Setelah beberapa jam aku tertidur menindih tubuh Didit dengan masih berpakaian stelan kulit lengkap dan bersepatu boot, hanya CD g-string ku yang sudah terlepas. Didit tertidur pula sambil memeluk tubuhku yang berada diatasnya. Terasa tetekku yang montok mengganjal dadanya sehingga tampaknya dia sulit untuk bernafas. Aku merasakan nyaman sekali dalam pelukannya hingga tertidur lelap.
Kedua kakinya melingkari kedua kakiku. Permainan sex sejak kemarin bersama laki-laki pribumi seperti Didit rupanya membuatku menjadi wanita yang mulai binal. Akhirnya aku mulai tersadar dari tidur beberapa saat sesudahnya dan melihat Didit masih tertidur, aku enggan untuk bergerak karena tidak ingin membangunkannya.
Aku mulai berkhayal untuk mulai mencari kepuasan dengan laki-laki pribumi dan ingin sekali menjadi wanita yang binal untuk membalaskan dahaga yang aku dapat karena suamiku yang lemah itu. Aku mencium aroma tubuhnya yang cukup bau tapi menggugah seleraku, karena aku belum pernah berpelukan dengan laki-laki pribumi. Dalam pikiranku kenapa tidak sejak dulu aku mencari laki-laki pribumi seperti Didit yang bisa memuaskanku, memelukku di saat tidur.
Beberapa lamanya aku mengkhayal dan aku merasakan pantatku dielus-dielus oleh kedua tangannya. Aku mulai berfikir kalau laki-laki pribumi memang sangat memuaskan birahiku, nafsunya yang besar seolah-olah tiada hari tanpa mengentot tubuhku. Dia mulai melakukan remasan ke pantatku, dan kemudian tangannya dimasukkan kesela-sela pantatku. Akhirnya kukecup keningnya dengan mesra.
"Sorry Tante membangungkan Didit.." bisikku dengan lemah.
"Nggak apa apa Tante.." jawabnya perlahan dengan suara agak parau.
Tangan kanannya berusaha memasukkan jarinya kesela-sela pantatku dan dibelahnya pantatku yang montok itu. Aku mulai menggeliat kecil kegelian karena selama ini aku tidak pernah dipermainkan belahan pantatku.
"Dit nakal kamu.."
"Biarinn.. Tapi sukakan.." jawabnya sambil tersenyum.
Jari-jari tangan kanannya mulai menggosok dari lubang anusku sampai ke bibir memekku.
"Kalau nanti Tante jadi wanita binal gimana Dit?"
Kedua kakiku mulai menggesek-menggesek kakinya karena geli di sekitar pantatku.
"Nggak apa-apa asal binalnya sama Didit aja.."
Jari tengahnya bergoyang-bergoyang dibibir memekku sedangkan ibu jarinya menekan-nekan anusku. Tangan kirinya sesekali meremas-remas pantatku yang montok ini.
"Dit, jangan mainkan anus Tante, jijik Tante nggak suka"
Aku mulai merayap mendekati bibirnya dan mulai mengecup-mengecup lembut. Setelah aku berbicara itu maka dihentikan kegiatan ibu jarinya dan dilanjutkan jari telunjuk bermain dibibir memekku yang sebelah kanan dan jari tengah dibibir memekku yang kiri. Karena aku mengecup bibirnya langsung dia menyambar bibirku yang sexy itu. Jari-jari tangan kanannya tetap bermain dibibir memekku dan digoyang-goyang digosok-gosok terus memekku.
"Dit.. Saat ini Tante ingin sesuatu yang lembut dan soft.. Mmhh.." kedua tanganku memegang pipinya.
"Iya Tante Didit akan bikin apa maunya Tante.." jawabnya.
Jari tengahnya mulai menyentuh itilku dan sesekali itilku dielus-elus dengan jari tengahnya walau dengan sedikit sulit. Aku kembali mengulum bibirnya dengan pelan dan mesra sekali. Dia balas mengulum bibirku, lidahnya dimainkan didalam mulutku, terkadang lidahku disedotnya. Aku benar-benar menyukai cara permainan lidahnya karena aku tergolong baru dalam hal-hal sex yang seperti ini. Akhirnya aku sambil menekan-nekan pipinya dan terkadang meremas-remas rambutnya.
