Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Bu ningsih istri seorang PNS #16





“Donniii …. Donnnii …… “


“aachhhhh …..eheuekk …. Aaachhh …. “ rintih Bu Ning sambil terus menggeliat seperti cacing kepanasan. Tangannya mencengkeram tanganku kuat-kuat agar berhenti mengocok lubang *****nya. Aku menghentikan gerakanku dan menarik keluar jari-jariku.


“Donnii …. Sayangku …. Ayoo berdiri sayaaangkuuuu …..” pinta Bu Ning manja.


Tapi tiba-tiba tangan Bu Ning bergerak mengelus-elus pangkal pahaku dan tak berapa lama ritsluiting celanaku tlah terbuka, tangan Bu Ning yang hangat dan halus memelorotkan celana dalamku maka penisku yang telah tegang dari tadi segera mengacung bebas. Jari-jari tangan yang halus milik Bu Ning meremas dan mengocok maju mundur kepala penisku.


“Donnnii ….. oohhhh ….. kontool kamu besar banget yaaaa ….”


“Hweeehhhh ….. aaahhhh …. Ibu jadi gemas melihatnya. Beda banget dengan milik Pak Achmad …. “ kata Bu Ning kagum…


“Masakkk … siiihhh …. Buuu ……” kataku bergetar menahan nikmat ….


“Dulu milik Pak Achmad memang bisa tegang dan keras ….. tapi kini setelah makin bertambahnya usia dan berat badannya maka sekarang milik Pak Achmad udah agak loyo dan lembek, apalagi bila lagi nggak mood maka sama sekali gak bisa bangun, Ibu jadi sedih dan kecewa karena tak pernah lagi merasakan kenikmatan bercinta…. “ kata Bu Ning sambil menatapku sayu.


“Donnii …. Sayangku ….. “ kata Bu Ning tersenyum manis dan tak dapat kucegah tangannya menarik penisku kearah mulutnya yang terbuka dan segera saja kurasakan hangat dan panas saat penisku memasuki mulutnya. Kepala penisku terasa basah dan hangat oleh air liurnya dan ujung lidahnya menggelitik kepala penisku yang membuatku merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara membuncah dalam dadaku.


“Ooohhh ….. oohhh….. niiiiikkmaaaaatt …… “ aku merintih keenakan


“Ooohhhhh …… Buuu Niiingg ….. oohh….. enaaaakk …..sekaliiiii ….” Kataku sambil tangan kananku menggerakan kepala Bu Ning maju mundur semakin cepat ….. dan semakin cepat … sedangkan tangan kiriku berpegangan erat pada kursi makan yang diduduki oleh Ibu Ning.


“Buuu Ninnngg ….. oohhh …. Buuu Ninnngg ….. akuuuu …. Akuuu …..!! “


“Oooohhhh …. Bu Ninnnnngg …… aaakkuu …. Maaauuuu keluaaaarrrr ….. “ aku merem melek sambil merintih dasyaaatt …. Akibat hisapan dan hangatnya mulut Bu Ning yang sedang mengemut-emut kepala penisku yang sudah berkedut-kedut tak karuan

Posting Komentar

0 Komentar