Terdengar Pak Reman melenguh panjang waktu dia kembali berejakulasi di vagina Fika. Seketika Fika langsung ambruk di kasur dengan kedua lubang miliknya yang menganga lebar, selebar penis Pak Reman. Fika bersyukur paling tidak penderitaan dilubang anusnya berakhir sementara ini. Tapi ternyata dugaannya salah. Pak Reman yang sudah 3 kali orgasme itu penisnya masih keras. Kembali dia menyodomi Fika, kali ini tidak sekasar tadi. Cukup lama kali ini Pak Reman menggenjot anusnya hingga dia merasakan sesuatu yang lain. Sensasi aneh yang dia dapatkan itu membuat tubuhnya kembali menghangat. Rasa sakit yang dia rasakan tadi perlahan menghilang. Kini justru vaginanya mengeluarkan cairan pada waktu anusnya sedang dijajah penis besar lelaki itu.
Saking capeknya Fika sudah tak tahu lagi apa yang diperbuat oleh Pak Reman. Badannya kembali dibalik berbaring dan kembali dihujam penis perkasa itu. Sebersit bayangan dikepala Fika, seandainya saja suaminya seperkasa itu. Tapi bayangan itu mendadak hilang waktu dia rasakan sebuah benda berbau aneh menempel dibibirnya. Dia membukan mata dan langsung terkejut karena benda itu tak lain adalah penis Pak Reman.
“Emut Fik, kamu tadi yang pengen kan”
Dan entah bagaimana, Fika menurut saja perintah Pak Reman itu. Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan membiarkan penis itu kemudian masuk. Karena tak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya dia hanya diam saja. Pak Reman maklum kalau Fika memang belum tahu caranya memanjakan penis menggunakan mulutnya. Karena itulah dia menggerakkan penisnya maju mundur dengan pelan. Kadang dia tekan sedalam-dalamnya penis itu hingga membuat Fika tersedak dan ingin muntah.
Beberapa saat mengentoti mulut Fika, Pak Reman akhirnya tak tahan juga. Tangannya langsung menahan kepala Fika saat penisnya dia tekankan dalam-dalam. Tubuh Pak Reman kelojotan saat kembali benih-benihnya mengalir keluar, kali ini bukan di vagina Fika tapi dimulutnya. Fika yang merasa jijik sebenarnya ingin segera memuntahkan cairan kental itu, tapi kepalanya ditahan sangat kuat oleh Pak Reman, sehingga mau tak mau dia harus menelan cairan itu daripada kesulitan bernapas.
Setelah itu Fika langsung tersungkur di kasurnya. Dia sudah sangat lemas, tak memiliki tenaga lagi. Dia berharap Pak Reman menyudahi semua ini karena sudah sangat ingin istirahat. Tapi ternyata Pak Reman belum puas juga. Fika benar-benar tak mengerti darimana tenaga yang dimiliki oleh lelaki itu. Akhirnya dia hanya pasrah saja diperlakukan apapun oleh Pak Reman, termasuk direkam saat sedang disetubuhi. Permainan mereka baru berakhir waktu subuh. Keduanya tertidur berpelukan telanjang bulat dengan kedua alat kelamin masih menyatu
Saking capeknya Fika sudah tak tahu lagi apa yang diperbuat oleh Pak Reman. Badannya kembali dibalik berbaring dan kembali dihujam penis perkasa itu. Sebersit bayangan dikepala Fika, seandainya saja suaminya seperkasa itu. Tapi bayangan itu mendadak hilang waktu dia rasakan sebuah benda berbau aneh menempel dibibirnya. Dia membukan mata dan langsung terkejut karena benda itu tak lain adalah penis Pak Reman.
“Emut Fik, kamu tadi yang pengen kan”
Dan entah bagaimana, Fika menurut saja perintah Pak Reman itu. Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan membiarkan penis itu kemudian masuk. Karena tak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya dia hanya diam saja. Pak Reman maklum kalau Fika memang belum tahu caranya memanjakan penis menggunakan mulutnya. Karena itulah dia menggerakkan penisnya maju mundur dengan pelan. Kadang dia tekan sedalam-dalamnya penis itu hingga membuat Fika tersedak dan ingin muntah.
Beberapa saat mengentoti mulut Fika, Pak Reman akhirnya tak tahan juga. Tangannya langsung menahan kepala Fika saat penisnya dia tekankan dalam-dalam. Tubuh Pak Reman kelojotan saat kembali benih-benihnya mengalir keluar, kali ini bukan di vagina Fika tapi dimulutnya. Fika yang merasa jijik sebenarnya ingin segera memuntahkan cairan kental itu, tapi kepalanya ditahan sangat kuat oleh Pak Reman, sehingga mau tak mau dia harus menelan cairan itu daripada kesulitan bernapas.
Setelah itu Fika langsung tersungkur di kasurnya. Dia sudah sangat lemas, tak memiliki tenaga lagi. Dia berharap Pak Reman menyudahi semua ini karena sudah sangat ingin istirahat. Tapi ternyata Pak Reman belum puas juga. Fika benar-benar tak mengerti darimana tenaga yang dimiliki oleh lelaki itu. Akhirnya dia hanya pasrah saja diperlakukan apapun oleh Pak Reman, termasuk direkam saat sedang disetubuhi. Permainan mereka baru berakhir waktu subuh. Keduanya tertidur berpelukan telanjang bulat dengan kedua alat kelamin masih menyatu
0 Komentar