Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Bu ningsih istri seorang PNS #20





Aku berdiri dan membuka kaos dan memelorotkan jeans dan celana dalam yang aku kenakan dan tak lupa aku membuka tali simpul dan menarik lepas daster yang dikenakan Bu Ning. Kemudian aku menarik hook BHnya dan menjatuhkan BH itu ke lantai. Buahdada yang besar dan montok itu tergantung layu seperti pepaya Bangkok dengan pentilnya yang berwarna gelap. Membakar nafsuku yang sudah diubun-ubun kepalaku.


Bu Ning yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Doni, menarik wajahnya dan langsung melumat bibir Doni dengan nafsu yang membara. Doni membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah Ibu Ning, tangan Doni meremas buahdada montok milik Bu Ning. Desahan nafas menderu di seputar ruangan kamar tidurnya Bu Ning yang keramat karena tidak pernah ada lelaki lain memasukinya selain Pak Achmad suaminya, diselingi desahan yang menambah gairah. Setelah beberapa saat, Bu Ning mendorong lembut badan Doni, untuk menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu.


Doni mendorong lembut tubuh Bu Ning, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang untuk diremas dan digelomoh dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lama lagi Doni melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Doni menyedot-nyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangannya meremas-remas lembut buahdada satunya “Ahhhh …. Mhhhh …… hmmmmm ……. Aahhhhh ….….” Suara Bu Ning mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Doni melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah buahdada menuju perutnya yang licin karena keringat dan memainkan lidahnya yang kasar pada udelnya yang membuat Bu Ning menggelinjang-gelinjang kegelian.


Doni menghentikan penjelajahan lidahnya, kemudian dengan lembut dan cekatan menarik celana dalam Bu Ning, melepaskannya dan membuang ke lantai. Dengan spontan Bu Ning mengangkat kedua kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan *****nya dengan rambut-rambut keriting halus yang tertata rapi. Doni mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha Bu Ning yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan mengelumati bibir ***** yang mulai basah mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Doni menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir ***** Bu Ning dan sesekali menggetarkan lidahnya yang kasar pada klitorisnya yang membuat Bu Ning mengerang kenikmatan, ”Ahhhhhh….…. Mhhhhh .…… Mhhhhh…..… Dooonnnnn….…. Uhhhhhh……” desahan birahi yang memuncak dari Bu Ning membuat Doni semakin ganas dan sesekali lidah kasarnya di julurkan memasuki ke liang senggama Bu Ning yang menanti pemenuhan itu.


Setelah beberapa menit Doni mengeksplorasi liang ***** itu, membuat Bu Ning nampaknya tidak sabar lagi menunggu pemenuhan hasrat birahinya ….


“Dooonnnniiii …. Ayoooo saaayaaaang ….… masuuukkin Doonnnnn ….…Mhhhh ……. ….. mmmmh.” Suara Bu Ning disertai desahan-desahan yang semakin memburu kencang

Posting Komentar

0 Komentar