Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Alfi Bu Niken dan dokter lila part 8


.

 

“Aarggghhhhhhhhhhh !!!!!!”  saat itu terjadi Lila mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya seakan ia ingin lidah Alfi terbenam ke dalam liang senggamanya jauh lebih dalam lagi. Seluruh organ tubuhnya mengalami kekejangan terutama pada organ intimnya. Nikmat itu meletup-letup  diiringi dengan keluarnya cairan bening secara alami dari dalam liang senggamanya. Selama ini ia hanya tahu kata orgasme itu secara teoritis dari buku buku kesehatan yang ia baca selama di bangku kuliah dulu. Kini ia telah merasakan sendiri orgasme yang sesungguhnya. Ia terkesima mendapati rasa nikmat itu sangat luar biasa dan sungguh tak terlukiskan. Setelah lewat satu menitan pinggul Lila kembali terhempas ke kasur. Tampak napas Lila masih tersengal-sengal. Sekujur tubuhnyapun telah basah oleh keringat. Kedua matanya terpejam meresapi sisa-sisa  kenikmatan yang baru saja melandanya. Sebuah pertanyaan melintas di benaknya, akan ia membiarkan anak ini melakukan hal yang lebih jauh lagi dari ini? meski merasa hal itu sungguh tabu dan tidak bermoral, tetapi daya tarik buat melakukan asmara terlarang itu begitu menggoda dan tak terbantahkan. Tanpa disadari tubuhnya mengharapkan Alfi terus menjamahnya untuk membawanya pada sebuah titik akhir puncak kenikmatan. Hanya satu langkah lagi buat Alfi menuntaskan permainan cinta ini. Wajahnya meninggalkan vagina Lila dalam keadaan basah. Lalu tubuhnya naik ke atas tubuh sintal gadis itu dan menindihnya. Lila sudah terbaring pasrah dengan kedua pahanya yang membuka lebar memperlihatkan vaginanya yang memerah dan sedikit terangkat pertanda rangsangan yang ia rasakan sudah memuncak. Ini merupakan tanda bagi Alfi harus segera “memasuki” nya. Namun Alfi tak kunjung melakukan penetrasi. Titit besarnya hanya ia letakan di atas permukaan vagina Lila. Sejenak ia masih diliputi kebimbangan bahkan terpikir untuk mengurungkan niatnya meniduri Lila. Tetapi belaian lembut tangan Lila pada dadanya menepis segala keraguannya itu. ia sungguh tak mampu melawan hasrat dan gairahnya. Tak ada hal lain di dunia ini yang ia lebih diinginkan dari persetubuhan ini. Ia pun merasakan jika Lila juga sangat menginginkan hal ini terjadi. Alfi berpikir ia mungkin bisa ia bercinta tanpa harus merusak kegadisan Lila dengan hanya memasukan kepala tititnya saja ke dalam liang senggama Lila layaknya melakukan petting bersama Niken dulu.

 

Lalu ia genggam batang penisnya yang sudah menegang penuh dan diarahkan tepat di bibir vagina Lila. Ia terlebih dahulu menyapu kepala penisnya ke atas dan bawah di sepanjang bibir cantik itu. Setelah  terlihat cairan yang merembes semakin banyak keluar dari celah vagina Lila, barulah ia menekan batang kemaluannya masuk.

Srtttt  …..Lepp…bibir vagina Lila terbelah dan kepala penis Alfi mulai menghilang ke balik bibir vagina itu.

“Aawwwwwww fiiiii….saa..kittt” rintih Lila kesakitan. Jemari nya turun dari dada ke perut Alfi berusaha mencegah anak itu memasukinya lebih jauh.

“Kak..oh… Ugghh..”vagina gadis ini rapat sekali batin Alfi.

