Aku telungkup di lantai. Kukejap-kejapkan mataku mengusir cahaya kelap-kelip. Aku merasakan sesuau menindih tubuhku, tampaknya itu adalah tubuh Ibu Anna. Tangannya melepas tali pada celemek yang sejak tadi masih aku kenakan. Lalu dia membalikkan tubuhku. Tangannya bekerja dengan cepat melepas ikat pinggangku. Selama dia melakukannya aku tidak berbicara apa-apa. Jika tadi aku takut dia akan melaporkanku, kini aku takut jika dia kembali menamparku. Tamparannya benar-benar keras, sampai sekarang aku masih merasakan pipiku panas terbakar dan kepalaku berdenyut-denyut karenanya.
Ibu Anna mencoba mengikat kakiku dengan ikat pinggang yang berhasil dilepasakannya dari celanaku. Aku mencoba memberontak setelah mengetahui apa yang akan dilakukannya namun terlambat, dia sudah mengikat dengan kuat kedua kakiku. Dia melibat kedua kakiku dengan ikat pinggangku lalu menguncinya.
“Bu kenapa?” aku ingin bertanya banyak hal namun cuma itu yang keluar dari mulutku.
“DIAM!” bentaknya.
Kemudian dia melakukan sesuatu yang tidak terduga. Dia melepaskan celana pendeknya lalu masih tetap di hadapanku dia melepaskan celana dalamnya juga. Dengan tanpa halangan aku dapat melihat vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Dengan cepat dia melepaskan tali pada celana pendeknya lalu dia membawa tali itu bersama dengan celana dalamnya ke arahku. Penisku dengan cepat menegang melihat pemandangan di depanku itu. Dengan tangannya Ibu Anna menjepit hidungku dengan pelan. Untuk menghirup udara aku membuka mulutku dan pada saat itulah tangannya mencengkram pipiku, kemudian dengan kasarnya dia memasukkan celana dalam yang bekas dipakainya itu ke dalam mulutku. Dia menekan-nekan celana dalam itu dengan keras sehingga membuatku hampit tersedak. Tidak hanya sampai disana, setelah celana dalam itu masuk seluruhnya dalam mulutku dia mengikatkan tali yang tadi dibawanya melingkari mulutku yang tersumpal celana dalam itu lalu mengikatnya. Kini meskipun aku berusaha sekuat tenagaku aku tidak bisa mengeluarkan celana dalam itu dari mulutku....
0 Komentar