.
Perlahan suamiku mulai meretas jalan bagi kemaluannya memasuki diriku.Namun beberapa kali gagal,namun ia terus saja berusaha membobol benteng pertahananku.Namun disaat yang dia dan aku impikan itu,belum juga menampakkan hasil.Suamiku sekuat tenaga berusaha masuk,akupun terus memberinya jalan agar dengan mudah dimasukinya.Namun tanpa aku dan suamiku duga sebelumnya.Tiba tiba saja disaat kepala kemaluannya baru menyentuh bibir liang kemaluanku terjadi yang tidak kami inginkan.Aku sudah berusaha agar ia mendapatkan haknya saat itu. Namun diluar semua itu,gagal…Kemaluannya begitu menyentuh bibir kewanitaanku,tiba tiba saja,mengeluarkan sperma dan membasahi rambut-rambut halus di sekitar bibir kemaluanku.Juga aku rasakan kemaluan suamiku tiba-tiba mengecil dan melemah.Ia terlihat shock dan kecewa,aku juga merasakan hal yang sama dengannya.Padahal malam itu kami ingin sekali mereguk sepuasnya malam pengantin yang indah seperti yang dibilang oleh teman-temanku.Untuk menutupi rasa kecewaku malam itu,aku bilang pada suamiku mungkin ia amat kecapaian karena ,siangnya telah melaksanakan acara yang cukup membuat tubuh capai.Hingga staminanya terkuras dan membuatnya gagal pada malam pengantin kami.Suamikupun berpikiran begitu,akupun menghiburnya agar besoknya kami berbulan madu ke tempat rumah peninggalan kakekku di dekat Danau Maninjau yang terkenal dengan hawa dan pemandangan yang indah itu.Suamiku menyetujuinya. Dan malam itupun kami lewati dengan berbagai pertanyaan dalam benakku apa yang sesungguhnya terjadi.Suamikupun tidur sambil memeluk tubuhku yang masih basah oleh keringat kami berdua.
Besoknya kamipun berangkat ke rumah peninggalan kakekku di tepi danau maninjau yang indah itu.Jaraknya kira-kira 100km dari kota Padang dan hanya menempuh 2 sampai 3 jam perjalanan jika tidak macet atau longsor.Keluargaku memiliki rumah disana,namun jarang ditempati karena sekarang yang tinggal hanyalah ayahku yang masih hidup.Rumah itu terbuat dari kayu yang cukup kuat menampung 5 keluarga didalamnya. Masih banyak kamar kamar,juga halaman yang luas dan dipenuhi pohon-pohon dan sawah yang cukup luas.Namun rumah ini tidak ada yang merawatnya,yang membersihkannya paling sebulan sekali itupun dengan mengutus pak Ali,yang sekarang masih tinggal bersama orangtuaku.Dialah yang selalu merawat dan membersihkan rumah peninggalan ini setiap bulan.Ia memang ditugaskan ayahku ke kampung untuk merawatnya.Jadi pohon-pohon dan halamannya masih terlihat indah meskipun disana sini masih ada dedaunan yang berserakan.Rumah ini baru saja dibersihkan pak Ali minggu yang lalu karena aku bilang akan kesini setelah menikah. Disekitar rumah itu terlihat sepi. Tetangga-tetangga kami sudah tidak sebanyak dulu lagi. Sebab mungkin karena penghidupan yang mulai sulit di kampung maka mereka memilih merantau kebeberapa kota.Hingga kampung ini sangat sepi.Kaum mudanya banyak yang merantau,yang tinggal hanya orang orang yang berusia lanjut untuk menunggui rumah dan sawah juga ladang mereka.Tidak heran jika malam menjelang sangat sunyi dan yang terdengar hanya suara jangkrik dan kodok yang bersahut sahutan.
