Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Akibat suami lemah syahwat Part 5




 Lalu aku mengambil kunci dan memasukan tas bawaanku dan menaruhnya dikamarku.Setelah itu aku bergegas mandi.Sebab senja sudah menjelang.Di daerah Maninjau itu jika senja kita mandi maka hawa nya sangat dingin.Aku lalu masuk kedalam kamar mandi.Sedangkan Pak Ali masih sibuk membersihkan ruang demi ruang dengan menyapu. Lalu iapun memasak untuk makan malam nantinya.Tidak berapa lama kemudian aku selesai mandi dan bersalin pakaian.Senja itu aku hanya mengenakan baju piyama sebab aku ingin tubuhku rilex.Aku juga tidak lupa menyemprotkan parfum kesukaaanku yaitu issey miyake.Aku terbiasa memakainya meski di rumah saja.Lalu aku rebahkan tubuhku di ranjang.Rasa capaiku seakan hilang karena mandi dengan air segar dari pegunungan itu.Kepenatan di tubuhku seakan sirna seketika. Beberapa saat aku tertidur.Aku terbangun karena ada yang mengetuk ngetuk pintu kamar.Aku pun menyahut dari dalam.Rupanya pak Ali yang mengetuk pintu,ia berkata bahwa,makanan telah terhidang dan aku disuruh makan.Dengan sedikit bermalas-malasan aku buka pintu kamar dan berjalan menuju meja makan di ruang belakang.Aku duduk,baru aku sadar bahwa saat itu telah mencapai jam 9 malam.Berarti aku sudah tertidur selama 2 jam.Pantas saja tubuhku serasa segar dan lapar.Lalu aku mulai menyendok nasi ke piringku.Aku pun memanggil Pak Ali untuk makan bersamaku.Namun ia bilang ia sudah makan dari tadi.Iapun bilang biar aku saja yang makan.Iapun berlalu sambil bilang akan mengecek pintu dan jendela dan memastikan bahwa telah terkunci apa belum.Selama aku menikmati makanan yang aku makan itupun baru aku sadar,bahwa malam itu hujan dengan derasnya.Aku pun berpikir pantas saja pak Ali tidak begitu terdengar teriakannya membangunkan aku tadi.Dan syukurlah mobil telah aku masukkan ke garasi jadi aku tidak perlu repot lagi memindahkannya.

Merasa perutku sudah kenyang dgn makanan yang enak, akupun membereskan meja makan. Piringnya aku letakkan di tempat pencucian dan meja makan aku tutup dengan tudung saji.Lalu aku beranjak ke ruang tengah.Aku menyalakan televisi,namun yang muncul hanya siaran TVRI dan SCTV saja itupun gambarnya kurang bersih.Tv aku matikan.Aku kekamar dan mengambil HP.Kutelepon suamiku dan bilang aku sudah sampai di rumah dan habis makan. Iapun bilang agar aku jangan terlalu lama di Maninjau apalagi ada pekerjaanku di Padang. Akupun bilang aku paling lama 3 hari dan kerjaan sudah ada yang mengerjakan.Suamiku pun berpesan agar aku jangan membiarkan pak Ali sendirian membereskan rumah yang begitu besar.Kasihan katanya pak Ali sudah tua nanti ia bisa sakit pesan suamiku.Akupun menyetujuinya dan memag aku akan bantu kataku.Lalu telpon aku tutup sambil mengucapkan salam padanya. Aku tidak menemukan Pak Ali di ruangan itu.Aku cari-cari dan rupanya ia berada di dapur sedang membetulkan letak meja meja.Aku bilang padanya tentang pesan suamiku tadi dan salam dari suamiku.Pak Ali pun berterima kasih.Lalu aku beranjak keruang tengah.Aku bilang pada Pak Ali agar besok saja melanjutkan pekerjaan itu.Ia pun setuju dan mengikuti ajakanku untuk keruang tengah saja.Mending ngobrol-ngobrol kataku.Ia pun mau duduk di hadapanku. Kemudian iapun bercerita tentang masa lalu kakek dan nenekku.Ia bilang kakek orangnya amat baik dan perhatian pada orang lain sama seperti ayahku. Pak Ali juga bilang aku lebih mirip sifat-sifat nenekku dan wajahku lebih mirip ke nenekku katanya.Memang aku tidak sempat melihat dan bertemu nenekku karena disaat aku lahir nenekku telah tiada.

