Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Laki" pemuas wanita part 1


Matahari hari mulai terbenam di ufuk barat ketika Jamaluddin Azis, yang
lebih akrab dipanggil Azis, baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata masih mengantuk, Azis berusaha bangun dan mengambil handuk yang kemudian dililitkan dipinggangnya. Kemudian dia berjalan menuju sungai, yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya.

Pemuda berusia 16 tahun, berwajah ganteng dan bertubuh atletis ini berjalan melintasi persawahan sambil bernyanyi kecil. Azis adalah figur pemuda kampung yang supel, ramah dan pintar bergaul. Ayahnya Pak Brata adalah seorang petani yang cukup berhasil. Pak Brata memiliki tiga orang istri. Azis anak satu-satunya dari isteri ketiga Pak Brata. Ibunya bernama Ani, biasa dipanggil Bu Ani, seorang penjual kue dipasar yang letaknya tidak begitu jauh dari kampungnya.

Menurut cerita orang-orang kampung, Azis bukanlah anak kandung Pak Brata. Ibunya sudah hamil tiga bulan ketika dikawin Pak Brata. Ibunya dihamili majikannya sewaktu ibunya masih menjadi TKW di Arab. Makanya, wajah Azis mirip dengan orang Arab.

Singkat cerita, Azis sudah hampir sampai disungai. Sore ini, Azis merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Dimana sungai tempatnya mandi, biasanya ramai. Tumben hari ini sepi sekali. Oh, mungkin aku bangun kesorean, pikir Azis dalam hati. Sambil melanjutkan langkahnya berjalan. Azis dikejutkan oleh suara seorang perempuan sedang merintih dan mendesah-desah. Suara itu
datangnya dari arah sungai. Azis merasa penasaran oleh suara-suara itu. Dia mendekati arah suara itu.

Alangkah terkejutnya Azis melihat pemandangan didepannya, yang membuat berdiri terpaku. Pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya langsung. Dimana, Mbak Siti tetangganya, sedang mandi sambil meraba-raba buah dadanya. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Azis segera mencari tempat yang agak tersembunyi, mengintip Mbak Siti. Mbak Siti yang dalam keadaan telanjang bulat, tidak menyadari kalau didepannya seseorang sedang melihatnya dengan mata melotot dan jakun yang naik turun.

Wanita berusia 25 tahun, yang sudah setahun ditinggal suaminya menjadi TKI ini, semakin asyik meremas-remas buah dadanya.
"Akh.., ohh.., oohh.., " desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya, membuat Azis semakin terpukau memandangnya. Azis merasakan penisnya menegang dibalik celana dalamnya. Tanpa sadar dia menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya.

Azis meraba-raba kemaluannya yang makin lama makin mengeras. Azis semakin bernafsu saat Mbak Siti, meraba-raba vaginanya sendiri. Kemudian Mbak Siti memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Dicucuk-cucuknya vaginanya sendiri sambil mulutnya mendesah-desah. Membuat Azis semakin tak kuat menahan nafsu birahinya. Azis melepaskan handuk dan celana dalamnya lalu mengeluarkan penisnya yang sudah berdiri tegak. Diraihnya kemaluannya, kemudian dikocok-kocoknya.

Saat Azis sedang asik mengocok-ngocok penisnya. Tanpa disadarinya Mbak Siti telah berdiri tanpa busana didepannya.
"Kamu lagi ngapaain Zis," tanya Mbak Siti.
"Maaf.., Mbak.., maaf," sahut Azis tergagap, tanpa melepaskan pandangan dari tubuh telanjang Mbak Siti.
"Kamu lihat ini ya," tanya Mbak Siti sambil menunjuk vaginanya.

Azis hanya diam, tak menyahut. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan mata Mbak Siti.
"Kamu suka Zis," tanya Mbak Siti sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawabab Azis, Mbak Siti menggerakkan tangannya meraih penis Azis.
"Aow, penismu gede sekali Zis, panjang lagi," jerit Mbak Siti. Mbak Siti mengelus-elus lembut penis Azis dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya meraba-raba buah pelir Azis. Azis merasakan badannya panas dingin. Baru kali ini penisnya dipegang dan dielus-elus seorang
wanita.

Mbak Siti yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan laki-laki, sangat tahu kalau Azis sangat menginginkannya. Tanpa melepaskan kocokkannya pada penis Azis, Mbak Siti mendekatkan mulutnya ke mulut Azis. Perlahan dikecupnya bibir Azis. Mbak Siti membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya mengisi rongga mulut Azis yang mulai terbuka. Azis menyambutnya lumatan Mbak Siti dengan pagutan yang hebat pula. Cukup lama mereka bercumbu. Mbak Siti kemudian melepaskan lumatannya pada mulut Azis. Kemudian dia menjilati leher Azis. Azis mendesah-desah merasakan nikmat.

Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mbak Siti kemudian menjilati dada Azis lalu turun dan berhenti dibawah pusar Azis. Cukup lama Mbak Siti memainkan lidahnya di bawah pusar Azis. Kemudian Mbak Siti berjongkok didepan Azis. Mbak Siti mendekatkan wajahnya keselangkangan azis. Mbak Siti menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala penis Azis.
"Oohh.., Mbakk.., akh.., nik.. mat," desah Azis penuh nafsu, ketika lidah Mbak Siti berputar dan menari-nari dikepala penisnya. Mbak Siti semakin bernafsu menjilati penis azis, dari kepala penis sampai kepangkal dijilatinya. Tanpa sejengkalpun terlewatkan.
"Oohh.., Mbak.., Mbak.., enak," jerit Azis saat Mbak Siti memasukkan penis Azis ke mulutnya.
Kepala Mbak Siti bergerak maju mundur mengulum penis Azis. Penis Azis disedotnya kuat-kuat
sampai pipi Mbak Siti kempot.
"Akhh.., truss.., Mbakk.., truss," suara Azis seperti mengigau keenakan.

Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Siti, menyudahi kulumannya. Kemudian dia membentangkan handuknya diatas rumput. Azis disuruhnya tidur terlentang. Mbak Siti kemudian berjongkok diatas selangkangan Azis. Diraihnya batang penis Azis, dikocok-kocoknya sebentar lalu diarahkan
tepat kelubang vaginanya.

...

Posting Komentar

0 Komentar