Setelah mengantarkan Titi kerumahnya, sekitar jam 01.00 dinihari, Azis balik lagi ketempat pertunjukkan. Karena saking senangnya nonton dangdut, Azis tak merasa kelelahan berjalan. Walaupun dia baru saja bersetubuh dengan Titi.
Saat berjalan melewati kebun pisang, Azis kebelet pingin kencing. Segera saja Azis masuk ketengah-tengah rimbunnya pohon pisang. Sehabis kencing Azis menyalakan rokoknya sambil matanya melihat sekelilingnya.
Tiba-tiba matanya tertuju pada bayangan yang sedang bergerak-gerak yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri. Azis yang merasa penasaran, berjalan mengendap-endap, mendekati bayangan itu.
Sekitar dua meter dari bayangan itu, Azis menghentikan langkahnya. Matanya terbelalak melihat pemandangaan disela-sela pohon pisang, di depannya. Dibawah terangnya sinar bulan purnama, Azis dapat melihat dengan jelas sahabatnya Joni sedang berjongkok dihadapan Mbak Dewi, istri Mas
Parjo, tetangganya, yang baru pulang dari Timur Tengah setelah dua tahun menjadi TKW. Wajah Joni berada pas di depan selangkangan Mbak Dewi yang sedang berdiri tanpa selembar benang melekat ditubuhnya.
Tangan Joni meraba-raba paha mulus Mbak Dewi, sedangkan lidahnya menjilati bibir kemaluan wanita itu. Joni mencucuk-cucuk klitoris Mbak Dewi dengan lidahnya dan menyedot-nyedotnya bibir vagina Mbak Dewi dengan mulutnya, membuat Mbak Dewi mendesah-desah dan matanya merem melek merasakan nikmat.
"Oohh.. Jonii.. Enakk.. Teruss.. Truss," desah Mbak Dewi penuh birahi. Joni semakin bersemangat menjilati vagina Mbak Dewi, sambil sesekali Joni menjilati lubang anusnya. Membuat Mbak Dewi semakin tak tahan.
Beberapa menit berlalu Joni menyudahi jilatannya, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah, dengan posisi terlentang, beralaskan daun pisang. Sesaat kemudian Mbak dewi mendekat ke arah Joni, lalu berjongok diatas selangkangan Joni yang masih tidur terlentang. Selangkangannya yang
tersibak berada diantara pinggang Joni. Lubang vaginanya yang terbuka lebar berada diatas penis Joni yang sudah tegang dan berdiri tegak.
Mbak Dewi meraih penis Joni, dengan lembut Mbak Dewi mengocok-ngocok penis Joni. Setelah benar-benar tegang dan keras, Mbak Dewi lalu menempelkan kepala penis Joni dibibir vaginanya. Perlahan-lahan Mbak Dewi menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Joni masuk ke lubang vaginanya. Setelah seluruh batang penis Joni masuk, Mbak Dewi mulai menaik turunkan pantatnya.
"Akhh.. Mbakk.. Nikk.. Matt.. Truss.. Truss," jerit Joni sambil mengimbangi gerakkan Mbak Dewi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya.
"Oohh.. Jon.. Akuu.. Jugaa, Enakk," sahut Mbak Dewi.
Gerakkan naik turun pantat Mbak Dewi yang diselingi gerakkan meliuk-liuk, semakin lama semakin cepat membuat joni tak tahan lagi. Sekitar lima belas menit berlalu, Joni merasakan penisnya berkedut-kedut.
"Akkhh.. Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr.. Mbakk," Jerit Joni.
Semenit kemudian, dengan diiringi teriakkan yang sangat keras, Joni mencapai orgasmenya. Tanpa menghiraukan Joni yang telah mencapai orgasmenya, Mbak Dewi terus menggoyang pantatnya diatas selangkangan Joni, sambil meremas-remas buah dadanya sendiri. Azis yang sedari tadi mengintip, tak dapat lagi manahan nafsu birahinya. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Azis mendekat dan berdiri disamping Mbak Dewi yang masih bergoyang erotis diatas selangkangan Joni.
