Malam ketiga, tindakanku semakin nekat. Mama sendiri juga membuat sedikit kejutan, kali ini ia memakai gaun tidur tanpa lengan yang cukup sexy, menampakan bahunya yang putih dan sedikit belahan dadanya yang montok itu, apalagi panjangnya sedikit di atas lutut membuat aku semakib berliur. Kutunggu hingga lewat tengah malam, sampai aku yakin bahwa mama benar–benar terlelap. Kini ia tertidur terlentang, sekali lagi inci demi inci kusingkapkan gaun tidurnya ke atas, terus berlanjut secara perlahan hingga kutemukan kejutan berikutnya…mama memakai celana dalam yang cukup mini dan transparan karena dari bahan semacam jaring, tentu saja bayangan hitam bulu-bulu pubisnya nampak jelas, pengikatnya pun tak lebih lebar dari tali sepatu, membuat aku makin senewen, kali in terlintas pikiran jangan-jangan mama memang ingin memancingku, jangan-jangan ia tahu apa yang kulakukan 2 hari terakhir. Tapi rasa takut itu dikalahkan oleh berahi, kali ini secara perlahan kupelorotkan celana dalam itu, masih dengan tangan gemetar hingga melewati ujung jari kakinya. Sungguh pemandangan luar biasa yang bisa membuat gila lelaki manapun. Lalu ku lebarkan kedua kaki mama, selebar munkin, hingga menampakan belahan rongga vaginanya . Ku putuskan untuk mencicipi aroma dan rasanya, dengan sangat hati-hati aku merangkak hingga wajahku cukup dekat dengan organ kewanitaan mama. Aroma khas wanita bercampur aroma harum sabun mandi segera memenuhi rongga hidungku, dan segera lidahku beraksi mengecap-menjilat-menghisap sampai lambat laun pinggul mama bergerak-gerak ke kanan ke kiri, dan mulutnya mulai bergumam. Ku hentikan sejenak, mama masih nampak terpejam dan tertidur. Kembali kulanjutkan aksiku dan kembali pula pinggul mama bergerak-gerak ke samping dan …ke atas, seolah-olah menyambut lidahku. Batang penisku kian mendesak celana yang kupakai. Sambil terus menjilati vagina mama, kulepaskan celana pendekku, lalu setengah membungkuk ku arahkan ke mulut liang senggama mama, sempat terjadi peperangan bathin sejenak, antara perasaan bersalah karena menodai mertua sendiri, ibu dari istriku, dan nafsu yang susah diajak kompromi. Antara opsi hanya menggesek-gesekan kontolku di permukaan vaginanya atau benar-benar memasukinya. Akhirnya kupilih opsi pertama, mula-mula ku gesek-gesekan batang penisku di antara belahan vagina mama, namun melihat reaksi mama yang menggumam dan pinggulnya bergerak-gerak membuat aku mengambil opsi terakhir. Ku arahkan kepala jamur penisku tepat di mulut vagina mama, lalu mendorong pantat ke bawah, senti demi senti mulai memasukinya, agak sedikit heran mendapati memek mama masih cukup sempit, sehingga upaya senjata biologisku untuk memasukinya agak tersendat, namun perlahan tapi pasti penetrasi itu tejadi sampai akhirnya batang penisku amblas .
Kunikmati beberapa saat hangat,sempit dan basah liang vagina mama yang kulihat wajahnya mengernyit, lalu kutarik kebelakang, tetapi memek mama seolah-olah menghisapnya kembali. Terus kulakukan gerakan maju mundur hingga kurasakan liang senggama mama mulai memproduksi cairan pelumas, membuat tusukan-tusukan batang kemaluanku kian lancar. Suara gesekan dua organ kelamin kian terdengar dipadu rintihan lirih mama yang seperti tengah mengalami mimpi. Ku singkapkan gaun tidur mama hingga melewati behanya , lalu tanganku segera menyibakan mangkuk bra mama hingga payudaranya terbebas dan kini ikut berguncang pelan akibat gerakanku
0 Komentar