Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

gairah keganasan sang papah mertua #4


ngguku yang baru saja selesai mandi, karena tidak memiliki pembantu dan pak Sodik juga belum datang, terpaksa dengan hanya masih mengenakan handuk melihat siapa yang memencet bel, ternyata papa mertuaku. Dengan sedikit bergegas aku menuju gerbang.
"maaf pah, lama, tadi Yuni lagi mandi.." kataku.
"iya ga apa.." jawabnya, sambil matanya melirik kedadaku, handuk yang melilit tubuhku ini tidak mampu menutupi seluruh payudaraku.

Setelah pamit sebentar untuk memakai baju kutemui kembali papa mertuaku itu. Ternyata kedatangannya untuk menanyakan masalah diantara aku dan anaknya, akhirnya akupun menceritakan semua dengan jujur termasuk kejadian dengan pak Sodik, aku sudah pasrah jika papah mertuaku ini juga memandang jijik padaku.
"maafin papah ya, karena menikah dengan Andrew Yuni jadi tersiksa.." katanya pelan, sambil menepuk pahaku, karena memang saat itu aku mengenakan celana pendek, sentuhan tangan nya yang langsung menyentuh kulit pahaku, menimbulkan sensasi berbeda didiriku, Untuk sesaat mata kami bertatapan.
"Yuni sabar aja dulu ya. Nanti papa yang coba bicara ke Andrew!" katanya sambil tangannya yang dipahaku bergerak mengelus pelan.
Aku tidak lagi fokus akan ucapannya, sentuhan tangannya dipahaku telah membuat birahiku terpancing.
"apa yang Yuni ingin papa lakukan..?" tanya lagi, dan kali ini tangannya membelai wajahku menyusuri leher dan bahuku.
"Yuni mau papa masukin tangan papa kebaju yuni.." kataku dengan nafas memburu.
"seperti ini.." katanya ketika tangannya sudah mengusap perutku..
"iya Remas dadaku pah..." kataku semakin tak bisa lagi mengontrol diri.

Tangannya meremas tetekku yang masih terbungkus bra itu. Merasa sudah kepalang tanggung, kuputuskan untuk melepas kaos juga bra yang kukenakan, dan kini kedua gunung kembar 34c miliku ini terpampang bebas dihadapan mertuaku yang duduk disampingku.
" akh.. Terus pah.." rintihku dengan mata terpejam menikmati setiap remasan tangannya.
"Yuni suka tetek nya papa remas..? Tanya nya.
"iya pah.. Yuni suka.." jawabku mendesah.
"sekarang apalagi yang Yuni mau papa lakukan..?" tanyanya lagi.
"Yuni mau disentuh didalam sini..!" ujarku mengarahkan tangannya ke selangkanganku dan menatapnya dengan tatapan memohon. Dan tangannya langung menyelusup ke dalam celanaku.
"wow.. Basah sekali disini..!"ucap nya ketika jemari nya sudah menyentuh bibir memekku.
''hu'um" desahku
"apa yang yuni pikirkan sampai bisa sebasah ini..?" tanyanya lagi sambil terus mempermainkan jarinya di celah basah selangkanganku.
"yuni memikirkan papah..!" jawabku sambil menatapnya..
"apa yang ada di pikiran Yuni...?"
"wajah tampan papah, berada diselangkangan Yuni..."jawabku sambil membelai mesra wajahnya.

Dan segera dia bangkit dari sampingku berjongkok didepanku, dan memelorotkan celana pendek dan juga celana dalamku bersamaan. Dilebarkannya kedua kaki.
"seperti ini..!" serunya menatapku sebentar lalu membenamkan wajahnya dimemekku.
" iya.. Pah.. Seperti itu.. Ah..ah.." jeritku ketika merasakan nikmatnya sentuhan lidah dibibir memekku.
"enak..?" tanya nya..
"enak banget pah..." jawabku sambil tanganku menekan kepala nya untuk kembali menjilat.
Dan memang permainan lidahnya sungguh hebat.
"papah enak banget jilatannya, belajar sama siapa.. ah..ah.. Ah.. Terus ah.." aku meracau keenakan.
" belajar sama gadis-gadis nakal.." jawabnya.
"Yuni mau jadi gadis nakalnya papah..."kataku sambil meremasi buah dadaku sendiri.
Semakin terbawa rangsangan birahi, akupun bangkit dari dudukku, dan papa mertuaku juga berdiri, sementara ia melepas bajunya, aku juga memelorotkan celananya.
"ini apa pah..?" tanyaku ketika melihat beberapa bulatan seperti kelereng kecil di ujung kontolnya yang sudah sangat tegang itu.
"itu yang akan memberi Yuni kepuasan yang selama ini Yuni cari..!" jawabnya sambil menelentangkan tubuhku diatas karpet lantai.
Digosok-gosokan ujung kontolnya yang bergerenjul itu dicelah rongga memekku..
"masukin pah.." pintaku.

Dan perlahan batang keras itu terbenam ditelan memekku, dan rasa dari ujung kontolnya benar-benar 

Posting Komentar

0 Komentar