Azis menyodorkan penisnya yang sudah tegang kewajah Mbak Dewi. Mbak Dewi yang belum mencapai puncak kenikmatan, mendekatkan wajahnya ke selangkangan Azis. Diraihnya penis Azis dan dikocok-kocoknya sebentar. Tanpa membuang waktu lagi, Mbak Dewi membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, menjilati penis Azis.
"Ohh.. Mbak.. nik.. matt," desis Azis, saat Mbak Dewi mengulum penisnya. Mulut Mbak dewi penuh sesak oleh batang penis Azis yang besar dan panjang. Mbak Dewi menggerakkan kepalanya maju mundur membuat penis Azis keluar masuk dari mulutnya. Pipi Mbak Dewi sampai kempot, saking bernafsunya menjilati penis Azis.
Sepuluh menit berlalu Mbak Dewi melepaskan kulumannya pada penis Azis, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah. Disamping Joni yang telah tertidur pulas. Azis tahu kalau Mbak Dewi sudah tak sabar lagi merasakan keperkasaan penisnya.
Azis kemudian berjongkok diselangkangan wanita itu. Kedua paha Mbak Dewi dibukanya lebar-lebar. Azis menggenggam penisnya yang sudah tegang penuh dan mengarahkannya pas ke lubang vagina Mbak Dewi. Perlahan Azis menurunkan pantatnya membuat kepala penisnya masuk ke lubang vagina Mbak
Dewi.
"Aow.. Zis.. perih.. sakit, "jerit Mbak Dewi menahan perih saat seluruh batang penis Azis menerobos masuk dan menggesek dinding vaginanya. Tanpa membuang-buang waktu, Azis langsung menggenjot Mbak Dewi.
"Ohh.. Zis.. Enakk.. Teruss.. Nikmatt," Jerit Mbak Dewi sesaat kemudian, ketika rasa sakit pada dinding vaginanya mulai menghilang dan berganti dengan rasa nikmat.
..
Saat berjalan melewati kebun pisang, Azis kebelet pingin kencing. Segera saja Azis masuk ketengah-tengah rimbunnya pohon pisang. Sehabis kencing Azis menyalakan rokoknya sambil matanya melihat sekelilingnya.
Tiba-tiba matanya tertuju pada bayangan yang sedang bergerak-gerak yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri. Azis yang merasa penasaran, berjalan mengendap-endap, mendekati bayangan itu.
Sekitar dua meter dari bayangan itu, Azis menghentikan langkahnya. Matanya terbelalak melihat pemandangaan disela-sela pohon pisang, di depannya. Dibawah terangnya sinar bulan purnama, Azis dapat melihat dengan jelas sahabatnya Joni sedang berjongkok dihadapan Mbak Dewi, istri Mas
Parjo, tetangganya, yang baru pulang dari Timur Tengah setelah dua tahun menjadi TKW. Wajah Joni berada pas di depan selangkangan Mbak Dewi yang sedang berdiri tanpa selembar benang melekat ditubuhnya.
Tangan Joni meraba-raba paha mulus Mbak Dewi, sedangkan lidahnya menjilati bibir kemaluan wanita itu. Joni mencucuk-cucuk klitoris Mbak Dewi dengan lidahnya dan menyedot-nyedotnya bibir vagina Mbak Dewi dengan mulutnya, membuat Mbak Dewi mendesah-desah dan matanya merem melek merasakan nikmat.
"Oohh.. Jonii.. Enakk.. Teruss.. Truss," desah Mbak Dewi penuh birahi. Joni semakin bersemangat menjilati vagina Mbak Dewi, sambil sesekali Joni menjilati lubang anusnya. Membuat Mbak Dewi semakin tak tahan.
