?Ak? aku cuma ingin memeluk-meluk saja kok, bu? Tidak sampai itu?? jawabnya polos.
?Aku kuatir kamu lupa diri? lalu memperkosaku?? belaku sambil berusaha menyingkirkan pahanya tapi tenagaku tak cukup kuat.
?Sumpah, bu? Aku cuma ingin memeluk-meluk saja dan tidak bakalan memperkosa? Kalau aku mau pasti dari tadi celana dalamku dan ibu sudah kulepas?? balasnya.
Aku berhenti berontak sambil memikirkan kata-katanya. Benarkah ini terjadi hanya karena dia sedang bernafsu setelah sebulan tidak ketemu istrinya? Egh.. ugh? kini bukan hanya remasan, tapi malah gigitan kecil yang terasa di putting kananku yang masih tertutup daster. Puting kiriku terasa dipelintir kecil. Greeeng? kurasakan nikmat sesaat. Sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini. Ada keinginan untuk berontak namun ada juga dorongan untuk menikmati kemesraan ini.
?Benar ya, Bim. Janji, tidak boleh copot celana dalam?? tantangku.
?Iya, bu, aku janji tidak akan mencopot celana dalam kita??
Hshhh? hsshh? perlahan aku semakin menikmati cumbuannya. Rasanya ingin mengulang kenikmatan saat suamiku masih ada. Meski agak canggung, pelan-pelan tanganku malah memeluk punggung Bima yang menaikkan posisinya hingga kepala kami sejajar. Ia mulai mengecup-ngecup wajahku. Aku berusaha melengos tapi tangannya sudah memegang kedua pipiku dan bibirnya mendarat di bibirku. Ufh? bibirku disedotnya, lidahnya memasuki mulutku. Mula-mula aku pasif, tapi lama-lama ikut aktif juga bersilat lidah. Kami saling sedot dan isep lidah dan bibir.
?Bu, dasternya dilepas saja ya,? mendadak Bima berkata setelah kami lelah berciuman.
?Ingat janjimu, Bim..? kataku.
?Aku kan janji tidak melepas celana dalam kan, bu?? jawabnya sambil perlahan tangannya menari k dasterku ke atas. Entah kenapa aku tak mampu menolak dan hanya pasrah ketika daster itu dilempar entah kemana, dan kami tinggal berbalut cd. Yang kulakukan kemudian hanya memejamkan mata ketika tubuh kekar itu memelukiku, menghisapi susuku kiri kanan dan menekan-nekan selangkanganku, menjilati sekujur tubuh. Aku menggelinjang kenikmatan sambil mempererat pelukanku di punggungnya. Oooh? aku malah terlena. Tubuh kami basah mandi keringat.
Pantatku mendadak terangkat ketika salah stau jari Bima mengelus bibir vaginaku yang masih tertutup cd.
0 Komentar