Ini malam ketiga pernikahanku, dan malam keduaku di kota ini, dan kembali aku kecewa lagi, ketika sekali lagi suami dari perjodohan kedua orang tuaku, tak mampu menuntaskan hasrat birahiku. Aku menerima perjodohan ini karena aku tahu, dengan pernikahanku ini, aku bisa membantu kelangsungan bisnis hotel milik papaku di Bali, karena orangtua ko Andrew setuju memberikan modal usaha jika aku mau menikah dengan anaknya, yang saat ini sudah berusia 35 tahun. Tentu saja awalnya aku menolak keras perjodohan ini, namun kenyataan menghadapkan ku pada keadaan dimana usaha hotel papa yang terancam bangkrut, sangat membutuhkan suntikan modal, dan sebagai sumber penghasilan keluarga satu-satunya tentu aku juga tidak bisa bersikap masa bodoh, akhir nya dengan berat hati kuterima juga perjodohan dengan pria yang usianya 11tahun lebih tua dariku, pria yang secara fisik jauh dari bayangan pria impianku, bahkan jauh dari pria-pria yang selama ini sering menghabiskan malam bersamaku.
Sebagai gadis yang besar di tempat seperti Bali, dan ditunjang dengan penampilan fisik yang banyak orang bilang cantik dan seksi, serta wajahku yang oriental, aku sangat tidak kesulitan untuk mendapakan teman pria, dan seperti kehidupan remaja disini pada umumnya, keluar masuk diskotik dan seks bebas sudah jadi hal biasa buatku. Aku sangat menyukai seks, dan hampir tiap hari aku selalu menikmati disetubuhi oleh para pria yang menemani hari-hariku. Namun kini aku harus menikah dengan pria yang secara kemampuan seksual sangat payah sekali, aku benar-benar merasa kecewa, dua malam sudah disetubuhi, dua malam sudah memekku di siram cairan spermanya, tapi selama itu juga aku tidak pernah sekalipun mengalami orgasme. Entah apakah aku bisa bertahan dengan semua ini.
"pagi ci.." sapa si mbok, pembantu yang kerja dirumah ini, ketika aku baru saja keluar dari kamarku.
"yang lain sudah pada berangkat mbok..? Tanyaku, karena aku tinggal disini tidak hanya bersama suamiku tapi juga papa mertuaku,
''sudah ci, ci yuni mau sarapan.." tanyanya lagi.
"saya minta teh aja ya mbok, nanti saya tunggu diteras samping.."
Rumah ini cukup besar dengan halaman yang luas dan indah dimana halaman samping menghadap matahari terbit, mengingatkan akan keadaan ketika masih di Bali dulu. Kubuka forum semprot dari tab ku, sudah hampir lumayan lama aku bergabung disini, aku biasanya menuliskan pengalamanku bersama para bule, dalam bentuk cerita panas, namun kali ini aku ingin mencoba melihat-lihat thread tentang obat untuk ejakulasi dini, yang mungkin bisa kuberikan pada ko Andrew, tapi tulisan new pm mengalihkan tujuanku, kubuka pm baru itu, dan ada pesan dari seseorang yang selama ini suka ssi ke aku, isinya menanyakan apakah aku sudah dijakarta dan memintaku untuk menghubunginya
jika sudah dijakarta. Kubatalkan niat mencari obat untuk suamiku, karena tiba-tiba terbesit pikiran nakal untuk menemui orang itu. Kukirim pesan untuk mengabarkan kalo aku sudah di jakarta, dan tak lama langsung ada balasan yang menanyakan apakah bisa bertemu, dan kamipun janjian ketemu siang ini.
"permisi ci, ini teh manisnya dan ada goreng pisang untuk teman nya.." si mbok membuyarkan lamunanku,
"oh iya makasih mbok.."
Selesai sarapan dan mandi aku langsung berangkat ke tempat yang dijanjikan, karena memang aku disediakan mobil dan sopir, aku jadi tidak kesulitan menuju ke alamat janjian tadi. Beberapa pasang mata memandangku saat aku memasuki cafe ini. Karena aku memakai celana pendek ketat dan tanktop yang kupadukan dengan cardigan kuning, pakaian yang memang sehari-hari biasa kupakai waktu masih diBali. Belum sempat aku mencari tempat duduk seseorang sudah menyapaku dari belakang.
"yuni yah.." katanya, dan ketika berpaling kutahu
0 Komentar