Azis tak menghiraukan jeritan Titi. Dengan sangat bernafsu Azis menaik turunkan pantatnya. Setelah sepuluh menit Azis menggoyang-goyangkan pantatnya, jeritan-jeritan Titi mulai melemah kemudian menghilang, berganti dengan desahan-desahan nikmat. Desahan-desahan dan jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut Titi membuat Azis semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titi menjepitkan kedua kakinya kepinggang Azis. Pantatnya terangkat. Tampak Titi akan orgasme. Azis juga merasakan hal yang sama, penisnya berkedut-kedut. Azis mempercepat gerakkan pantatnya.
"Oohh.., sshh.., oohh," pekik mereka hampir bersamaan. Tubuh keduanya menggelinjang hebat saat mencapai puncak kenikmatan. Azis membiarkan penisnya terbenam beberapa saat dilubang vagina Titi, kemudian dia merebahkan tubuhnya disamping gadis itu. Sesaat kemudian mereka tertidur pulas.
Sekitar satu jam tertidur, Azis terbangun karena merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di selangkangannya. Azis tersenyum ketika melihat Titi sedang mengocok batang penisnya. Pelan-pelan batang penis Azis mulai menegang. Ketika sudah tegang penuh, Titi menjilati, kemudian mengulum penis Azis.
"Truss.., Ti.., enakk.., nik.. matt," desis Azis tertahan, merasakan nikmatnya kuluman Titi pada batang penisnya. Selang beberapa menit, Titi menyudahi kulumannya. Kemudian Titi berjongkok diatas selangkangan Azis. Tangan Titi meraih penis Azis dan mengarahkannya kelubang vaginanya. Pelan-pelan Titi mulai menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Azis masuk kelubang vaginanya. Azis merasakan batang penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang vagina Titi.
Setelah seluruh batang penis Azis masuk kelubang vaginanya, Titi segera menaik turunkan pantatnya. Mula-mula dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Azis mengimbangi gerakan pantat Titi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya keatas. Seirama gerakkan pantat Titi.
Beberapa saat berlalu, mereka berganti posisi. Azis menyuruh Titi menungging, dengan tangan dan lutut bertumpu dilantai. Kemudian azis berlutut dibelakang pantat Titi. Azis menggenggam penisnya lalu membimbingnya kelubang vagina Titi. Kedua tangan Azis memegang pinggang Titi.
"Aow.., enakk.., nikmat," desah Titi, saat Azis mulai mendorong pantatnya dan mendorongnya dari belakang. Kedua buah dada Titi bergoyang-goyang seirama dorongan pantat Azis.Desahan dan jeritan Titi semakin keras ketika Azis semakin cepat memaju mundurkan pantatnya.
"Oohh.., Mas.., aku.., nggak kuat.., aku.., mau," pekik Titi terputus-putus.
Beberapa saat kemudian tubuh Titi terhentak-hentak hebat dan mengejang mencapai klimaks.
Setelah Titi mencapai orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dari lubang vagina Titi. Kemudian dia berlutut dibelakang Titi, lalu dia mendekatkan wajahnya kepantat Titi. Azis menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati lubang anus Titi. Titi hanya diam menunggu dan tak mengerti apa yang akan dilakukan Azis. Dia membiarkan saja ketika lidah Azis mencucuk-cucuk lubang anusnya. Sekitar lima belas menit berlalu, Azis menyudahi jilatannya pada lubang anus Titi. Kini dia berdiri dibelakang Titi dan mengusap-usapkan kepala penisnya kelubang anus Titi.
Titi menjerit keras menahan sakit saat Azis mulai mendorong pantatnya dan batang penisnya memaksa masuk menembusi lubang anus Titi. Tanpa memperdulikan jeritan Titi Azis terus mendorong pantatnya hingga seluruh batang penisnya amblas tertelan lubang anus Titi. Tanpa membuang waktu lagi Azis langsung menggerakkan pantatnya maju mundur. Jeritan-jeritan Titi membuat Azis semakin bernafsu dan semakin bersemangat menggerakkan pantatnya dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, Azis merasakan orgasmenya sudah diambang pintu. Dia menggerakkan pantatnya semakin cepat dan liar.
Diiringi jeritan yang sangat panjang, Azis mencapai orgasmenya. Dia menekankan pantatnya kuat-kuat dan mencengkeram erat pinggang Titi. Dia menyemburkan sperma yang cukup banyak di lubang anus Titi. Setelah menuntaskan orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dan mendekatkannya ke wajah Titi. Sambil tersenyum Titi membuka mulutnya dan menjilati sisa-sisa sperma yang blepotan di penis Azis.
Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengenakan pakaian masing-masing. Sekitar jam 24.00 WIb, Azis mengantar Titi kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, sambil memeluk erat pinggang Titi, Azis tak henti-hentinya tersenyum. Senyum penuh kemenangan karena berhasil membobol perawan anak Pak Kades, orang terhormat dikampungnya, yang selama ini berselingkuh dengan ibunya
"Oohh.., sshh.., oohh," pekik mereka hampir bersamaan. Tubuh keduanya menggelinjang hebat saat mencapai puncak kenikmatan. Azis membiarkan penisnya terbenam beberapa saat dilubang vagina Titi, kemudian dia merebahkan tubuhnya disamping gadis itu. Sesaat kemudian mereka tertidur pulas.
Sekitar satu jam tertidur, Azis terbangun karena merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di selangkangannya. Azis tersenyum ketika melihat Titi sedang mengocok batang penisnya. Pelan-pelan batang penis Azis mulai menegang. Ketika sudah tegang penuh, Titi menjilati, kemudian mengulum penis Azis.
"Truss.., Ti.., enakk.., nik.. matt," desis Azis tertahan, merasakan nikmatnya kuluman Titi pada batang penisnya. Selang beberapa menit, Titi menyudahi kulumannya. Kemudian Titi berjongkok diatas selangkangan Azis. Tangan Titi meraih penis Azis dan mengarahkannya kelubang vaginanya. Pelan-pelan Titi mulai menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Azis masuk kelubang vaginanya. Azis merasakan batang penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang vagina Titi.
Setelah seluruh batang penis Azis masuk kelubang vaginanya, Titi segera menaik turunkan pantatnya. Mula-mula dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Azis mengimbangi gerakan pantat Titi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya keatas. Seirama gerakkan pantat Titi.
Beberapa saat berlalu, mereka berganti posisi. Azis menyuruh Titi menungging, dengan tangan dan lutut bertumpu dilantai. Kemudian azis berlutut dibelakang pantat Titi. Azis menggenggam penisnya lalu membimbingnya kelubang vagina Titi. Kedua tangan Azis memegang pinggang Titi.
"Aow.., enakk.., nikmat," desah Titi, saat Azis mulai mendorong pantatnya dan mendorongnya dari belakang. Kedua buah dada Titi bergoyang-goyang seirama dorongan pantat Azis.Desahan dan jeritan Titi semakin keras ketika Azis semakin cepat memaju mundurkan pantatnya.
"Oohh.., Mas.., aku.., nggak kuat.., aku.., mau," pekik Titi terputus-putus.
Beberapa saat kemudian tubuh Titi terhentak-hentak hebat dan mengejang mencapai klimaks.
Setelah Titi mencapai orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dari lubang vagina Titi. Kemudian dia berlutut dibelakang Titi, lalu dia mendekatkan wajahnya kepantat Titi. Azis menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati lubang anus Titi. Titi hanya diam menunggu dan tak mengerti apa yang akan dilakukan Azis. Dia membiarkan saja ketika lidah Azis mencucuk-cucuk lubang anusnya. Sekitar lima belas menit berlalu, Azis menyudahi jilatannya pada lubang anus Titi. Kini dia berdiri dibelakang Titi dan mengusap-usapkan kepala penisnya kelubang anus Titi.
Titi menjerit keras menahan sakit saat Azis mulai mendorong pantatnya dan batang penisnya memaksa masuk menembusi lubang anus Titi. Tanpa memperdulikan jeritan Titi Azis terus mendorong pantatnya hingga seluruh batang penisnya amblas tertelan lubang anus Titi. Tanpa membuang waktu lagi Azis langsung menggerakkan pantatnya maju mundur. Jeritan-jeritan Titi membuat Azis semakin bernafsu dan semakin bersemangat menggerakkan pantatnya dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, Azis merasakan orgasmenya sudah diambang pintu. Dia menggerakkan pantatnya semakin cepat dan liar.
Diiringi jeritan yang sangat panjang, Azis mencapai orgasmenya. Dia menekankan pantatnya kuat-kuat dan mencengkeram erat pinggang Titi. Dia menyemburkan sperma yang cukup banyak di lubang anus Titi. Setelah menuntaskan orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dan mendekatkannya ke wajah Titi. Sambil tersenyum Titi membuka mulutnya dan menjilati sisa-sisa sperma yang blepotan di penis Azis.
Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengenakan pakaian masing-masing. Sekitar jam 24.00 WIb, Azis mengantar Titi kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, sambil memeluk erat pinggang Titi, Azis tak henti-hentinya tersenyum. Senyum penuh kemenangan karena berhasil membobol perawan anak Pak Kades, orang terhormat dikampungnya, yang selama ini berselingkuh dengan ibunya
0 Komentar