"Mmhh"
Disaat kami masih berciuman, kedua kakiku itu direnggangkan dengan kedua kakinya, agar tangan kanannya bermain dengan leluasa. Setelah kedua kakiku terbuka lebar jari tengahnya menekan-nekan itilku sedang jari telunjuknya berputar-putar dibibir memekku.
Kedua kakinya melingkari kedua kakiku. Permainan sex sejak kemarin bersama laki-laki pribumi seperti Didit rupanya membuatku menjadi wanita yang mulai binal. Akhirnya aku mulai tersadar dari tidur beberapa saat sesudahnya dan melihat Didit masih tertidur, aku enggan untuk bergerak karena tidak ingin membangunkannya.
Aku mulai berkhayal untuk mulai mencari kepuasan dengan laki-laki pribumi dan ingin sekali menjadi wanita yang binal untuk membalaskan dahaga yang aku dapat karena suamiku yang lemah itu. Aku mencium aroma tubuhnya yang cukup bau tapi menggugah seleraku, karena aku belum pernah berpelukan dengan laki-laki pribumi. Dalam pikiranku kenapa tidak sejak dulu aku mencari laki-laki pribumi seperti Didit yang bisa memuaskanku, memelukku di saat tidur.
Beberapa lamanya aku mengkhayal dan aku merasakan pantatku dielus-dielus oleh kedua tangannya. Aku mulai berfikir kalau laki-laki pribumi memang sangat memuaskan birahiku, nafsunya yang besar seolah-olah tiada hari tanpa mengentot tubuhku. Dia mulai melakukan remasan ke pantatku, dan kemudian tangannya dimasukkan kesela-sela pantatku. Akhirnya kukecup keningnya dengan mesra.
"Sorry Tante membangungkan Didit.." bisikku dengan lemah.
"Nggak apa apa Tante.." jawabnya perlahan dengan suara agak parau.
Tangan kanannya berusaha memasukkan jarinya kesela-sela pantatku dan dibelahnya pantatku yang montok itu. Aku mulai menggeliat kecil kegelian karena selama ini aku tidak pernah dipermainkan belahan pantatku.
"Dit nakal kamu.."
"Biarinn.. Tapi sukakan.." jawabnya sambil tersenyum.
Jari-jari tangan kanannya mulai menggosok dari lubang anusku sampai ke bibir memekku.
"Kalau nanti Tante jadi wanita binal gimana Dit?"
Kedua kakiku mulai menggesek-menggesek kakinya karena geli di sekitar pantatku.
"Nggak apa-apa asal binalnya sama Didit aja.."
Jari tengahnya bergoyang-bergoyang dibibir memekku sedangkan ibu jarinya menekan-nekan anusku. Tangan kirinya sesekali meremas-remas pantatku yang montok ini.
"Dit, jangan mainkan anus Tante, jijik Tante nggak suka"
Aku mulai merayap mendekati bibirnya dan mulai mengecup-mengecup lembut. Setelah aku berbicara itu maka dihentikan kegiatan ibu jarinya dan dilanjutkan jari telunjuk bermain dibibir memekku yang sebelah kanan dan jari tengah dibibir memekku yang kiri. Karena aku mengecup bibirnya langsung dia menyambar bibirku yang sexy itu. Jari-jari tangan kanannya tetap bermain dibibir memekku dan digoyang-goyang digosok-gosok terus memekku.
"Dit.. Saat ini Tante ingin sesuatu yang lembut dan soft.. Mmhh.." kedua tanganku memegang pipinya.
"Iya Tante Didit akan bikin apa maunya Tante.." jawabnya.
Jari tengahnya mulai menyentuh itilku dan sesekali itilku dielus-elus dengan jari tengahnya walau dengan sedikit sulit. Aku kembali mengulum bibirnya dengan pelan dan mesra sekali. Dia balas mengulum bibirku, lidahnya dimainkan didalam mulutku, terkadang lidahku disedotnya. Aku benar-benar menyukai cara permainan lidahnya karena aku tergolong baru dalam hal-hal sex yang seperti ini. Akhirnya aku sambil menekan-nekan pipinya dan terkadang meremas-remas rambutnya.
"Mmhh"
Disaat kami masih berciuman, kedua kakiku itu direnggangkan dengan kedua kakinya, agar tangan kanannya bermain dengan leluasa. Setelah kedua kakiku terbuka lebar jari tengahnya menekan-nekan itilku sedang jari telunjuknya berputar-putar dibibir memekku.
0 Komentar