Fika terdiam menggelengkan kepalanya. Dia tak mau mengucapkan kata-kata kotor itu, meskipun tubuhnya sudah dibuat kotor oleh Pak Reman.
“Kalo nggak mau bilang, aku bakalan ngecrot didalem lho, aku bikin kamu hamil”
“Jangan, nggakk mau, aahh aahh, saya nggak mau”
“Kalo gitu ayo cepet bilang, sebelum aku ngecrot nih” kata Pak Reman sambil mempercepat genjotannya.
“Koo,, aahhh kon,, kontol”
“Apanya kontol hah?”
“Saya belum pernah, aahh, ngemut kontol”
“Jadi sekarang kamu pengen ngemut kontol Fik?”
“Nggak, nggak mau aahh”
“Oke kalo nggak mau, aku keluarin di memek kamu”
“Jangan pak, saya mohon jangan didalem”
“Jadi kamu pengen aku keluar dimemek apa mulut kamu hah?”
“Aahh aahh nggak mau, diluar aja aahh”
“Ah lama, aku keluarin di memek kamu aja”
“Jangaaan, dimulut saya aja”
Entah kenapa tiba-tiba Fika mengatakan itu. Tapi dia merasa lebih baik lelaki itu mengeluarkan spermanya dimulutnya, daripada harus didalam vaginanya yang bisa saja membuatnya hamil.
“Hmm, jadi kamu pengen ngemut kontolku sekarang?”
“Ii, iyaa”
“Iya apa?”
“Iyaa, mau ngemut”
“Ngomong yang jelas Fik, ngemut apa?” tanya Pak Reman yang semakin cepat menggenjot penisnya.
“Iyaa aahh aahh, saya mau ngemut kontol Pak Remaaan”
Seketika tawa Pak Reman meledak. Dia sudah berhasil membuat Fika semakin takluk masuk kedalam pelukannya. Pak Reman semakin senang menyadari betapa wanita yang sedang dia genjot itu ternyata sama lugunya dengan Eva dan Shinta. entah apa yang dipikirkan wanita-wanita itu sampai tidak mau melakukan oral, padahal selama ini dia sendiri sangat menyukai bila ada wanita yang mengoral penisnya. Fika baru saja bersedia mengulum penisnya meskipun terpaksa, tapi dia punya rencana lain. Seperti sebelumnya pada Eva dan Shinta, Pak Reman ingin membuat wanita yang sedang digenjotnya ini hamil anaknya.
“Baiklah kalo itu mau kamu, aku bakal keluarin pejuhku dimulut kamu Fik”
“Aahh aahh iyaa paak, jangan keluarin didalem”
“Iya, aku keluarin dimulut kamu. Tapi nanti, ronde kedua, sekarang aku bakal hamilin kamu dulu, haha”
“Nggak, jangaan paak jangaaan” Fika langsung panik mendengar ucapan Pak Reman. Dia berusaha untuk berontak, tapi tubuhnya yang ditindih tubuh besar Pak Reman itu tak bisa berbuat apa-apa.
“Haha, rasakaan pejuhku ini Fika. Hamillah anakku seperti Eva dan Shintaa, aaaaaaahhhh”
“Jangaaaaaannnnhhhh”
Dengan sekali sodokan kuat Pak Reman membenamkan penisnya dalam-dalam di vagina Fika. Bermili-mili sperma kentalnya memenuhi rahim wanita bersuami itu. Jutaan calon anak Pak Reman berlomba-lomba untuk membuahi sel telur pengantin baru itu. Dia mengerang menunjukkan kepuasannya telah melepas cairan spermanya di rahim Fika. Sedangkan sang wanita semakin menjadi tangisnya menyadari dia bisa saja hamil oleh lelaki yang bukan suaminya itu.
Keduanya masih terdiam dengan posisi menelungkup dengan Pak Reman mendekap tubuh Fika. Tangis Fika semakin menjadi menyadari saat Pak Reman melepaskan benihnya tadi dia juga mengalami orgasme yang dahsyat. Selama bercinta dengan suaminya, dia memang berkali-kali mendapat kepuasan, tapi kepuasan yang baru saja dia dapat dari lelaki yang bukan suaminya itu jauh lebih nikmat dia rasakan...
0 Komentar