Kulit kulup yang membungkus ujung penisnya tertarik kebelakang dan membuat kepala bulat penisnya bersentuhan langsung dengan kelembutan vagina gadis itu  Sehingga menimbulkan rasa nikmat yang lebih kuat ketimbang saat bagian itu tertutup kulup. Ia memang harus bersikap sabar untuk melakukan penetrasi lebih dalam ke vagina Lila walau kondisinya yang sudah sangat terangsang dan menginginkan tititnya di balut secara penuh oleh daging cinta gadis itu. Beberapa saat kemudian ketika otot-otot vaginanya mulai rileks. Lila merasakan kenikmatan sedikit demi sedikit perlahan muncul dan menindih rasa sakit tadi. Menyadari akan hal itu, Alfipun mulai lagi menekan tititnya agar masuk lebih dalam. Ia lakukan hal itu dengan selembut mungkin agar tak  terlalu menyakiti gadisnya itu.  Lila pun tak tinggal diam, secara naluriah ia membuka pahanya lebih lebar untuk memberi ruang bagi Alfi memasuki dirinya. Ia merasakan nikmat yang perlahan menjalar di mulut vaginanya Kenikmatan yang begitu mempersona. Srttttt…batang penisnya yang hitam besar itu melesak lagi sedikit dan kali ini ujung penis Alfi membentur sebuah dinding tipis dan menahan laju kepala penisnya untuk masuk lebih dalam. Alfi tahu ia telah sampai pada dinding kesucian Lila.

“Ougghhhhh…k..kkkaak…” desis Alfi merasakan tititnya dicengram kuat oleh  otot-otot vagina Lila. Nikmatnya jangan ditanya. Kuluman vagina sempit si cantik itu membuat ia harus berjuang keras menahan rasa ingin berejakulasi.

 

Perlahan ia menarik tititnya lalu didorongnya lagi masuk sedalam tadi. Saat melakukan itu, Ia berusaha agar tautan kemaluan mereka yang cuma sedikit itu tak sampai terlepas. Nyaris tak ada ruang buatnya melakukan gerakan ngentot secara nyaman. Alfi hanya berhasil membuat beberapa kali gerakan mundur dan maju itupun tak berjalan dengan lancar karena mulut vagina Lila masih terlalu sempit. Bahkan kocokan itu sempat terhenti  ketika tititnya tiba-tiba terlepas dari vagina Lila. Lepp…penis Alfi kembali menancap.

“Oughhhh….Fiiihh” rintihan nikmat Lila-pun  kembali terdengar.

Meskipun percintaan itu berlangsung demikian, namun  itu sudah cukup menyenangkan bagi Lila. Kedua kaki jenjangnya melingkar pada pinggul Alfi dan menekan pantat anak itu ke arah tubuhnya. Sambil mengayunkan pinggulnya, Alfi membenamkan kembali bibirnya ke bibir Lila melanjutkan ciuman mereka tadi. Lilapun membuka mulutnya lebar-lebar lalu membalas setiap hisapan bibir Alfi. Tapi Alfi telah keliru jika berpikir ia mampu melakukan peting dalam hingga persetubuhan itu berakhir. Kondisi dirinya yang tengah dipengaruhi obat perangsang sungguh sangat berbeda saat di kala ia dan Niken dulu pertama kali bercinta. Lambat laun bocah itu semakin tak terkendali. Kocokannyapun semakin cepat dan tak teratur sehingga lebih sering penisnya terlepas ketimbang di dalam vagina Lila. Hal itu semakin membuatnya tak sabaran dan tak terkendali. Keadaan itu diperburuk pula oleh perlakuan dari Lila yang merespon setiap sentuhan Alfi dengan tak kalah panasnya karena ia justru meminum obat perangsang dalam dosis yang jauh lebih banyak dari Alfi. Gadis itu mengoyang pinggulnya di saat penis Alfi terdorong masuk lalu menghentakannya ke arah yang berlawanan saat Alfi menarik penisnya. Nikmat yang ditimbulkannya sungguh sangat memabukan Alfi.

“Awww..kakkk enakkk ” Alfi terpekik tertahan. Ia tak menduga Lila merespon setiap gerakannya secara dasyat.

Alfi kini telah sampai pada batas kemampuannya buat bertahan. Nalurinya mengatakan ia harus menjebol keperawanan gadis itu sekarang. Ia tak tahan lagi buat merasakan kuluman vagina Lila secara utuh pada tititnya bukannya lagi peting yang menyebalkan seperti ini. Ia bisa gila bila tak ngentot saat ini juga.