Memasuki rumah itu aku amat takjub karena amat bersih dan kamar-kamarnya juga bersih dan rapi. Hingga aku berencana suatu saat akan mengajak teman-teman atau keluarga berlibur ke kampung saja.Selain udaranya masih bersih,juga alamnya masih asli juga hamparan sawah dan pemandangan danau yang amat indahnya. Setelah menurunkan perbekalan yang aku bawa dari mobil untuk beberapa hari disini.Akupun mulai memasak makanan yang akan kami makan maklum perutku mulai kerocongan juga suamiku.Tidak lama kemudian kamipun makan berdua.Sehabis makan itu lalu kamipun berjalan jalan keliling rumah .Suamiku amat kagum atas keindahan dan suasana rumah itu.Setelah senja menjelang rasa capai karena berkeliling kampung dan bersilaturrahmi dengan tetangga yang kebanyakan lansia dan anak-anak kecil. Kamipun pulang kerumah. Sampai dirumah kamipun lansung mandi.Suamiku sempat menganjurkan agar mandi berdua saja.Namun aku bilang jangan jangan dulu.Selain aku masih malu juga tidak enak hati jika tubuhku di sentuh suamiku.Lagian ini di kampung apa kata orang jika ada yang tahu,itu alasanku.
Suamiku maklum dan aku bilang jika di Padang tidaklah masalah kataku menerangkan.Selesai mandi,kami lalu makan lagi.Perut seolah lapar lagi sebab di daerah yang udaranya dingin ini,perut seringkali mudah lapar.Setelah perut terisi kamipun duduk-duduk berdua di ruang tengah sambil menonton televisi.Namun niat menonton itu seolah sarana saling mencumbu malam itu.Seakan tidak ada acara yang pantas ditonton selain berduaan dan bermesraan dengan suamiku.Maklum pengantin baru.Setelah mematikan tv dan memastikan pintu dan jendela terkunci,kamipun beranjak ke kamar.Di dalam kamar,kami saling melumat dan aku sudah berani membalas perlakuan dan rabaan suamiku.Kami lalu mulai naik keatas ranjang yang di tutupi oleh kelambu dan didalam kelambu diatas ranjang itulah akhirnya kami melanjutkan yang tertunda.Mungkin karena aku sudah tidak merasa canggung lagi,sebab dialah yang akan membimbing hidupku nantinya.Setiap cumbuan suamiku aku balas,ya meskipun masihagak pasif.Perlahan tapi pasti akhirya pakaian yang melekat di tubuh kami terlepas dari tubuh kami.Kamitidak lagi merasakan hawa dingin sebab,cumbuan dan rabaan jari tangan suamiku mampu membuat hangat tubuhku.
Kembali aku merasakan siap untuk menerima perlakuan dari suamiku.Ia kembali mengulang kejadian malam kemarin dengan mengeksportir wilayah kemaluanku,hingga aku orgasme.Tanpa merasa jijik sedikitpun ia hirup sampai tandas air cintaku.Lalu aku merasa lemah dan tak bertenaga.Suamikupun lalu kembali berusaha mencumbui aku,dengan harapan aku kembali bangun nafsuku.Aku juga merasakan alat kelaminnya mulai mengeras dan tegak.Alat itu seperti tonggak yang siap untuk menerobos segala penghalang,amat perkasa.Lalu ia buka kedua pahaku.Iapun meletakan sebuah bantal di pinggangku dengan harapan dapan menembus keperawananku yang gagal ia tembus malam kemaren.Bertahap ia berusaha menjejakan kepala kemaluannya pada belahan liang kemaluanku yang kembali basah,Aku merasakan kecemasan akan rasa sakit yang akan terasa jika benda milik suamiku itu masuk.Aku tahu rasa itu dari pengalaman teman2 wanitaku yang telah menikah.Kepala kemaluan suamiku lalu mulai merangsek masuk ke bibir kewanitaanku.Dadaku kembali berdebar debar,ttg yang akan terjadi saat itu..Baru saja,kepalanya yang menyentuh belahan kewanitaanku,tiba2 kejadian malam kemaren terulang.Kemaluan suamiku tiba2 memuncratkan air maninya di sana,Hingga pintu kewanitaanku basah oleh spermanya yang kental.Aku belum merasakan apa apa,namun aku tidak lagi adanya benda keras yang tadi mulai menerobos liang kewanitaanku.Aku agak kecewa,namun tidak aku perlihatkan pada suamiku.Aku hanya bilang mungkin bang Ardi hanya tergesa-gesa,biasa kita sama-sama belum berpengalaman bang…,kataku.Ia terlihat kecewa juga,namun ia sudah merebahkan tubuhnya di samping tubuhku yang telanjang
0 Komentar