Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

BUDAK SEX BU ANA #7


Setelah sesaat aku baru merasakan rasa asin dimulutku. Aku yakin asalnya dari celana dalam itu. Aku memang tidak pernah merasakan cairan wanita, namun dari artikel yang pernah kubaca, cairan itu berasa asin. Dengan puas Ibu Anna melihat hasil pekerjaannya pada diriku. Melihat hasil pekerjaannya yang cepat pastilah hal ini sudah direncanakannya. Aku terbaring tak berdaya. Kedua tanganku terikat dengan kuat, demikian pula dengan kakiku. Mulutku tersumbat penuh oleh celana dalam miliknya.

Kancing kemejaku sudah dilepaskan semua olehnya. Dada telanjangku terpampang dengan jelas. Ibu Anna tidak berhenti sampai disana. Tangannya dengan cepat membuka kancing celana jeans yang kukenakan, membuka retsletingnya lalu dengan cepat memelorotkan celana itu sampai kelututku. Kini praktis tinggal celana dalam berwarna hitam yang masih menutupi tubuhku. Penisku yang tegang tercetak jelas disana. Ibu Anna melihatnya dengan pandangan mengejek ke arahku. Dengan sekali tarik celana dalam itu merosot sampai ke lututku. Aku berusaha menggerakkan tubuhku kesamping untuk menutupi ketelanjanganku. Aku malu sekali akan keadaanku sekarang apa lagi di hadapanku adalah Ibu Anna, guru yang kusukai.. Dulu.

Ibu Anna dengan santainya menahan pinggulku dengan telapak kakinya, praktis aku sudah tidak bisa bergerak lagi. Perlahan telapak kaki Ibu Anna bergerak ke arah penisku yang tegang. Dengan lembut dia mengusap-usap penisku dengan kakinya, lalu kakinya perlahan bergerak ke testisku. Dengan jari-jari kakinya dia memainkan testisku.

Aku menatapnya seakan tidak percaya bahwa dia adalah Ibu Anna yang selama ini kukenal. Aku merasa sakit oleh karena perbuatannya, namun yang lebih kurasakan adalah rasa malu.

“Enak ya?” katanya padaku sambil tersenyum.

“Mpphh.. Mpphh,” aku berusaha mengatakan sesuatu namun sumpal dimulutku tidak memungkinkan aku untuk mengeluarkan suara yang bisa dimengerti.

Ibu Anna berjalan menujuku sampai berada dekat sekali denganku. Dengan perlahan dilepaskannya kaos yang dikenakannya. Aku melihat dia mengenakan BH warna hitam. Tak sampai disana dia juga melepaskan BH itu. Di hadapanku Ibu Anna telanjang bulat, hanya sepatu kets warna putih dan kaos kaki yang masih dikenakannya. Aku dapat melihat tubuhnya yang berkilat akibat keringat yang mengalir deras ditubuhnya.

Suatu pemandangan yang sebelumnya kuanggap mustahil kulihat dikenyataan. Ibu Anna belum pernah menikah, maka itu tubuhnya masih langsing di usiannya. Ukuran buah dadanya juga sempurna dengan tubuhnya. Tangannya membawa BH yang tadi dilepaskannya ke arah wajahku. Dia menggunakan benda tersebut untuk menutup mataku lalu mengikatnya dibelakang kepalaku. Pandanganku hampir seluruhnya tertutup oleh BH itu, hanya bagian sudut mataku saja yang masih bisa melihat, itupun terbatas...

Posting Komentar

0 Komentar