 

“Kak Lila maafkann Alfii” bisiknya lirih sambil menghujamkan tititnya kuat-kuat. Sekali sentak seluruh batang penisnya yang gemuk itu masuk menerobos ke dalam vagina Lila dan  akhirnya terbenam seluruhnya hingga ujungnya menyentuh mulut rahim gadis itu.

“Aaawwww!!… …Saakkiiiittt !!…sakittt” Lila tersentak sambil menjerit kesakitan saat merasakan selaput daranya dipaksa merenggang sampai batas maksimal hingga akhirnya terkoyak disertai rasa sakit dan linu amat sangat.

Darah pun terlihat meleleh keluar dari belahan vaginanya membasahi seprey putih di bawah pantatnya. Rasa sakit membuat vagina Lila secara spontan mencengram kemaluan Alfi yang baru masuk itu.

“Oughhhh….sempiiiit bangeeet” desah Alfi sambil menggigit bibirnya sendiri. Nikmatnya sungguh tak terkira. Semua syaraf-syaraf yang berada di kepala penisnya merasakan gatal geli tak tertahankan sehingga ia tak dapat mengendalikan desakan kuat buat berejakulasi. Kedua tangannya menyusup ke belakang punggung Lila dan memeluk pinggang gadis itu erat-erat. Sementara pantatnya bergerak naik turun beberapa kali mengocok kontol besarnya dengan cepat dan kuat ke liang perawan itu. Alfi benar-benar sudah tak terkendali. Saat itu ia sudah tak perduli pada Lila yang sangat kesakitan akibat ulahnya. Jelas vagina gadis itu masih sedemikian sempitnya buat ia hajar seperti itu.

“Awwwww…ee..nakkkkk” Alfi terpekik ketika kontolnya berdenyut-denyut keras memuncratkan air maninya keluar menghantam deras rahim Lila.

Crooottt…Croottt..crottt…Crroootttttt! Sebagian besar cairan kental yang syarat dengan benih-benih subur itu meluncur masuk ke rahim Lila. Sebuah rahim seorang wanita dewasa yang sehat, subur dan siap buat dibuahi oleh benih-benih cinta Alfi. Lima belas pancutan dasyat diiringi nikmat tiada taranya akhirnya mampu sedikit meredakan amukan birahi Alfi. Ia baru tersadar akan kekasarannya barusan ketika melihat Lila  terisak-isak karena kesakitan. Batang kemaluannya memang kebesaran buat dijejalkan penuh sekaligus ke liang perawan yang sempit itu.

 

Bingung harus melalukan apa buat mengurangi sakit gadisnya ini Alfi lalu mengecupi jentik-jentik keringat di kening gadis itu. Ia lakukan  dengan penuh kelembutan. Kecupannya  beralih ke mata basah gadis itu hingga ke cuping telinga yang menimbuklan rasa geli bagi Lila, Lalu pindah  ke seputar leher hingga akhirnya kembali menyusu pada payudara kiri Lila.Lila-pun merasa agak nyaman oleh perlakuan mesrah anak itu. Rasa sakitnya berangsur-angsur berkurang dan menjelma menjadi rasa nikmat yang aneh. Setelah beberapa menit Alfi memesrai Lila tanpa melakukan gerakan kocokan sedikitpun, barulah ia mengerakan penisnya selembut  mungkin berusaha agar organ cinta Lila perlahan-lahan lebih meregang sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dengan ukuran penisnya yang besar itu. Kini tubuh kecil dan kurus Alfi sudah dalam keadaan melekat erat dengan sempurna dengan tubuh sintal Lila. Tangan bocah itu menyusup kebelakang punggung sementara jemarinya meremas bongkahan padat pantat Lila. Sedangkan Lila mendekap leher Alfi dengan kedua tangannya sedangkan kaki indahnya yang panjang melingkar pada pinggul anak itu lalu menekan ke arahnya. Bibir mereka-pun bertaut saling mengecup menghisap silih berganti menambah panasnya hubungan intim itu. butir-butir keringat bercucuran membasahi tubuh keduanya. Bahkan terlihat Alfi tak lagi ragu menghentakan penisnya yang besar itu dengan cepat. Semakin lama semakin cepat.