Pak Ali pun bercerita tenantg sejarah keluarganya yang miskin dan diselamatkan oleh kakekku, juga ayahku telah menganggap dia adalah saudaranya.Makanya di saat ini Pak Ali tidak mau rumah peninggalan kakekku ini terlantar seperti banyak rumah-rumah yang di tinggal pemiliknya merantau.Sedangkan saat ini kata pak Ali hanya tinggal rumah keluargaku ini yang masih terawat sedangkan yang lain telah hancur dimakan usia,juga penduduknya tidak berapa banyak lagi,paling 500meter dari rumahku baru ada rumah yang berpenghuni,itupun hanya beberapa orang saja. Aku memang merasakannya bahwa penduduk daerah ini semakin berkurang.Biasanya beberapa bulan lalu saat berbulan madu bersama suamiku, saat kami memasuki kawasan ini,banyak kelihatan ibu-ibu dan anak-anak namun saat tadi sore sepi saja.Aku mengangguk dan paham atas keterangan pak Ali. Semenjak menikah apalagi telah pindah rumah,aku jadi jarang ngobrol dengan Pak Ali.Kalau dulu aku sering ngobrol dengannya,juga bersama anaknya yang seusia denganku.

Akupun bertanya kabar tentang anaknya Yuli yang seusia denganku.Pak Ali bilang bahwa Yuli telah memiliki anak yang baru berusia 1 tahun,memang dia duluan menikah dari aku.Akupun bilang,alangkah bahagianya ia punya beberapa cucu.Dengan wajah cerah iapun tersenyum.Lalu ia balik bertanya padaku.Kenapa aku belum juga bisa memberi cucu apa ayahku.Padahal ia tahu aku menikah sudah hampir satu tahun.Saat itu mukaku bersemu merah.Aku tidak mungkin menceritakannya,apalagi kepada pak Ali.Ini adalah rahasia aku dan bang Ardi.Padahal jika pak Ali tahu jika hingga sampai saat itu aku masih perawan.Makanya aku diam saja saat ia bertanya padaku.Aku hanya senyum sedikit takut keceplosan omongan.Pak Ali pun bertanya apa aku memakai program kb.Akupun bilang tidak,malah aku jawab mungkin belum diberi yang diatas jawabku.Lalu ia pun tanya apakah aku dan suami sudah periksa ke dokter.Aku jawab sudah dan baik baik saja.Lalu dia bilang jika belum juga,aku disarankan untuk pakai obat alternatif atau ke dukun kampung,terangnya.Aku diam saja,dalam hati aku berkata,biar kemanapun berobat jika suamiku tetap seperti itu ya mana bisa hamil bisik hatiku.

Pak Ali terus memandangi aku, lalu ia bilang agar aku terus berusaha agar cepat mendapatkan keturunan.Aku diam saja dan bilang malas pak, jangan ngobrol itu lagi kataku mengalihkan topik.Ia terus mendesakku,ia bilang aku bukanlah orang lain lagi baginya.Ia bilang,ia telah menganggap aku anaknya.Jadi aku dimintanya agar bicara terus terang,dan ia pun berjanji akan tutup mulut dari ayahku.Sebab selama ini ia mendapatkan gambaran dan melihat ada yang ganjil dari rumah tanggaku,tidak seperti rumah tangga kakak-kakakku dan anak-anaknya. Ia yakin aku menyembunyikan sesuatu.Pak Ali bilang ia tahu aku berbohong pada kedua orangtuaku selama ini.Dan dari pancaran mataku ia yakin aku menyembunyikan masalah.Pak Ali juga bilang,meski ia bukanlah orang yang berpendidikan dan luas pergaulannya,namun ia mengerti tentang kehidupan ini.Aku bilang janganlah terlalu dipikirkan ,nantinya juga selesai sendiri kataku.Lalu dijawab selesai gimana,lha masalahnya saja belum di carikan jalan keluar katanya.Lalu aku pun di suruh memandang matanya.Aku yang saat itu memandang remeh padanya lalu memandang bola matanya.Seakan aku telah jujur.Namun Pak Ali bisa menebak kebohongannku saat ini.Iapun bilang saat itu aku menganggap remeh nasihatnya.Aku akhirnya merasa bersalah dan memang meremehkan nasehatnya saat itu.Lalu ia pun minta aku berkata jujur padanya,dan ia berjanji akan merahasiakan pada siapapun meski kepada orangtuaku.

