Tak lama kemudian, secara bersamaan kami saling melepas pelukan dan sama-sama tergolek lemas bersebelahan sambil memejamkan mata… merenungi apa yang sudah terjadi diantara kami. Ketika aku membuka mata, ternyata Bu Indah sedang memandangi aku sambil menahan kepala dengan tangannya dan dia tersenyum, sambil mencolek hidungku dan berkata, ” Kamu ini memang anak kurang ajar… nggak punya kesopanan… umur kamu berapa sih…? “. Melihat sikapnya yang ramah disertai senyum, aku jadi berani, kujawab sambil mengecup tipis bibirnya, ” Ibu nggak usah nanya umur deh, yang penting, aku suka sama Ibu “.
Dan dia menindihku sambil membalas kecupanku, ” Kamu ini ngomong kaya udah gede aja, kenapa sih kamu suka sama Ibu ” tanyanya. ” Kok nanyanya gitu, Ibu mau apa nggak disukain sama Boy.. ? ” aku balik bertanya. ” Kalo kamu udah gede, Ibu pasti mau… sekarang Ibu pengen tahu kenapa kamu suka sama Ibu ? ” katanya penasaran, sambil memencet hidungku.
” Nggak ah.. ntar Ibu marah kalo Boy jawab..” kataku.
Dia langsung menjawab, ” Nggak, Ibu nggak bakalan marah.. sumpah “. ” Sumpah apa ? ” tanyaku, ” Sumpah ini… ” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut. Tanpa kami sadari, telah terjadi keakraban diantara kami sepertinya kami pasangan yang sebaya.
Sambil membalikkan tubuhnya, kujawab, ” Boy suka sama Ibu karena……. “, aku tidak meneruskan jawabanku, dia makin penasaran, ” Karena apa… ? “, katanya sambil cemberut. ” Karena…. Ibu baik…. cantik… terus.. karena ini…. dan ini… ” kataku sambil menunjuk dadanya dan mengusap-usap memeknya. ” Ihhh… jangan nakal… nanti Ibu tampar lagi… mau..? “, katanya sambil melotot tapi mulutnya tersenyum manis lalu dia menciumku lagi.
Kami berciuman lagi… sambil memelukku Bu Indah berbisik mendesah di telingaku, ” Ibu sayang kamu…. kamu jangan pulang.. masih banyak yang ingin Ibu omongin sama kamu… sekarang kita istirahat aja ya…”.
0 Komentar