“Awwww!!…Fiiii” rintih Lila yang masih tetap merasakan kesakitan pada selangkangannya.

Namun sedikit demi sedikit perih itu semakin lenyap tertindih oleh rasa kenikmatan yang semakin menjadi-jadi. Napasnya sampai  tersengal-sengal Ia tak menyangka jika nikmatnya yang ditimbulkan oleh titit besar Alfi akan sedasyat itu. Semua syaraf-syaraf lembut di dalam vaginanya merespon daging asing yang memasukinya itu dengan cengraman yang kuat. Sepuluh menit kemudian Alfi merasakan pelukan Lila semakin mendekap dan pinggul nya bergerak dengan liar. Ia tahu gadis itu bakal mendapat kembali orgasmenya. Lalu ia semakin mempercepat ayunan pinggulnya dan menghujamkan tititnya sedalam mungkin ia dapat masuk.

 

Ctap!!..ctapp!!..ctap!!..ctap!!, terdengar bunyi benturan kemaluan mereka

“Fiiiiiiii…. oughhhhhhhhh!!!!!!!…Fiiiiiii!!!” Lila tak dapat menahan pekiknya ketika orgasme itu meletup dari tubuhnya.

Semua otot-otot kewanitaannya berkontraksi berirama dengan sangat cepat dan kuat diikuti  bagian panggul dan rahim. Lalu diakhiri dengan rasa kenikmatan yang dasyat. Ini adalah orgasme kedua yang dialami Lila. Namun jauh berlipat kali lebih nikmat dari yang pertama tadi . Tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Pantas saja orang selalu ingin melakukannya lagi dan….. lagi pikir Lila. Pada saat yang sama Alfipun sudah tak dapat menahan ejakulasinya. Liang perawan itu tiba-tiba melumat seluruh organ kelaki-lakiannya dan mendatangkan rasa nikmat yang luar biasa hingga saat itu juga aliran sperma pada saluran didalam penisnya melaju dengan cepat menerobos hingga keluar melalui lubang kencingnya tanpa bisa dibendung lagi.

Creeett…crooot..croooot…..croooot…

“Aaaaoooooo…kakkk enaaakkkkk!!!”Alfi melolong ketika air maninya bermuncratan untuk kedua kalinya.

Daging kejantannya mengembang mengempis dan menghentak- hentak sambil terus menerus menyemburkan spermanya di dalam vagina gadis itu seakan-akan ia ingin mengosongkan seluruh isi testisnya. Orgasme yang begitu kuat membuyarkan kesadaran Lila untuk beberapa saat. Ia bagai melayang tanpa batas di atas gumpalan awan dan memberikannya  rasa yang nyaman dalam pelukan erat Alfi. Meski sama-sama baru saja mengalami orgasme baik Alfi maupun Lila tetap saling mendekap satu sama lain. Pengaruh dasyat obat perangsang itu tak juga kunjung pudar mengukung keduanya. Alfi semakin liar mengumuli gadis itu seakan tak ingin menyudahi kenikmatan itu. Begitupun Lila yang baru kali itu merasakan nikmatnya persetubuhan Kenikmatan itu begitu memabukan bagai candu membuatnya  rela terus menerus dicabuli oleh anak itu.

Persetubuhan itu berlangsung lagi bagai tiada akhir hingga jam tiga dini hari. Keduanya baru berhenti setelah mengalami orgasme demi orgasme dan titit perkasa Alfi-pun tak dapat lagi memancarkan air mani. Akhirnya keduanya jatuh terlelap dalam keletihan dan kepuasan. Di malam sunyi dan dingin itu, di atas tempat tidurnya sendiri, Lila telah kehilangan kesuciannya.

