Malam pertama itu kami ulangi tiga kali lagi pergumulan nikmat itu. Beruntung malam itu kami masih kuat bertahan tak lepas cd, meski cd yang kami pakai sudah kuyup terkena air mani berkali-kali. Kami tak dengar lagi bel makan pagi karena saat itu masih terlelap. Bangun sekitar jam 10 siang kudapati tubuh kami masih berpelukan. Susuku yang berbeha nomor 36 menempel lekat di dadanya. Cahaya remang-remang dari jendela kaca membuat wajahku memanas, malu. Kalau semalam kami tak saling melihat wajah karena gelap aku masih bisa menahan malu, maka siang ini kami harus bertatap muka. Kuperhatikan Bima yang terpejam. Gila! Tubuhnya benar-benar seperti Bima dalam pewayangan. Besa r, kekar agak hitam dengan rambut di dadanya. Dadaku berdesir setiap kali rambut itu menerpa putingku. Perlahan kulepaskan diriku dari pelukannya dan dia kudorong sampai telentang. Tonjolan di balik cd-nya dan helai-helai rambut yang mencuat dari cd itu menjanjikan suatu kenikmatan yang?. ah, mestinya tak boleh kubayangkan. Dan beruntung memang semalam aku belum merasakannya kecuali dari luar cd. Aku tak bisa membayangkan barang itu menusukku. Perlahan aku menuruni ranjang.
?Mau kemana, bu?? Mendadak Bima terbangun dan menarik tubuhku kembali dalam pelukannya.
?Mau mandi, Bim,? jawabku.
?Nanti sajalah, bu, agak sore saja. Hari ini aku mau kita di ranjang ini saja. Kalau ibu lapar bisa makan roti yang sudah kubeli.? Aku tak berdaya ketika Bima menggulingkan tubuhku kembali ke ranjang. Menelentangkanku lalu memanjat dan menunggangikuku lagi. Ufhh? lagi-lagi tetek montokku jadi bulan-bulanan mulutnya, demikian pula tekanan-tekanan pada vaginaku membuat pahaku semakin terkangkang lebar. Sedikit demi sedikit gairahku meletup lagi, terlebih setelah merasakan tonjolan zakar Bima menggesek-gesekku dengan ketat.
?Bim, lama-lama aku nggak kuat kalau dirangsang begini terus?? bisikku.
?Kalau nggak kuat ya tinggal dikeluarin saja to, bu,? jawabnya sambil mencucup putingku dan menyedotnya.
?Maksudku, aku takut nanti jadi kepingin buka cd? egghh? jangan keras-keras, Bim?? desahku. Bima mengurangi tekanan di vaginaku.
?Aku kan sudah janji tak akan buka cd ibu. Tapi kalau ibu dengan sukarela buka sendiri ya bukan salahku lho? hehehe?? guraunya sambi mencium bibirku.
0 Komentar