Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

kenikmatan istri Sahabatku #8




Pak Reman melepaskan ciumannya di bibir Fika. Dia ingin melihat bagaimana ekspresi wajah wanita yang sedang dia setubuhi itu. Fika menutup erat mata dan mulutnya. Dia berusaha menahan desahannya agar tak sampai keluar. Meskipun sesekali lenguhan terdengar darinya. Pak Reman mulai mempercepat sodokannya, rupanya dia ingin membuat Fika takluk dengan mengakui keperkasaannya. Fika sendiri tanpa sadar beberapa kali menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan Pak Reman.

Sampai akhirnya Pak Reman melihat ekspresi wajah Fika seperti sedang menahan sesuatu. Kedua tangan Fika juga meremas kasur itu dengan keras. Pak Reman tersenyum tahu kalau wanita itu akan segera orgasme. Dia semakin mempercepat genjotannya sambil masih meremas kedua buah dada Fika.

Setelah sekian lama ditahan akhirnya Fika tidak kuat juga. Tubuhnya tiba-tiba mengejang, mulutnya terbuka lebar tanpa mengeluarkan suara. Matanya masih tertutup rapat. Kedua tangannya meremas kasur semakin kuat. Dan vaginanya banjir. Dia orgasme. Fika mencapai puncak kenikmatannya dengan penis orang lain. Wanita pengantin baru yang selalu menutupi tubuhnya dengan pakaian tertutup serta jilbab dikepalanya itu dibuat orgasme oleh lelaki yang bukan suaminya, yang sedang memperkosanya.

Sesaat kemudian tangisan Fika kembali pecah. Dia benar-benar tak menyangka akan mengalami hal seperti itu. Dia yang selama ini selalu menjaga tubuhnya yang hanya pernah dijamah oleh suaminya saja, malam ini dengan bebas dijamah oleh pria lain. Yang yang lebih memalukan lagi, dia orgasme oleh pemerkosanya itu. Saat matanya terpejam tiba-tiba muncul bayangan suaminya. Dia semakin merasa bersalah dan merasa begitu kotor.

Pak Reman membelai kepala Fika yang masih tertutup jilbab merah muda itu. Kembali dia menggerakan penisnya yang masih keras. Lelaki itu baru saja membuat mangsanya tak berdaya dalam orgasmenya, tapi itu baru sekali. Dia ingin Fika seperti Eva dan juga Shinta yang dibuat orgesmu berkali-kali olehnya hingga lemas tak bertenaga.

Fika hanya bisa pasrah saat Pak Reman kembali menggenjotnya. Tubuhnya sudah lemas. Bukan cuma karena orgasmenya barusan, tapi rasa malu dan terhina membuatnya semakin lemas.

“Hmmp, uuhh, aahh, mmpp”

Desahan Fika mulai terdengar seiring dengan genjotan penis Pak Reman di vaginanya. Genjotan Pak Reman yang kadang pelan kadang cepat ini terasa begitu nikmat dia rasakan. Tapi tetap saja harga dirinya membuatnya sebisa mungkin menahan semua itu, meskipun beberapa kali dia kelepasan mendesah.

Beberapa saat genjotan Pak Reman membuat birahi Fika yang tadinya surut setelah orgasme mulai naik lagi. Dia kembali terlihat meremas kasur tempatnya berbaring. Pak Reman senang melihatnya. Tidak seperti Eva dan Shinta, wanita ini ternyata cukup gampang mendapatkan orgasmenya. Mengetahui itu Pak Reman kembali mempercepat sodokannya. Kocokan penis yang semakin cepat itu membuat tubuh Fika kembali tergoncang-goncang. Desahannya tak bisa lagi dia tahan, hingga akhirnya dia mendesah panjang saat orgasmenya kembali datang.

“Aaaaaaaahhhhhhhhh”

Kembali tubuh Fika melemas. Pak Reman menghentikan sejenak genjotannya. Memberi waktu kepada Fika untuk beristirahat menarik nafasnya. Pak Reman lalu menarik keluar penisnya. Fika sedikit lega, tapi dia tahu Pak Reman belum selesai. Tubuhnya yang terbaring lemas kini dibalik hingga tertelungkup. Pinggulnya sedikit diangkat oleh Pak Reman, dan penis besar itu kembali menghujam lubang vaginanya yang sudah sangat becek.

“Aahh aahh udahh paak, saya capeek aahh aahh”
“Udah? Lha aku belum apa-apa lho ini. Kita bakalan kayak gini semalam suntuk Fik, sampai buat jalan aja kamu susah, haha”

Pak Reman kembali menghujamkan penis besarnya sambil menindih tubuh mungil Fika. Sesekali dia mencium dan menggigit kecil kuping Fika yang masih tertutup jilbab itu. Semakin lama genjotan Pak Reman semakin cepat, dan Fika merasa kalau lelaki yang sedang menyetubuhinya itu akan segera orgasme.

“Fik, aku mau keluar. Aku keluarin di dalem ya” dan benar saja, rupanya Pak Reman benar-benar berniat untuk menghamilinya.
“Nggak, jangan, saya nggak mau pak. Cabut pak, jangan didalem” tolak Fika dengan panik.
“Oke, aku nggak keluar di memek kamu, tapi aku pengen ngecrot dimulut kamu”
“Nggak aahh, saya belum pernaaahh” tolak Fika yang mengerti maksud Pak Reman.
“Belum pernah apa?”
“Aahh aahh, belum pernahh aahh ngemut penis”
“Penis? Ini namanya kontol Fik, ayo bilang, kontol..

Posting Komentar

0 Komentar