 

********************************

Kesokan harinya

 

Menjelang tengah hari, Lila baru menggeliat bangun dari tidur lelapnya. Namun alangkah  kagetnya ia mendapati sosok tubuh lelaki yang tak lain adalah Alfi sedang terlentang di sebelahnya di atas tempat tidurnya tanpa mengunakan busana sama sekali. Ia bertambah panic saat melihat tubuhnya sendiripun dalam keadaan telanjang bulat seperti halnya anak itu. Gadis itu berusaha menutupi ketelanjangannya itu dengan selimut dan mencoba bangkit dari tempat tidur namun keletihan masih mendera semua otot dan persendian nya sehingga ia tak mampu buat berdiri. Ketika kesadarannya berangsur-angsur pulih dan Ia-pun dapat mengingat-ingat semua kejadian semalam. Ia yakin apa yang menimpa dirinya bukanlah sebuah mimpi. Rasa sakit pada selangkangannya juga sangatlah nyata. Dan noda darah di atas seprey juga menjadi bukti bahwa hal itu benar-benar telah terjadi dan Ia kini memang telah ternoda!

“Ohh tidak ….mengapa hal ini terjadi menimpa diriku? Huu..huu.hu” tangisnya meledak tak terbendung lagi.

Apa yang dipertahankannya selama ini telah terengut  paksa oleh seorang bocah lelaki yang belum cukup umur itu. Tak hanya itu Alfi bahkan berejakulasi berkali-kali di dalam vaginanya tanpa pengaman. Membuatnya bakal menghadapi situasi yang sama dengan Niken tempo hari. Alfi yang juga baru terjaga  menemukan kondisinya dalam keadaan telanjang bulat bersama Lila di atas ranjang gadis itu. Ingatan serta kesadarannya berangsur pulih sehingga ia dapat mengingat dengan jelas kejadian semalam.

“K..kakk?” ucap Alfi bingung melihat Lila menangis.

Tiba-tiba Lila mengangkat wajahnya dan menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh kebencian pada matanya yang basah oleh air mata.

“Kkkau!! Sungguh tega melakukan perbuatan nista itu pada diriku!” ujar Lila  bercampur dengan  isak tangisnya.

“Kakakkk..maa..afkan Alfi…Alfi tak sengajaa..” ujar Alfi lirih bingung akan sikap Lila bukankah tadi malam Lila cenderung  membiarkan ia melakukan hal itu bahkan gadis itu sangat menikmati persetubuhan itu tetapi mengapa pagi ini ia terlihat begitu marah.

 

“Anak Jahanamm!! Kau masih berdalih setelah apa yang kau lakukan padaku. Ka..liann lelaki semuanya sama sajaa!.hu.hu.huu..” ujar Lila dengan suara meninggi lalu mendekap wajahnya dengan kedua telapak tangannya menumpahkan seluruh tangisnya di situ.

Alfi agak ketakutan melihat reaksi keras jelas-jelas Lila yang tak menerima perbuatannya itu. Ia berusaha mendekat untuk meredakan tangis gadis itu. 

Jemarinya menyentuh dan mengelus-elus lengan Lila yang berkulit halus. Srrrttt..Lila merasakan dorongan aliran aneh seperti yang ia rasakan tadi malam kembali merasukinya melalui sentuhan bocah itu. Namun akal sehatnya lebih unggul dan memenangkan pertarungan kali ini.

“Jangan mendekat!!!Pergiii!!!! Pergiii!!!!” pekik Lila histeris sambil melemparkan barang-barang yang berada di dekatnya seperti jam weaker dan gantungan kunci ke arah Alfi. Alfi belingsatan namun ia tak berusaha menghindar ataupun melindungi wajahnya. Beberapa benda keras sempat mampir ke wajahnya namun Ia rela menerima kemarahan Lila saat itu padanya. Dengan rasa sedih anak itu memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai. Ia masih sempat menoleh ke arah Lila saat berada di depan pintu.

“Kakk…Alfi sungguh menyesal hal ini terjadi..” ucapnya lirih diliputi perasaan sesal yang mendalam. Hatinya begitu gundah sehingga tak tahu harus berkata apa lagi.

“Pergiiiiiiiii!!!!!.huu…huu” pekik Lila dalam tangisnya yang sungguh mengundang keibaan.

Alfi tahu Lila tak akan menghiraukan semua penjelasannya. Setelah berpakaian, perlahan ia pergi meninggalkan rumah Lila.


By: Dr. H

Posting Komentar

0 Komentar