”Doni cinta banget pada Ibu Ning…..”….”Doni kagum pada Ibu Ning….” Kataku merayu ditelinganya. Ibu Ning Hanya diam membisu sambil mengelus-elus punggungku. Kulepaskan pelukanku padanya dan aku memandang wajahnya dengan mimik memelas dan penuh harap……..
Lalu, ……… aku melihat seulas senyum terkembang diwajahnya. Ibu Ning mengangguk dan tersenyum penuh kelembutan “Ibu Ning juga sayang pada Doni…. “ katanya lirih. Aku memandangi wajahnya yang ayu, lembut dan keibuan. Dan tiba-tiba mengalir begitu saja….. aku mencium bibirnya dengan penuh gereget n4+fsu anak muda yang baru menemukan cinta. Gemuruh nafasku memenuhi rongga dalam mulutnya dan diapun membalas ciumanku. Ibu Ning sampai tersengal-sengal menahan nafas.
“Doni…. Sudah ya…. Don…. nanti ada yang melihat kita bisa bahaya… “ kata Ibu Ning menyadarkanku sambil melepaskan pelukanku.
“Tapi Ibu Ning sayangkan pada Doni…” kataku penuh harap sambil memegang tangannya.
“Iyaaa…… iyaaa… Ibu Ning juga sayang sama Doniii…..” kata Ibu Ning lembut dan tersenyum. Hari itu aku merasa sangat bahagia sekali karena Ibu Ning, tetanggaku yang ayu, putih dan seksi telah menerima perasaan cinta dan sayangku.
Entah mengapa pada diri wanita tetanggaku yang telah berusia setengah baya ini kutemukan rasa cinta dan sayang yang begitu menggelora dalam dadaku. Siang itu kami lalui dengan kebahagian hingga Dewi pulang sekolah dan meminjamkan buku catatan yang harus aku fotocopy biar aku gak ketinggalan pelajaran karena membolos.
Hari Minggu pagi ini aku sengaja mampir kerumah Dewi untuk mengajaknya jalan-jalan pagi sambil berolah raga di Alun-alun Kabupaten dan ternyata sambutannya sungguh tak terduga karena seluruh anggota keluarga Dewi ikut jalan-jalan pagi. Pak Achmad dengan kaos training kuning terlihat mencolok karena kontras dengan warna kulitnya yang hitam legam. Baru beberapa putaran telah membuat Pak Achmad kepayahan dan beristirahat dibawah pohon yang rindang.
“Waahh…. Waahhh…. Husss…. !” …dengus nafas Pak Achmad…..
“Aduuuuhh….. hehhhh….. capek banget Don, Bapak istirahat dulu ya…. Capek..” Kata Pak Achmad kepadaku sambil mengangkat tangan kanannya.
“Pahh…. Wawan capek nih….. ikutan istirahat ya…” Kata Mas Wawan yang baru tiba setelah lari beberapa putaran. “Don, kamu masih kuat….??” Sambungnya.
“Aku sih lumayan cape juga tapi….. ntar aja istirahatnya…” sahutku tersenyum.
“Yah… udah sana lari lagi sambil jagain mama dan adik-adikku ya….” Kata Mas Wawan sambil mendorongku untuk segera lari lagi.
“Ok. Mas…. Siip dah…” kataku sambil lari menyusul Ibu Ning, Dewi, Mbak Anna dan Mbak Sintha. Setelah beberapa saat mengejar maka aku berhasil menjajari Ibu Ning. Dia tersenyum manis sambil memandangku penuh keteduhan. “Lhooo…koq Ibu Ning sendirian aja…mana yang lainnya…??” tanyaku pura-pura cemas.
“Gak…papa koq…. mereka udah lari jauh didepan…” kata Ibu Ning
“Waduhhhh……. Gawat…. ??” kataku dengan mimik wajah cemas sambil memandang wajah Ibu Ning.
“kenapa Donnn…. “ Tanya Ibu Ning penuh kebingungan
Dengan muka serius aku menjawab “Wahhh…. bisa gawat nihhh…gimana jadinya klo ada orang jahat yang iseng menculik Mamanya, mereka pasti akan merasa kehilangan Ibunya yang cantik dan seksi ini…” Tapi biar gak ada yang berani menculik maka biarlah saya akan mengawal mama mereka yang ayu dan seksi ini…” kataku sambil tertawa lucu dan menjajari langkah Ibu Ning.
Ibu Ning hanya tersenyum sambil terus berlari-lari kecil, b4d-4nnya yang seksi bergerak-gerak gemulai dan aku terus memandangi sepasang p4-yd4-r4nya yang besar dan montok yang bergerak naik turun saat kakinya bergerak.
“Huusss….. huusss…… “ Kata Ibu Ning sambil mengibaskan tangan kirinya ke wajahku untuk mengalihkan pandangan mataku yang terarah ke p4-yd4-r4nya yang montok, besar dan menggiurkan.
0 Komentar