menimbulkan sensasi berbeda ketika menyentuh rongga bagian dalam memekku.
"ah..ah..ah.. Terus pah.. Akh.." suaraku disertai rintihan ketika batang kontol mertuaku itu mulai menggenjot memekku.
" akh..ah..ah.." suara desahan dan deru nafas mengiringi persetubuhan terlarang pagi itu. Dan tak sampai lama akupun mencapai orgasmeku, sementara papa mertuaku masih terus menggenjotku sampai beberapa menit kemudian juga ambruk menindih tubuhku. Dan sejak itulah aku seolah menemukan suami pengganti yang bisa selalu memuaskanku, dan imbasnya hubunganku dengan ko Andrew semakin jauh, apalagi ketika dia harus ke Singapura untuk urusan bisnis selama 3 bulan, kami totaly lost contact.
"ah.. Siapa sih.. Ganggu aja.." gerutuku ketika suara bel mengganggu niatku untuk makan siang.
" Astri.." aku sedikit berteriak ketika melihat siapa yang datang, sahabat karibku waktu di Bali.
"kenapa semalam ga bilang kalo mau kemari sekarang, aku kan bisa jemput..!" kataku setelah kuajak dia masuk.
"ga apa kok Yun,.. ! Jawabnya letih.
"Lo keliatan letih, ya udah istirahat dulu, gua udah siapin kamar buat lu.." kataku sambil mengajak nya untuk kekamar.
Senang juga ada Astri disini aku jadi ada teman mengobrol, cuma sejak kedatangan nya kunjungan birahi mertuaku jadi terhenti, dan ketika aku bilang sahabatku itu kesini untuk kerja, langsung saja ia memasukan kerja disalah satu hotel miliknya. Dan kembali hubungan terlarang kami berlanjut, karena Astri memilih. untuk kost didekat tempat kerjanya. Hubunganku dengan ko Andrew sudah tak bisa lagi dipertahankan, bahkan ketika dia kembali dari luar negeri, dan bekerja di Jakarta lagi, kami sudah tidak pernah saling ketemu, aku semakin larut dalam hura-hura dan berpetualang dalam nafsu birahi. Sejak papah mertuaku kerap meniduriku aku jadi semakin tidak masalah dengan kondisi keuanganku dan aku jadi semakin tidak memperdulikan ko Andrew, termasuk ketika aku mendengar tentang gosip dia ada main dengan pegawainya, bahkan ketika aku tahu ia sudah membelikan rumah untuk perempuan itu aku masih tidak perduli, namun emosi ku menjadi tidak terkendali ketika ku tahu kalau wanita itu Astri, teman baikku sendiri, teman yang sering kutolong sejak di Bali dan juga ketika ia mempunyai masalah lari dari Bali aku yang menampungnya dan kini balasannya ia merebut pria yang masih berstatus suamiku.
Dengan tanpa merasa malu, kulabrak Astri dicafe itu, ku tampar, kujambak rambutnya dan ia hanya diam menangis bertingkah seolah tak tahu apa yang terjadi, aku terus meradang memaki dan memukulinya hingga beberapa orang menarikku keluar dari cafe itu . Dengan emosi kutemui papa mertuaku, bermaksud meminta dukungannya, tapi yang kudapat sungguh diluar dugaan, setelah semua yang dia lakukan padaku dengan teganya ia berkata bahwa ia tidak keberatan hubungan mereka.
"kau pikir aku akan terus membiarkan anakku dengan wanita binal sepertimu, sudah jauhi keluarga ini, dan ini uang kurasa sangat cukup untuk hidupmu..!" sambil memberikan selembar cek yang entah berapa jumlahnya.
Aku hanya diam benar-benar tak bisa mengerti semua ini, dan aku hanya mengemudikan mobilku pergi dari rumah itu, dan tiba-tiba tanpa sadar aku merasakan benturan keras, dan rasa sakit diperutku..
"Anda sudah sadar..?" suara dari seorang perempuan yang terdengar disisiku,
"dimana aku..?" tanyaku sambil mengintari pandanganku ditempat yang penuh warna putih ini.
"anda mengalami kecelakaan, dan sudah 2 hari anda tidak sadar.." jelas suster itu.
Aku sungguh tidak ingat, ah iya aku ingat benturan itu dan sakit diperutku.
" akhh.." sakit sekali ketika tanganku menyentuh permukaan perut ku yang diperban itu.
" Anda terluka di bagian perut.. Nanti dokter akan menjelaskan secara rinci kondisi anda.." jelas suster itu lagi, sambil memeriksa infus di tanganku.
Satu persatu bagai rangkaian puzzle aku kembali mengingat semua yang terjadi, ya Astri lah yang menyebabkan semua ini..
"apaa..? Jadi.. Jadi.. Saya ga akan bisa hamil dok...!" aku setengah berteriak mendengar penjelasan dari dokter Bagas.
"maaf kami tidak punya pilihan lain untuk menyelamatkan anda, besi yang menusuk anda tembus kerahim dan membuat pendarahan yang sulit dihentikan, satu-satunya cara hanya mengangkat rahim anda, atau anda tidak tertolong.."jelas dokter itu.
"jangan salahkan dokter, saya yang menyetujui operasi itu, karena saya tidak bisa menghubungi keluargamu, dan waktu itu sangat dibutuhkan tindakan cepat,." suara seorang wanita paruh baya yang tak kusadari kehadirannya.
"siapa Anda...?" Tanyaku bingung.
"mobil yang terlibat kecelakaan dengan kamu adalah milik perusahaan saya. Hasil penyelidikan sementara, kecelakaan terjadi karena mobil truk yang membawa pipa besi itu berhenti mendadak, jadi dengan itu atas nama perusahaan dan saya pribadi, akan bertanggung jawab sepenuh nya.!" kata wanita yang dari penampilannya terlihat sangat elegan itu..
Aku juga menyadari kondisiku saat itu, jadi akupun tidak ingin memperpanjang lagi masalah, mungkin ini sudah takdirku yang ada dalam niatku sekarang adalah bagaimana membalas dendam terhadap Astri.
"jadi seperti itu, tante mengerti apa yang kamu rasa, tapi keinginan mu untuk membalas dendam tante tidak setuju.." kata tante Anna menasehatiku, ketika aku sudah dinyatakan sembuh dan bisa pulang. Tante Anna adalah pengusaha properti yang lumayan sukses, sejak kecelakaan itu, dan mungkin karena rasa tanggung jawabnya ia hampir setiap hari menjengukku, dan ketika aku dinyatakan sembuh ia memintaku untuk tinggal dengannya
0 Komentar