Akhirnya karena didesak,akupun akhirnya menceritakan ttg keadaan sesungguhnya di rumah tanggaku ini.Inilah pertama kali aku berucap pada org lain tentang rahasia isi kamarku selama ini.Aku ceritakan mulai dari saat malam pertama hingga saat itu.Mata Pak Ali terbelalak mendengar penuturanku.Ia tidak menduga kejadian yang aku alami ini.Dan iapun lalu bertanya padaku,berarti sampai saat ini aku masih perawan.Aku mengangguk dan menitikkan air mata.Ia menghela nafas dengan berat.Sambil geleng-geleng kepala ia ,berkata kenapa tidak bilang dari dulu biar dicarikan cara pengobatan suamiku katanya.Aku pun menerangkan pada Pak Ali bahwa segala cara sudah di coba termasuk berobat alternatif. Lalu dia diam dan memandang aku yang masih menangis tersedu sedu. Dia bertanya apa aku akan minta cerai dari suamiku,aku menjawab belum terpikir pak, jawabku.Aku semakin sedih mengingat keadaan suamiku,hingga akupun terus menangis.Pak Ali berusaha membujuk aku agar jangan terlalu sedih,dan dia minta aku jangan menangis lagi.Aku tidak sanggup untuk berhenti menangis.Meski saat itu beban perasaanku sudah aku keluarkan.Namun mengingat kejadian bersama suamiku aku menjadi amat sedih. Pak Ali lalu berdiri dan pindah duduk di sampingku.Ia lalu memegang kepalaku seperti seorang ayah pada anaknya. “Sungguh sedih keadaan kamu nak”, katanya.Aku lalu menjatuhkan kepalaku pada dadanya,sambil terisak.Ia lalu membelai belai rambutku.Saat itu aku merasakan pelukan seorang ayah dengan penuh kasih sayang.Aku terus menangis dan menumpahkan penderitaanku.Lalu pak Ali mengangkat wajahku yang basah karena air mata.Iapun menghapusnya dengan telapak tangannya.Minta agar aku jgn menangis lagi.Seakan mendapatkan tempat menumpahkan keluh kesah akupun memeluknya dengan erat.Padahal saat itu kondisiku amat labil dan rapuh karena keadaan rumah tangga yang masih bermasalah.Akupun tidak malu lagi bersandar didadanya.Ia lalu menciumi rambutku.Dan mengusap-usap tengkukku.Aku merasa damai saat itu.Aku tidak peduli lagi dengan siapa aku berpelukan di dalam rumah besar ini.

Beberapa lama kemudian aku di rebahkan dibahunya.Dia diam saja,pandangannya jauh seakan sedang memikirkan sesuatu.Aku tetap saja rebah dibahu pak Ali.Lalu ia mengusap usap pipiku lagi hingga di belakang telingaku.
“Ri” katanya padaku, “kamu jgn terlalu sedih ya,kamu sabar saja.”
Aku mengangguk dan kembali memeluknya seolah dia jangan pergi saat itu.Aku seakan mendapatkan tempat mencurahkan kesedihan.Ia lalu berdiri seakan mau meninggalkan aku. Ia lalu melepaskan aku.
“Sudah malam Ri” katanya “baiknya kamu tidur…bapak juga sudah ngantuk”
Aku tidak membiarkannya pergi.Pak temani Riri dulu disini kan jam masih setengah sebelas kataku.Iapun lalu mengurungkan niat meninggalkan aku.Dengan memegang jari tuanya aku membawa tangannya ke pipiku. Ada hawa hangat yang aku rasakan saat itu.Meski cuaca masih di guyur hujan,namun hawa hangat itu aku rasakan amat membuatku tentram.Ia berusaha menarik tangannya dari pipiku.Namun karena eratnya aku memegangnya iapun menurut,dan tidak lagi berusaha menariknya.Malah jarinya mengusap usap balik telingaku kembali.Aku merasakan kegelian di titik sensitifku itu.Lalu ia terus merangkulku seolah kami adalah pasangan kekasih.Tangan pak Ali terus saja membelai belai balik telingaku.Ia pun bilang ia merasa kedinginan,lalu ia pun minta padaku untuk mengizinkannya memegang bahuku dengan harapan sama sama hangat

Posting Komentar

0 Komentar