lila. Gerakan lidahnya kali ini semakin jauh menjelajah ke dalam sehingga liang sempit itupun bereaksi berkedut-kedut seakan menghisap lidahnya. Hingga akhirnya lidahnya berhasil menemukan klitoris Lila. Lalu ia menghisap benda mungil yang sangat sensitif dan dipenuhi dengan ujung-ujung syaraf kenikmatan itu dengan penuh kelembutan. Cairan bening semakin banyak memancar dari dalam vagina Lila sehingga mulut Alfi belepotan.. Nampaknya Lila telah  sampai dipuncak kegairahannya. Sebagai seorang gadis suci yang belum pernah merasakan kenikmatan dalam berhubungan intim, jelas ia tak mampu berlama-lama dirangsang sedemikian rupa. Kenikmatan itu sudah tak lagi tertahankan. Diiringi lengking pekikan, Lila pun akhirnya mencapai orgasme untuk yang pertama kalinya seumur hidupnya

Posting Komentar

0 Komentar