“Plokk…” saat benda itu terlepas sebagian sperma Alfi tumpah ke seprey. Niken memperhatikan bercak-bercak darah yang bercampur lendir putih menempel pada penis Alfi. Secara naluriah ia tahu kewanitaannya pasti telah robek direngut oleh bocah itu.
Di kamar dan di tempat tidur ini dulu Sandra menyerahkan kesuciannya pada Alfi dan kini iapun mengalami hal yang sama. Anak itu telah mengambil apa yang menjadi hak Donie calon suaminya. Alfi mengecup pipi Niken, anak itu tak dapat menyembunyikan kebahagianya, apa yang diidamkannya menjadi kenyataan sudah.
“Ma kasih ya bu, sudah ngebolehin Alfi begituan sama ibu. Alfi sayang banget sama ibu…Alfi cinta ibu….”
“Kamu bocah nakal… kamu tahu kamu telah menodai ibu gurumu sendiri”
“Alfi ngga peduli , Alfi mencintai ibu walau Ibu telah menikahi pak Donie nantinya”
“Setelah apa yang engkau lakukan apakah kamu masih memanggilku ibu?”
“biarlah Alfi tetap memanggil ibu”
“Bu..tadi Alfi muncratnya banyak, punya ibu enak sekali”
Sesaat Niken merasakan batang kemaluan Alfi kembali mengeras pada mulut vaginanya
“Anak nakal … kamu belum puas juga”
“Alfi pingin lagi bu.. alfi pingin ngentot ibu lagi”
Niken merasakan kasih sayang tak terbatas tercurah dari bocah itu. Tenaga Alfi bagai tak ada habisnya. Entah ia tak tahu apakah ia telah jatuh cinta pada anak itu atau tidak. Alfi telah mempersembahkan keindahan ragawi padanya dan membuat dirinya merasa nyaman dalam dekapan gurunya yang cantik.
********************************
Selama dua hari Alfi dan Niken tidak datang ke sekolah, persetubuhan terjadi berulang-ulang. Niken yang lembut dan sopan kini sudah ketagihan akan seks, ia tak peduli akan statusnya seorang guru bagi Alfi. Yang jelas baginya justru Alfi adalah guru yang mahir baginya dalam urusan ranjang. Ia bahkan tak menolak Alfi memintanya melakukan oral.
Tak ada rasa jijik mengemuti penis bocah itu dengan mulutnya. Bahkan ia sangat menikmati dan menyukainya. Hingga pada esok sorenya ketika mereka baru menyelesaikan persetubuhan selama 3 jam. Saat jeda istirahat itu itu Alfi masih dalam keadaan memeluk dan menindih tubuh cantik wanitanya sambil sesekali mencucupi putting-putting payudaranya. Tiba-tiba Alfi bertanya
“Bu.. Ibu maukan punya bayi dari Alfi?”
“A..paa..Fiii?” Niken terkejut atas pertanyaan Alfi yang aneh.
“ibu kan sudah dapet benihnya Alfi, pastikan nanti Alfi punya bayi dari ibu”
“Ngga mungkin fii, ibu kan akan menjadi istrinya pak Doni dua bulan lagi”
“iya deh Alfi ngalah sama pak Doni…”
Meski pembicaran singkat itu tak dianggap serius bagi Alfi namun Niken seakan baru tersadar akan apa yang telah terjadi. Niken tercenung mendengar ucapan Alfi barusan. Selama dua hari ini Ia dan Alfi melakukan hubungan suami istri dan ia telah membiarkan Alfi berejakulasi berkali-kali di dalam vaginanya. Kegundahan melanda hatinya. Bagaimana jika terjadi kehamilan? Bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Donie?
Mungkinkah Donie masih mau menerimanya dalam keadaan ternoda oleh anak ini? Rasanya tidak mungkin. Meski Donie tukang jajan namun ia tetap menginginkan istrinya masih perawan.
“Bu.. ibu melamun?” lamunannya buyar saat Alfi memanggil namanya.
