Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

BUDAK SEX BU ANA #5



“Sudah Bu,” kataku padanya.

“Benar sudah semua?” tanyanya memastikan.

“Iya Bu,” jawabku.

“Bagus, sini ikut Ibu,” katanya padaku sambil berdiri.

Aku berjalan mengikuti dibelakangnya. Dia membawaku kekamar, sepertinya itu adalah kamarnya karena itu merupakan kamar satu-satunya di rumah ini. Tampaknya Ibu Anna tinggal sendirian dirumah ini. Aku segera berpikir yang tidak-tidak ketika memasuki ruangan itu. Tanpa kusadari penisku mulai menegang karena fantasiku. Ruang kamar tidur itu luas sekali, didalamnya ada kamar mandi yang pintunya hanya berupa kain plastik yang bisa digeser seperti diruang untuk mencoba baju di mal-mal.

Ada satu hal yang menarik perhatianku, ruangan ini tidak seperti ruangan wanita yang pada umunya rapi. Ruangan ini berantakan. Ada baju kotor dimana-mana. Aku berpikir pastilah aku disuruh membersihkan ruangan ini.

“Besok saya akan melaporkan perbuatan kamu pada kepala sekolah,” kata Ibu Anna padaku.

Aku terkejut mendengar perkataannya. Aku menatapnya dengan pandangan tidak percaya.

“Tapi Bu.,” kataku padanya.

“Diam!” bentaknya dengan marah.

“Tapi Ibu bilang..,”

“PPLLAKK!!” Sebuah tamparan keras mengenai pipiku.

“Diam!” bentaknya lagi.

Aku terdiam sambil tanganku mengusap-usap pipiku yang panas.

“Perbuatan kamu kemarin benar-benar kurang ajar, tidak ada hukuman yang sebanding dengan perbuatanmu,” katanya padaku.

Dia terdiam sejenak.

“Sekarang kamu pulang!” katanya padaku.

“Saya bersedia dihukum apa saja Bu” kataku padanya dengan cepat.

Dia kembali terdiam, tampaknya sedang menimbang-nimbang perkataanku.

“Apa saja?” tanyanya.

“Iya Bu apa saja,” jawabku yakin.

“Baik mulai sekarang kamu lakukan apa yang Ibu suruh, jangan sekali-kali melawan,” katanya padaku.

“Baik Bu,” jawabku sedikit kesal.

Aku melihatnya tersenyum padaku. Aku menatap matanya seakan menunggku apa yang akan dia perintahkan padaku.

“Kebelakangkan tangan kamu,” katanya padaku.

Aku menuruti perintahnya meskipun aku heran sekali mendengar perkataannya. Ibu Anna berjalan kebelakangku dan tangannya dengan lembut memegang kedua tanganku yang terletak dibelakang. Jantungku berdetak cepat merasakan tangan lembutnya memegang tanganku, bahkan tangan Bu Anna yang lain meremas-remas pantatku. Aku merasa terkejut dan tidak nyaman dengan perlakuannya, namun aku tidak berani berkata apa-apa. Meskipun Ibu Anna dibelakangku aku dapat merasakan dia sedang mengerjakan sesuatu dibelakangku. Aku tidak berani menoleh kebelakang karena aku tahu Ibu Anna bisa sewaktu-waktu berubah pikiran, maka itu sekarang ini aku lebih baik tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkannya.

Dengan cepat Ibu Anna selesai mengikat kedua tanganku. Ketika aku sadar apa yang terjadi padaku aku memberanikan diri melihat apa yang terjadi padaku. Aku melihat kedua tanganku diikat dengan sesuatu, tampaknya itu adalah sebuah BH berwarna putih.
Aku mencoba menggerakan kedua tanganku, tapi nampaknya Ibu Anna mengikat dengan benar-benar kuat

Terkejut dengan keadaanku, dengan cepat aku membalikkan badanku sehingga berhadapan dengannya. Sebuah tamparan keras mengenai wajahku sesaat sebelum aku mengucapkan sesuatu. Kali ini Ibu Anna menampar dengan sekuat tenaganya. Tidak siap akan hal itu akupun kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab dilantai.

“DIAM! Jangan banyak bicara,” bentaknya padaku....

Posting Komentar

0 Komentar