Dan kejutan ultah serta kepulanganku benar-benar membuat tante terkejut dan terharu, ternyata ini adalah kali pertamanya ia merayakan ulang tahun setelah, kematian suaminya 5tahun lalu.
" siapa itu Rat, coba lihat..?" perintah tante pada Ratna.
"mungkin dokter Bagas.." ucapku
"dokter Bagas.." tante Anna memandangku dengan pandangan menyelidik.
"tadi Yuni ketemu pas beli kue, terus sekalian deh diundang kesini.." jawabku sedikit malu.
"ehm.. Ternyata ada yang bergerak cepat ya.." guman tante Anna sambil mencubit pipiku.
Malam itu kami rayakan ultah tante Anna dengan makan malam bersama, dan selesai makan malam tante Anna pamit untuk istirahat, sementara aku masih menemani dokter Bagas ngobrol.
"ga usah pakai dokter lah, Bagas saja." protesnya ketika aku terus menggunakan sebutan dok didepan namanya.
"nanti kalo panggil mas, ada yang marah lagi.." godaku.
"Bagas aja.. Lagipula kalo kamu yang panggil mas, nanti malah dikira aku tukang bakso.."
"masa ganteng gini.. tukang bakso.." ah kenapa aku berkata seperti itu..
"jadi aku ganteng ya.." kali ini dia yang balik menggodaku dengan tatapan nya.
"ga tau ah.." kataku bingung dan salah tingkah, tapi ia malah semakin mendekatkan wajahnya dan kamipun berciuman, bibir kami saling lumat dan lidah kami bertautan saling menjilat.
Tangannya mulai memelukku tubuh kami berpelukan semakin erat, dan kini ciumannya telah berpindah dari bibirku, jadi menyusuri leherku, menjilati daun telingaku dan bergerak kewajah, dan kembali bibir kami bertautan.
"dikamar aja yuk.." kataku menahan tangannya yang ingin melepas kancing bajuku.
Kutuntun tangan nya menuju kamarku, dia sedikit menghentikan langkahnya ketika melihat Ratna yang baru dari dapur. Kutempelkan telunjuk dibibir memberi kode pada Ratna untuk diam, dan Ia balas dengan senyum mengerti. Sesampainya dikamar kami saling melucuti pakaian hingga sama-sama bugil, dan kembali bergumul Bagas menindihku.
" ah..ah..eah.." aku mengerang menikmati sentuhan lidahnya diujung putingku dan juga remasan dipayudaraku.
"Akh..eah.." kedua tanganku turut menekan kepalanya.
"kamu cantik sekali yun..!" katanya lalu beringsut turun ke bawahku, dan menjadikan memekku sasaran kenakalan lidahnya.
Jilatan nya membelah liang itu, menyusuri bagian bergerenjul didalam nya, yang entah kenapa begitu cepat basah.
"yeah.. Terus... Jilat .. Akh...." setelah sekian lama tak ada yang menyentuhnya, kini hangatnya lidah Bagas terasa begitu nikmat dimemekku.
Mungkin kalau Bagas tak segera menghentikan jilatannya dan mengarahkan batangnya ke mulutku, aku sudah orgasme. Setelah hampir setahun tidak pernah merasakan lagi, kini aroma khas dari kontol itu, seolah menjadi pembangkit birahi yang luar biasa, kujilati dengan penuh kenikmatan batang berurat itu..
"ya ah.. Hisap.. Terus.. Ah.." Bagas meracau sambil menekan masuk kontolnya dimulutku.
Ku emut, kuhisap dan kujilati batang itu hingga erangan nya begitu terkesan memburu..
"aku masukin yah.." katanya ketika kontolnya ditarik dari mulutku,
"ya masukin ke memekku cepat.." bisikku.
Dan dalam hitungan detik kontolnya sudah bersarang di lubangku. Dan perlahan ia mulai bergerak naik turun, menggerakan kontolnya mengocok memekku.
"ah..ah..ah.. Yeah.. Ah.." suara erangan tertahan diantar beratnya dengusan nafas mengiringi setiap hentakannya yang selalu kusambut dengan goyangan.
"kamu tahu ga.. Waktu pertama kali melihat tubuh telanjang mu, di meja operasi dulu dan melihat bagian memekmu, aku yakin sangat nikmat untuk disetubuhi, dan ternyata emang nikmat sekali.."kata nya sambil menekan lebih.
"dasar dokter mesum.." kataku sambil memeluk lehernya dan langsung kugigit bahunya.
"akh.. Sakit.." protesnya
"biar hukuman untuk dokter mesum.." kataku sambil merajuk
0 Komentar