“I..iyaaa”
“Ibu takut hamil, ya?”
Niken tak menyangka anak ini dapat mengetahui isi hatinya yang gundah. Meskipun demikian ia belum cukup umur untuk mencerna persoalan orang dewasa.
Niken menghela napas lalu mengangguk lemah
“Ibu juga takut soal perawan ibu kan?”Tanya Alfi lagi
“Iya, Kok kamu tahu Fii?”
“Kak Dian juga seperti ibu dulu, sudah gituan sama Alfi lantas wajahnya sedih”
“Ohh begitu ya”
“Gimana kita cari dokter aja kak, biar kakak disembuhin perawannya”
Mendengar ucapan Alfi Niken bangkit dan duduk, lalu ditatapnya bola matanya polos anak itu. Niken jadi teringat akan sahabat karibnya semasa smu dulu Lila yang kini telah menjadi seorang dokter spesialis kandungan. Tak ingin berlarut-larut dalam kebimbangan, ia memutuskan untuk menemui dan meminta bantuan dr.Lila sahabatnya itu.
“kamu anak pintar fii, besok kamu harus temani ibu ke Dokter ya?”
“He e…Alfi temani ibu besok …tapi sekarang Alfi mau itu lagi sama ibu” kata anak itu
“Kamu tidak bosan melakukan itu sama ibu?”
“Alfi ngga bosen… biar Alfi jadi suami selingkuhan ibu nantinya”
“Hi..hii..hiii, kamu memang anak nakalll” ujar Niken geli.
Alfi merebahkan tubuh Niken kembali ke kasur. Niken menurut saat Alfi kembali mengumulinya. Tubuh sintal indah itu kembali menyatu dengan tubuh kecil dan kurus bocah itu. Seakan tiada bosan-bosannya mereka melakukan hal itu berulang-ulang. Pantat Alfi bergerak naik turun dengan cepat, penisnya yang besar sudah berjam-jam bahkan berhari-hari memadati liang senggama Niken. Biarlah urusan itu diselesaikan besok, Malam ini adalah urusan dewa dan dewi cinta pikir Niken dalam hati.
*************************
Keesokan sorenya Niken dengan mobilnya ia berangkat ke tempat praktek dr.Lila sahabatnya. Alfi dia ajak, kalau ditinggal di rumah ia kuatir mendadak Donie muncul memergoki Alfi di kamar tidur tanpa busana. Mereka sampai namun belum ada seorangpun di sana. Mereka duduk di sebuah ruang tunggu yang bersih dan nyaman namun agak tersembunyi.
“Fiii…jangan…nanti ada yang liat, ouhhh” Niken mendesah saat tangan nakal Alfi meremas dadanya lembut.
Tubuh wanita itu sudah demikian sensitif terhadap setiap sentuhan Alfi. Tubuhnya menggeliat. Niken sudah kuatir saat Kepala Alfi sudah mengarah ke dadanya. Namun tiba-tiba terdengar suara sepatu melangkah ke arah mereka dan Alfi segera menghentikan kenakalannya.
“Nien… kamu udah lama nunggu aku?” Lila memanggil nama sahabat karibnya dengan nama panggilan.
Mereka berpelukan hangat.
“Loh Alfi..kamu ngapain disini” ujar dr.Lila
“Kalian sudah saling kenal La?”
“Umm..ya ibu nya Alfi adalah pasienku juga” ujar dr.Lila tergagap berusaha menyembunyikan sesuatu.
“Alfi muridku di SMA tempatku mengajar La. Ia sengaja kuminta menemaniku untuk menemuimu”
“Oh begitu mana Donie Nien? Bukan dia yang mengantar kamu?”
“Donie masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum cuti”
“O ya aku hampir lupa kalian kan akan menikah dua minggu lagi, ayo masuk mumpung pasienku yang lain belum datang”
“Fii.. kamu tunggu di sini ya, ibu masuk dulu”
0 Komentar