Ad Code

Responsive Advertisement

NYAI RATNI PART 4




Dalam sekejap, jubah putih ummahat itu telah tergeletak di atas lantai meninggalkan pemiliknya tanpa busana, hanya jilbab kuning, bra putih dan celana dalam putih berenda yang tersisa menutupi tubuh indah Nyai Ratni. “Nyai, tubuh Nyai indah banget, putih, mulus, beda banget sama punya isteri saya. Memek Nyai juga pasti lebih indah dan lebih legit!”

“mas…Tatang, malu neh. Jilbabnya gak dilepas sekalian?” Nyai Ratni mulai membuka mata dan membalas perkataan-perkataan cabul Tatang.

“Nggak usah, Nyai. Tatang lebih suka Nyai pakai jilbab itu. Lebih cantik dan lebih anggun. Jadi lebih semangat buat merasakan manisnya tubuh ustadzah kayak Nyai.”

“Panggil aku Nyai saja ya Tatang. Mau kan”

“Iya deh, Nyaii sayang. Kamu kok binal banget sih. maswat binal kayak kamu tuh cocoknya dientot tiap hari sama kontol gede ku.  Ya, masirnya sang ustazah itupun kehilangan sifat-sifatnya yang santun dan alim. maswat sunda itu telah menjelma sebagai maswat binal dan sundal (bukan sunda lagi).

Ruangan sempit itu, juga busana muslimah Nyai Rini yang telah berserakan di lantai semua telah terjadi. Seolah busana muslimah yang sehari-hari dipakai sang ustazah itu menjadi saksi atas perzinaan pemiliknya. Begitu juga jilbab yang masih dipakai Nyai Ratni, seakan menjadi saksi bisu atas perbuatan dosa ini.

Mau lihat kontol Tatang gak? Banyak bulunya lho…” Kata-kata cabul Tatang membuat Nyai Ratni tambah terangsang. Ia tak memperdulikan lagi bahwa Tatang adalah suami orang.

“Mas Tatang….Mau dunk. Kasih lihat kontol kamu sama Nyai dong.”

“Apa Nyai? Tatang nggak denger. Coba ulangi lagi?” Tatang pun memancing rasa penasaran ummahat yang sudah setengah telanjang itu dengan menyodorkan daun telinga sebelah kanannya. Syahwat Nyai Ratni pun makin berkobar melihat tingkah Tatang yang seperti mempermainkan dirinya.

Dengan birahi terbakar dan siap meledak, Nyai Ratni meraih telinga Tatang san berbisik lembut, “Tatang sayang….kasih liat dong kontol kamu sama Nyai. Nanti Nyai kasih liat memek Nyai deh, mau ga? Nyai Ratni merasa begitu terhina dengan tindakannya sendiri. Ia merasa harga dirinya telah tercabik-cabik di depan ikhwan perkasa ini. Ia langsung terkapar lemah sedangkan Tatang malah makin bersemangat mendengar bisikan luapan syahwat ustadzah alim yang telah menunjukkan kebinalannya itu telah ikhlas sepenuh hati merelakan bagian paling sensitif dan paling suci miliknya untuk dijamah Tatang.

“Iya deh Nyai Sayang. Ini Tatang buka kejantanan Tatang, habis Nyai maksa teruz sih” Tanpa butuh waktu lama, Tatang, sang suami shalih yang merupakan kepala divisi dakwah di stasiun radio tersebut, telah menelanjangi dirinya sendiri. Ia hadapkan kontolnya yang telah menegang dan mengangguk-angguk seksi itu pada wajah ummahat shalihah di depannya. Ia sorongkan seonggok daging berurat yang berdiameter 5 cm dan panjang yang lebih dari 20 cm serta berkepala kemerahan bekas sunat itu pada bibir Nyai Ratni.

Tatang tersenyum melihat Nyai Ratni yang terkagum-kagum melihat batang kemaluannnya. Ustazah cantik itu menelan ludah, sementara kontol Tatang menganggguk-angguk tepat di dekat wajah sang ustazah. Nyai Ratni menjulurkan tangan menggapai batang perkasa itu…. dan….Tatang mendesis sshhhh………
Nyai, bolehkah aku menyentuh memek Nyai ?
Tangan Tatang turun ke bawah meraih bawah perut Nyai Ratni, turun lagi, dan mengusap-usap gundukan daging yang terletak di bawah perut sang ustazah.

“Ya Allah….. Nyai Ratni……empuk sekali memek Nyai…”
Nyai Ratni yang masih mengenakan jilbab itu memejamkan mata menikmati usapan-usapan lembut di kemaluannya.

Cukup lama tangan Tatang bermain-main di kemaluan Nyai Ratni. Tangan Tatang yang telah terlatih begitu lembut mengusap-usap daging empuk aurat milik sang ustazah. Dibelai-belai, dan diremas secara ritmis nan lembut, membuat Nyai Ratni tak mampu lagi bertahan.

Pertahanannya runtuh total. Iman nya pun jebol.
Kesetiaan yang selama ini menjadi pagar dirinyapun tak lagi diingatnya.
Seratus persen Nyai Ratni telah berniat menuntaskan perzinaan terlarang ini.

Di ruangan yang sempit itu, seorang muslimah suci telah melepaskan jubah putih sehingga
telanjang di hadapan seorang lelaki yang bukan suaminya. Hanya  jilbab yang masih tersisa di kepalanya.
Dan sang lelaki bernama Tatang itu terus membangkitkan birahi sang ustazah, terus mengusap dan membelai-belai daging empuk di bawah perut Nyai Ratni. Tangannya masuk ke dalam celana putih berenda milik sang ustazah. Dengan kelima jari yang seolah bekerja secara kompak, jari-jari itu menggelitik setiap inci daging montok itu. Sementara si Nyai cantik berjilbab itu merintih-rintih menahan nikmat..


Posting Komentar

0 Komentar