Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku, apakah Ibu Anna demikian mendendamnya padaku akibat perbuatanku waktu itu. Aku merasakan ada tangan yang mencengkram rambutku.
“Bangun kamu anjing!” bentak Ibu Anna.
Sebenarnya aku tidak mempunyai keinginan untuk membantah perkataannya, namun ikatan ditanganku terlebih di kakiku tidak memungkinkanku untuk dapat berdiri.
“Mp.. MMm.. PPHhH..” aku mencoba menjelaskan pada Ibu Anna.
“PPLLAAKK!!” sebuah tamparan keras mendarat di pipiku.
“BANGUN!!” bentaknya keras.
Dengan segenap tenaga aku berusaha untuk bangun, akhirnya setelah dibantu oleh Ibu Anna akhirnya aku bisa berdiri. Dengan kasar Ibu Anna mencengkram penisku yang tegang, dapat kurasakan kuku-kukunya mengenai permukaan kulit penisku. Dengan mencengkram penisku Ibu Anna memaksaku untuk berjalan mengikutinya. Tentu saja ikatan pada kakiku tidak memungkinkanku untuk bergerak dengan leluasa. Dengan terseok-seok aku mengikuti langkah Ibu Anna. Untung saja ia tidak membawaku jauh, aku hanya merasa berjalan beberapa langkah. Dengan tiba-tiba tubuhku didorongnya hingga terhuyung kebelakang. Aku merasa terkejut dan bersiap-siap untuk jatuh ke lantai.
Ternyata aku tidak terjatuh ke lantai, melainkan ke ranjang. Dengan susah payah Ibu Anna membuat tubuhku berada di tengah-tengah ranjang itu. Karena perbuatannya penutup mataku bergeser sedikit. Ibu Anna menyadarinya lalu kembali membetulkan letak BH itu. Sesaat aku terdiam dalam posisi tersebut. Aku tidak tahu apa rencana Ibu Anna padaku, maka itu aku diam saja tidak bergerak.
“CCTTAARR!”
Tubuhku tersentak kaget. Aku merasakan perih pada pahaku.
“CCTTAARR! “CCTTAARR! CCTTAARR!”
Bertubi-tubi aku merasakan perih pada tubuhku. Aku tidak tahu apa yang digunakan Ibu Anna untuk mencambukiku. Aku berusaha berguling-guling untuk menghindari pukulannya. Ibu Anna tidak peduli, dia terus mencambukiku dengan sangat keras. Hingga akhirnya aku terpojok pada sudut ruangan itu. Dan aku pun menjadi bulan-bulanannya. Dia terus mencambukiku sampai sekitar 30 kali baru berhenti. Entah karena dia kelelahan atau apa, yang pasti aku sangat lega dia menghentikan mencambukiku. Hampir seluruh tubuhku terkena pukulannya. Rasa perih dan panas berdenyut-denyut di seluruh tubuhku....
0 Komentar