Beberapa menit berlalu Joni menyudahi jilatannya, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah, dengan posisi terlentang, beralaskan daun pisang. Sesaat kemudian Mbak dewi mendekat ke arah Joni, lalu berjongok diatas selangkangan Joni yang masih tidur terlentang. Selangkangannya yang
tersibak berada diantara pinggang Joni. Lubang vaginanya yang terbuka lebar berada diatas penis Joni yang sudah tegang dan berdiri tegak.
Mbak Dewi meraih penis Joni, dengan lembut Mbak Dewi mengocok-ngocok penis Joni. Setelah benar-benar tegang dan keras, Mbak Dewi lalu menempelkan kepala penis Joni dibibir vaginanya. Perlahan-lahan Mbak Dewi menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Joni masuk ke lubang vaginanya. Setelah seluruh batang penis Joni masuk, Mbak Dewi mulai menaik turunkan pantatnya.
"Akhh.. Mbakk.. Nikk.. Matt.. Truss.. Truss," jerit Joni sambil mengimbangi gerakkan Mbak Dewi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya.
"Oohh.. Jon.. Akuu.. Jugaa, Enakk," sahut Mbak Dewi.
Gerakkan naik turun pantat Mbak Dewi yang diselingi gerakkan meliuk-liuk, semakin lama semakin cepat membuat joni tak tahan lagi. Sekitar lima belas menit berlalu, Joni merasakan penisnya berkedut-kedut.
"Akkhh.. Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr.. Mbakk," Jerit Joni.
Semenit kemudian, dengan diiringi teriakkan yang sangat keras, Joni mencapai orgasmenya. Tanpa menghiraukan Joni yang telah mencapai orgasmenya, Mbak Dewi terus menggoyang pantatnya diatas selangkangan Joni, sambil meremas-remas buah dadanya sendiri. Azis yang sedari tadi mengintip, tak dapat lagi manahan nafsu birahinya. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Azis mendekat dan berdiri disamping Mbak Dewi yang masih bergoyang erotis diatas selangkangan Joni.
Azis menyodorkan penisnya yang sudah tegang kewajah Mbak Dewi. Mbak Dewi yang belum mencapai puncak kenikmatan, mendekatkan wajahnya ke selangkangan Azis. Diraihnya penis Azis dan dikocok-kocoknya sebentar. Tanpa membuang waktu lagi, Mbak Dewi membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, menjilati penis Azis.
"Ohh.. Mbak.. nik.. matt," desis Azis, saat Mbak Dewi mengulum penisnya. Mulut Mbak dewi penuh sesak oleh batang penis Azis yang besar dan panjang. Mbak Dewi menggerakkan kepalanya maju mundur membuat penis Azis keluar masuk dari mulutnya. Pipi Mbak Dewi sampai kempot, saking bernafsunya menjilati penis Azis.
Sepuluh menit berlalu Mbak Dewi melepaskan kulumannya pada penis Azis, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah. Disamping Joni yang telah tertidur pulas. Azis tahu kalau Mbak Dewi sudah tak sabar lagi merasakan keperkasaan penisnya.
Azis kemudian berjongkok diselangkangan wanita itu. Kedua paha Mbak Dewi dibukanya lebar-lebar. Azis menggenggam penisnya yang sudah tegang penuh dan mengarahkannya pas ke lubang vagina Mbak Dewi. Perlahan Azis menurunkan pantatnya membuat kepala penisnya masuk ke lubang vagina Mbak
Dewi.
"Aow.. Zis.. perih.. sakit, "jerit Mbak Dewi menahan perih saat seluruh batang penis Azis menerobos masuk dan menggesek dinding vaginanya. Tanpa membuang-buang waktu, Azis langsung menggenjot Mbak Dewi.
"Ohh.. Zis.. Enakk.. Teruss.. Nikmatt," Jerit Mbak Dewi sesaat kemudian, ketika rasa sakit pada dinding vaginanya mulai menghilang dan berganti dengan rasa nikmat.
..
0 Komentar