Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Bu ningsih istri seorang PNS #15






Segera saja ku buka hooknya dan kulepas talinya perlahan-lahan aku menarik lepas BHnya dan meletakannya di meja makan. Maka kedua buahdadanya yang besar dan montok itu tergantung layu seperti buah pepaya dengan puting susunya yang besar dan memanjang berwarna gelap. Kontras sekali dengan warna kulitnya yang kuning langsat dan mulus bersih itu. Pada perutnya yang agak membesar itu terlihat guratan guratan tanda pernah melahirkan, nampak jelas sekali disekitar lobang pusarnya dan bagian bawah perutnya. Pahanya yang besar itu sudah berlemak yang menggelambir mengantung dan hampir menutup selangkangnya. Bulu bulu jembutnya sangat tebal dan memanjang menutupi bagian depan vaginanya. Segera saja kedua tangan Bu Ning menyilang di depan menutupi kedua buahdadanya yang besar tapi sudah agak kendor itu, tubuhnya gemetar dan menatapku dengan bingung. Kuminta supaya Bu Ning bersandar disandaran kursi dan kubuka lebar kedua pahanya. Bu Ning hanya pasrah mengikuti permintaanku tanpa membantah sambil duduk dikursi bersandar pasrah seperti orang yang kebingungan.


Buahdadanya yang montok dan besar tergantung layu seperti buah pepaya, aku remas-remas dan kuciumi buahdada yang besar itu, kuhisap dan kukemut-kemut putingnya yang berwarna gelap itu. Bu Ning makin mendesah-desah, kedua tangannya memegang kepalaku dan membenamkanya lebih kuat ke buahdadanya yang besar dan kenyal itu. Jari-jari Bu Ning mengusap-usap kepala dan rambutku dengan gemas. Kulit buahdadanya terasa semakin kenyal saat kukemut dan kuciumi dengan nafsu birahiku yang semakin memuncak dan nafasku yang semakin memburu, debar jantungku terasa makin cepat memompa darahku ke sekujur tubuhku.


“Donnii ….. oohhhh ….. eehhhhh …… “ Bu Ning makin meracau tak karuan saat bibir dan lidahku mengecup dan menjilati puting buahdadanya yang semakin tegang dan mengeras dalam mulutku.


“Donnii ….. oohh.. jangaaannn …. jangan di cupaaannng ….. oohhhh …. Donnniiin…. Sayaaaannng ….. jangaaaannn …yaaaa …. Nanti bisa bahayaaa …. Klooo sampaaaiiii….. Pak Achmad tahuuu …. “ kata Bu Ning bergetar menahan gejolak birahi yang meronta dalam dada menuntut klimaks yang tuntas.


Untuk menghindari bekas cupang yang akan semakin banyak terlihat di kulit buahdadanya yang putih dan kenyal itu, maka aku segera berjongkok dan menciumi paha Ibu Ning yang putih mulus itu. Tanganku meremas dan mengusap-usap bulu-bulu halus hitam keriting yang tumbuh subur di pangkal pahanya. Beberapa saat kemudian jari jempol dan telunjukku mulai mengorek-orek dan masuk kedalam lubang *****nya. Bu Ning makin merintih-rintih dan meracau tak karuan sepertinya keenakan dan tanganya makin kuat menekan tanganku untuk semakin dalam memasuki lubang *****nya

Posting Komentar

0 Komentar